Canangkan Desa Pinter di Perbatasan

Senin, 31 Agustus 2009 – 10:34 WIB
TARAKAN – Pemerintah makin bertindak nyata dalam mengatasi masalah perbatasanTerutama untuk perbatasan Indonesia-Malaysia

BACA JUGA: Mbak Tutut Masih Anggota PKPB

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Muhammad Nuh misalnya, menjanjikan sistem informasi safety belt
Informasi pengaman ini, merupakan program khusus untuk wilayah perbatasan di seluruh Indonesia.Program ini secara garis besar menggunakan informasi sebagai jaringan dan pembentuk keutuhan sabuk pengamanan bagi wilayah di perbatasan

BACA JUGA: Pencabulan, Kasus Tertinggi 2009

Tentunya dengan menyebarluaskan informasi-informasi nasional melalui berbagai media massa yang ada di Indonesia
Salah satunya adalah tayangan televisi nasional atau TVRI

BACA JUGA: Aparat Berastagi Gelar Sweeping

Stasiun pemancar TVRI kini sudah banyak didirikan di berbagai daerahYang teranyar, adalah di Kabupaten Nunukan.

“Tidak hanya TVRI yang hari ini kita resmikan, tapi juga TV-TV nasional yang lain, itu juga akan masuk kesitu dengan memanfaatkan TV berbayar, grupnya IndovisionKalau masuk ke Indovision, maka itu kan bisa TV apa saja,” jelas Muhammad Nuh kepada wartawan JPNN di Kaltim.

Di samping televisi, Depkominfo juga telah meresmikan pendirian beberapa stasiun pemancar radio dan program berbasis media komunikasi lainnya seperti Desa Berdering, Telepon Pedesaan dan Internet PedesaanSatu yang terakhir, dikenal luas dengan program Desa Pinter atau Desa Punya Internet.

“Desa Pinter baru akan diresmikan sebagianDan, dari sekian ratus desa, Alhamdulillah sudah ada yang rampungTermasuk di Kaltim, mudah-mudahan tahun ini sudah rampung semua,” ungkap Menkominfo Muhammad Nuh.Di Kaltim, ada sekitar 1.800 desa yang tersasar pada program ini, di mana 800 di antaranya merupakan desa yang belum terkoneksi dengan jaringan telepon selular, termasuk internet
Nuh mengharapkan, tahun ini 800 desa tersebut sudah terpasang jaringan internet, telepon dan lainnya.

“Insya Allah, 2009 lunas karena sekarang sudah dikerjakan,” singkatnya.Menkominfo menandaskan, upaya tersebut sekaligus membuktikan bahwa pidato Presiden SBY beberapa waktu lalu terkait dengan seluruh desa di Indonesia akan tersambung dengan jaringan komunikasi dan internet bukan sekadar program.

“Saya sering berkelakar apa sih bedanya kawan yang ada di Nunukan dan yang di Jakarta, merdekanya sama, negaranya sama, pemerintahnya sama, presidennya juga samaApa yang salah? Di Jakarta dan sekitar banjir fasilitas tapi yang di sini kekeringan fasilitasTapi tak perlu cari siapa yang salah, karena nanti tak kerja-kerja dan waktu habis percumaNah, inilah jawabannya,” urainya.Terlepas dari itu, lanjut Nuh, terkait dengan menjaga kedaulatan NKRI selain menggunakan pola kebijakan yang sifatnya langsung terkait dengan keadaan, kata Nuh tak ada yang paling baik selain kesejahteraan.

“Kesehjateraan itu harus dimulai dari pendapatan per kapita yang harus naik dan disitu harus ada pengembanganEntah itu potensi peternakan, pertanian atau lainnya yang harus dikembangkan sesuai dengan kekayaan dan sumber daya yang ada di perbatasan tersebut,” jelasnya.
Kedua, melalui pendidikan dengan memanfaatkan fasilitas internetDengan itu, proses pendidikan di perbatasan tak ada jurang atau gap yang terlalu mencolok dengan pendidikan di Jakarta karena dapat mengakses informasi yang sama.“Ketiga kesehatanDengan itu kita bisa memperkecil gap yang ada di perbatasan dengan daerah lainnyaYang penting mereka tak boleh diprovokasi, harus terus-menerus diperkuat tali ikatannya sebagai satu kesatuan NKRI,” tambahnya.

Sementara itu, terkait persoalan yang tersering terjadi antara Indonesia dan Malaysia seperti yang terbaru mengenai tarian Pendet, menurut Nuh agar penyelesaiannya lebih mengedepankan diplomasi“Ya, namanya keluarga dan lazimnya tetangga, seringkali pasti terlibat konflik tetapi sebagai rumpun besar yang terpenting, yang pertama adalah saling menghargai dan menghormatiTermasuk menghargai dan menghormati kewilayahan dan keutuhanOleh karena itu, bila ada persoalan-persoalan maka yang dikedepankan adalah diplomasi terlebih dahulu tidak emosinya yang dikedepankan,” terang Nuh.

Ia menegaskan, upaya tersebut bukan berarti memudarkan rasa dignity bangsa Indonesia.“Kita tetap punya rasa harga diri tapi dalam menyolusikannya, kita tetap mengedepankan jalur-jalur diplomasiOleh karena itu, kenapa hari ini kami datang ke sini itu antara lain agar masyarakat di perbatasan tidak menjadi orang asingKalau secara fisik sudah dibatasi oleh daerah asing, terus secara informasi juga asing maka nanti yang namanya safety belt-nya itu tidak ada lagi,” jelas Muhammad Nuh.(ndy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepulauan Mentawai Dibanjiri Dolar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler