Cantiknya Batur Organic Park di Antara Tambang Galian C

Senin, 10 Desember 2018 – 20:00 WIB
Batur Organic Park yang dikelola I Wayan Badan. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com - Ada suasana yang berbeda di sepanjang jalan Banjar Yeh Mampeh, Desa Batur Selatan, Bangli, Bali. Di antara deretan tambang galian c yang gersang di jalan itu, tersembunyi surga kecil, Taman Organik Batur (Batur Organic Park)

Kebun organik itu milik I Wayan Badan (47) seorang pegawai swasta yang banting setir jadi petani tanaman organik.

BACA JUGA: Indonesia Menyambut Baik Bahan Negosiasi untuk Para Menteri

Jika sepintas lewat jalan itu, mungkin Anda tak akan tahu ada taman asri yang harus dilewati gang jalan setapak kecil. Itu lah taman organik milik Badan.

BACA JUGA: Selamatkan Geopark Batur dari Tambang Galian C

Taman Organik Batur ini adalah salah satu binaan dari Universitas Udayana dan P3E Bali Nusa Tenggara KLHK. JPNN bersama jajaran P3E Bali Nusra berkesempatan untuk berkunjung ke surga hijau milik Badan tersebut.

"Ini adalah model paket teknologi SaBiCaiTaA. Sapi-Biogas, cacing tanah, ikan tanaman organik dan argowisata untuk melestarikan Danau Batur dan ekonomi kreatif petani," kata Badan pada JPNN.

BACA JUGA: Inilah Bukti Indonesia Terdepan Kesepakatan Perubahan Iklim

Berbagai jenis tanaman organik di tanam Badan di kebunnya. Mulai dari bawang, mangga, murbey, stroberi, buah naga. Tak hanya, dia juga mengembangkan berbagai jenis bunga yang sedang merekah di taman organik. Cantiknya.

Badan juga mengelola peternakan sapi, cacing dan tambak ikan. Badan mengatakan sudah mengembangkan taman organik ini sejak 1998 silam.

Sejak saat itu, dia terus mengembangkan berbagai inovasi untuk memajukan pertanian di Yeh Mampeh.

Salah satunya menerapkan agrowisata pola pertanian terpadu dengan memanfaatkan semua yang ada di taman itu.

"Prosesnya mulai dari kami beri makan sapi dengan rumput, kemudian kotoran sapi kami pakai untuk biogas dan budidaya cacing. Lalu bagian dari kotoran di cacing kami pakai untuk pupuk tanaman. Cacingnya dibudidayakan untuk menjadi obat. Jadi berputar pemanfaatannya," papar Badan.

Dia mengerjakan taman organik itu dibantu lima pekerja. Badan juga mengajak masyarakat sekitar agar bisa termotivasi mengembangkan pertanian terintegrasi ini.

Harapannya itu sekaligus untuk menghijaukan kembali lereng Gunung Batur. Suasana di taman organik ini dibuat Badan senyaman mungkin. Pasalnya sejumlah wisatawan sering kali berkunjung ke taman tersebut.

Pengunjung tak akan menyesal menghabiskan waktu di taman itu. Bisa menghirup udara segar, sambil menyegarkan mata dengan melihat berbagai jenis tanaman.

Banyak yang ingin membeli hasil kebun organiknya tersebut. Terutama sayur dan buah-buahan.

"Beberapa wisatawan luar negeri juga berkunjung ke sini. Sekaligus juga mereka melihat budidaya cacing yang kami lakukan," imbuhnya.

Saat ini kebun yang dikelola Badan ini ditanami 80 persen tanaman organik. Dia ingin memperluas kebunnya agar menanam semakin banyak tanaman pertanian yang bermanfaat untuk alam dan kesehatan. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Mangrove di Sekitar Pelabuhan Benoa Mulai Rusak


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler