Selamatkan Geopark Batur dari Tambang Galian C

Senin, 10 Desember 2018 – 18:00 WIB
Lereng Gunung Batur. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, BANGLI - Alam yang hijau akan rusak pada waktunya jika tidak dilestarikan manusia sebagai penghuninya. Ini yang perlu diingatkan pada warga di sekitar Gunung Batur, Kintamani, Kabupaten Bangli, Denpasar.

Pasalnya, sebagian sisi lereng gunung dengan ketinggian 1,717 meter itu sudah berlubang sana sini karena dikeruk untuk pertambangan pasir.

BACA JUGA: Duh, Mangrove di Sekitar Pelabuhan Benoa Mulai Rusak

Padahal lereng Batur termasuk dalam kawasan Geopark yang diakui dunia dan harus tetap dijaga kelestariannya.

"Setiap hari kita bisa lihat ekskavator di desa-desa sekitar lereng Gunung Batur mengeruk pasir, " ujar Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara Rijaluzzaman.

BACA JUGA: Seperti Diabetes, Alam Bali Cantik tapi Perlahan Digerogoti

JPNN pun berkesempatan secara langsung berkeliling di sekitar lereng gunung itu bersama sejumlah jajaran kepala P3E  Bali Nusra.

BACA JUGA: Slurrrp...Yuk Coba Minum Jus Cacing

Benar saja, terlihat di sisi lereng gunung itu, sebagian besar dipenuhi dengan truk-truk pengangkut pasir dari galian tambang.

Bentuk tanah di sekitarnya sudah tidak beraturan. Hanya sebagian sisi yang masih terlihat pepohonan. Sisanya hanya hamparan pasir yang gersang dan ekskavator yang lincah mengeruk.

Jika sudah tak bisa dikeruk, lokasi akan ditinggalkan para penambang. Mereka kemudian mencari lokasi baru.

"Padahal tanah di lereng gunung itu bagus untuk pertanian. Ditanam berbagai macam tanaman daripada jadi tambang yang lama-lama bisa membuat erosi dan longsor," tegas Rijal.

Saat mengelilingi lokasi tambang ilegal itu, JPNN sempat ditegur oleh penambang sekitar. Rupanya, mereka terganggu dengan keberadaan orang lain yang memotret kawasan rusak akibat tambang.

"Mau ngapain ke sini. Kenapa foto-foto," hardik seorang pria setengah baya pada reporter JPNN yang sedang mengambil gambar.

Beruntung pria itu hanya bertanya dengan nada keras tanpa bertindak berlebihan. JPNN dan rombongan pun langsung meninggalkan lokasi diiringi tatapan curiga sejumlah pekerja tambang.

Dari kunjungan itu terlihat jelas hampir sebagian tanah sisi desa-desa di lereng gunung tersebut dikeruk. Sisa tanah lainnya dipakai warga untuk lahan pertanian.

P3E Nusra menduga, pengerukan pasir yang dilakukan di lereng Gunung Batur ilegal. Ini karena ada perbedaan aturan antara kabupaten dan provinsi soal tambang di kawasan lereng Gunung Batur.

Oleh karena itu, P3E Nusra sudah memberikan rekomendasi pada pemda setempat agar menyinkronkan perda soal tambang sehingga bisa menyelamatkan lereng Gunung Batur dari galian c. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tambang Galian C Bikin Lereng Gunung Batur Tak Lagi Hijau


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler