jpnn.com - MEDAN - Setelah sempat melakukan aksi di rumah dinas Kapolda Sumut, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo pada Jumat (29/5) malam, puluhan calon siswa bintara Polri yang merasa tidak puas dengan hasil pengumuman kelulusan mendatangi rumah Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Wakapoldasu), Brigjen Pol Ilham Salahudin, di Jalan Imam Bonjol, Sabtu (30/5) sore.
Massa yang diperkirakan berjumlah 50 orang, datang dengan mengenakan pakaian hitam putih, usai komplain di sekolah polisi negara (SPN) Sampali, Jalan Bhayangkara, Medan.
BACA JUGA: Terima Kasih Pak, Puluhan Orang Warga Binaan Direhabilitasi
Salah seorang calon siswi bintara, Tri Dea Fajrina (19) warga Jalan Sisingamangaraja menuturkan, kedatangan hanya ingin menanyakan hasil kelulusannya yang berbeda-beda. "Kami cuma mau nanya aja bang, kenapa hasil kelulusan calon polri ini berbeda-beda. Padahal, saat pengumuman berlangsung pada Jumat (29/5) dinihari, nama kami termasuk sebagai calon siswa yang lulus," katanya.
Menurut Tri, anehnya pada Jumat siang hasil tes berubah 180 derajat. "Yang tadinya tidak lulus malah dinyatakan telah memenuhi standar (TMS), inikan aneh bang," sebutnya.
BACA JUGA: Tempat Karaoke Ini Digeruduk Massa Berpakaian Serba Putih, Ada Apa Ya?
Senada dengan Tri, diungkapkan oleh Ardi (20). Penduduk Tanjung Morawa ini menduga pengumuman calon siswa bintara sarat indikasi permainan. "Kami menduga ini ada semacam permainan bang. Bisa saja kan punya kami ditimpa dengan yang tidak lulus sebelumnya," tutur Andi.
Selama hampir 30 menit massa berada di depan rumah dinas Wakapoldasu. Tak lama, Kapolsek Medan Baru, Kompol Ronny Nicolas Sidabutar tiba. Ronny yang mengenakan kaos biru langsung membubarkan paksa calon siswa bintara dan para orangtua yang ikut mendampinginya.
BACA JUGA: Empat Hari Razia, Polisi Tilang 800 Pengendara Sepeda Motor
"Saya minta anda bubar. Ini bukan tempat untuk menyampaikan pendapat. Jadi, silahkan bubarkan diri. Bapak ibu, saya minta bubarkan diri, karena ada tata cara dan prosedurnya, bukan begini caranya. Silahkan digeser kendaraannya masing-masing," teriak Ronny.
Semula, para calon siswa dan orangtuanya tidak memperdulikan himbauan Ronny. Mereka tetap bertahan di depan rumah dinas Wakapoldasu. "Kami cuma mau menyampaikan aspirasi pak, kemana lagi kami harus mengadu," cetussalah seorang siswa.
Menjawab itu, Ronny pun naik darah. Nada bicaranya langsung meninggi dan kembali mengusir para calon siswa polri tersebut. "Anda jangan menanyakan masalah Anda kepada saya. Tidak ada wewenang saya soal itu. Kalau mau komplain, silahkan temui panitianya dan ada tempatnya," jawab Ronny.
Melihat Ronny mengamuk, seorang wanita berkerudung biru berbaju bunga-bunga lantas menemuinya. Wanita tersebut mengaku merupakan orangtua siswa. "Bantu lah kami pak, kami cuma mau menyampaikan aspirasi saja pak," kata wanita tersebut.
Namun, mantan Kapolsek Medan Barat ini tak memperdulikannya. Ronny yang tampak marah lalu membubarkan para calon bintara tersebut. "Saya sudah bilang, saya hanya menjalankan tugas. Saya tidak mau masyarakat yang lewat sini terganggu gara-gara Anda semua. Jadi, sekali lagi saya minta bubar," teriak Ronny lagi.
Tak ingin terjadi kericuhan, orangtua siswa pun akhirnya mengalah dan membubarkan diri.
Sebelumnya, Jumat (29/5) malam rumah dinas Kapolda Sumut, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo, yang berada di Jalan Sudirman, Medan Baru digeruduk ratusan siswa/i pelamar bintara Polri. Mereka mendesak agar Kapolda Sumut memberikan transparansi soal perekrutan bintara baru tahun 2015.
Menurut para siswa, perekrutan bintara Polri tahun ini diduga sarat 'permainan'. Sebab, para siswa yang sebelumnya telah dinyatakan lulus, tiba-tiba kembali dinyatakan tidak lulus. (ris/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Tujuh Negara yang Ikuti Kongres Bahasa Melayu di Batam
Redaktur : Tim Redaksi