Camat Ikut Bakar Sarang Esek-esek

Sabtu, 15 Oktober 2011 – 09:49 WIB

CILEUNGSI –  Langkah tegas dilakukan Camat Cileungsi Eman SukirmanSetelah langkah-langkah persuasif menangani prostitusi di wilayahnya tak mempan, da memerintahkan langkah keras

BACA JUGA: Moratorium Ganjal Proyek 7 Mal

Kemarin, tujuh bangunan semi permanen di tengah perkampungan warga Empu RT 02 dan 03/6 Desa Situsari Kecamatan Cileungsi  yang biasa digunakan bisnis esek-esek, dibakar.

"Saya sudah beberapa kali menertibkan, dan seringkali bangunan yang dipakai bisnis lendir dibongkar
Tapi, para pemilik kembali membangun seolah menantang aparat,” tegas Eman.

Pembakaran gubuk mesum yang dikawal oleh 29 aparat gabungan, di antaranya, 8 personil trantib kecamatan, 8 personil anggota Polsek Cileungsi, 3 personil TNI dan 20 personil Linmas Kecamatan Cileungsi sebelumnya  mengikuti apel di halaman Kecamatan Cileungsi pukul 8:30 yang dipimpin langsung Eman Sukirman

BACA JUGA: Hari Ini, Festival Sunda Kelapa Digelar

Usai briefing, seluruh personil bergerak menuju Kampung Empu, RT 02 dan 03/6 Desa Situsari, Kecamatan Cileungsi yang pernah ditertibkan pada Minggu (15/9).

Melihat bangunan mesum yang kembali berdiri pasca dibongkar bulan lalu, seluruh personil ambil posisi dan membongkar secara manual
Namun, Eman yang mengaku kesal dengan kelakukan pebisnis esek-esek menyulutkan, api ke salah satu bangunan yang terbuat dari bilik bambu

BACA JUGA: Ancol Gelar Jambore Seni Rupa Nasional

Dalam hitungan menit, api merembet dan membakar tujuh bangunan mesum tersebut.

Tidak hanya bangunan saja yang dibakar, tapi seluruh fasilitas penunjang seperti, tempat tidur, kasur, bantal, dan tikar juga ikut dibakar agar pebisnis esek-esek jera“Kita bakar gubuk sama isi-isinya supaya mereka jera,” papar mantan Sekertaris  Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor itu.

Eman mengaku, tidak akan pernah bosan membongkar sarang prostitusi di wilayahnyaSelain tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), lokalisasi ini juga berdiri di tengah-tengah perkampungan warga

“Setiap ada indikasi bangunan yang sudah kita bongkar itu dibangun kembali maka kita juga tidak akan bosan untuk membongkar, bahkan membakarnya kembaliHal ini sesuai dengan komitmen Bupati Bogor Rachmat Yasin melalui program Nobat (Nongol babat),”tegasnya.

Dalam penertiban itu, tidak tidak ada perlawanan dari para pemilik, meskipun warga sempat membuat panik“Kita kawatir apinya menjalar ke rumah warga lainnya, karena banyak bahan-bahan yang mudah terbakar dan rumah warga yang terbuat dari kayu dan bilik bambu juga mudah terbakar,”terang Rohmat (45) warga sekitar yang terihat panik

Langkah tegas Camat Cileungsi Eman Sukirman mendapat dukungan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor Mukri Aji.  Ia menilai, pembakaran tersebut buah dari kekesalan warga yang sudah resah dengan keberadaan tempat maksiat di tengah-tengah pemukiman warga“Pemilik harus sadar hukum karena keberadaan tempatnya sudah diperingatkan berkali-kali,” ujarnya

Namun, lanjut Mukri, bukan berarti aksi pembakaran tersebut dibenarkanMenurutnya, aksi tersebut tidak perlu dilakukanTapi dia bisa memaklumi karena sudah berulang kali diperingatkan.

Pendapat berbeda dari Ketua DPRD Kabupaten Bogor Adjat SudrajatDia menyesalkan aksi pembejaran gubuk mesum itu.  “Kalau membongkar bangunan sah-sah saja dan itu biasanya dilakukan kepada bangunan tidak memiliki IMB atau sebagai tempat maksiatTapi kalau pembakaran itu tidak dibenarkan,” pungkasnya(sdk/bac/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Monorail Bisa Dilanjutkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler