PASURUAN - Pasca aksi penyerangan di Yayasan Pesantren Islam (YAPI) Al-Ma'hadul Islami di Desa Kenep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Selasa (15/2) lalu, semua komponen bergerak mendinginkan suasanaKemarin (16/2) Wabup Paripurna bareng muspida menggagas pertemuan para tokoh Aswaja dengan pengurus YAPI
BACA JUGA: JAI Tuding Fatwa MUI Jadi Pemicu Penyerangan
Pertemuan itu menghasilkan lima kesepakatan.Upaya mempertemukan dua kelompok itu dilakukan di pendapa Kabupaten Pasuruan
BACA JUGA: Kasus Syamsul Besar, ICW Maklumi KPK Lamban
Sekitar pukul 12.30, pembahasan masalah tersebut bisa dimulai
BACA JUGA: Alumni Sekolah Pamong Praja Ingin Masuk Rekor MURI
Sebagian besar tokoh aswaja, maupun pengurus YAPI menyempatkan diri hadir dalam pertemuan tersebut.Di antara tokoh Aswaja (ahlussunnah wal jamaah) yang terlihat adalah Nur Fuadi, Munir Sokhih, Muhammad Basir, KHNur Cholis, Agil Abdullah, dan Achmad ShodiqSementara di pihak pengurus YAPI, tampak hadir MAlwi, Ustadz Muchsin, MBakar Al-Habsyi, serta HasyimWartawan, sudah nyanggong cukup lama di sekitar pendapa, demi mendengarkan langsung peristiwa penting ituNamun sayangnya, pertemuan itu dinyatakan tertutup untuk media.
"Untuk pers, kami mohon maafPembicaraan tidak bisa langsung dijadikan konsumsi publikNanti akan ada konferensi pers khusus," pinta Wabup Eddy Paripurna, mengusir secara halus para awak media yang sudah bersiap-siap memantau pertemuan ituCukup lama, dialog seputar masalah penyerangan pondok YAPI berlangsung di dalam rumah dinas Bupati PasuruanSemua akses pintu masuk, ditutup rapatBahkan suara para tokoh yang menyampaikan pendapatnya dalam pertemuan itu, tidak sampai bocor keluar.
Setelah hampir 2,5 jam pertemuan itu berlangsung, barulah wartawan diperbolehkan masukKetika itu, telah dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama, yang dinyatakan sebagai hasil pertemuan
Sebelum konferensi pers berlangsung, wartawan masih sempat mengkonfirmasi langsung Ketua Jamaah Pengajian Aswaja KHNur CholisTokoh sentral, dalam Aswaja tersebut menyangkal jika aksi kerusuhan itu atas instruksi jamaah"Memang yang terlibat permasalahan ini adalah anggota jamaah AswajaTapi bukan atas instruksi organisasiSaya ini ketua AswajaTidak pernah mengeluarkan perintah macam-macamHanya menggelar pengajian amar ma'ruf nahi munkar," ungkapnya.
Bahkan, tambahnya, dalam setiap pengajian Aswaja, seluruh anggotanya diingatkan untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa memicu konflikBaru mengutarakan penjelasannya secara singkat, wawancara itu sudah dipotong oleh dinas infokom Kabupaten Pasuruan"SudahLebih baik langsung konferensi persKami telah menyiapkan tempat khusus untuk itu," ujar Kadis Infokom Suharto.
Beberapa saat kemudian, para tokoh Aswaja itu menggelar konferensi persDidampingi Wabup Eddy Paripurna dan Kapolres Pasuruan AKPB SyahardiantonoTapi, diantara mereka tidak tampak satupun tokoh perwakilan dari pondok YAPIWabup Eddy, menjadi juru bicara dalam konferensi pers tersebut"Kami sangat menyesalkan kejadian tersebut," kata wabup.
Dia juga mengutarakan kesepakatan bersama, yang telah ditandatangani semua pihak yang hadir siang kemarinAda lima poinSelain menyesalkan kejadian tersebut, mereka juga menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukumUntuk memproses peristiwa tersebut secara obyektif dan adil, sesuai hukum yang berlaku.
"Kami juga mengharapkan agar semua kalangan tetap menjaga ketenangan, dan kondusivitas daerah," tandas Wabup Eddy Paripurna.
Dalam kesepakatan itu juga ditegaskan, para pihak yang sepakat akan saling menghormatiMereka juga wajib mengendalikan umatnya agar tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawabMereka juga sepakat untuk tidak melakukan konvoi, dengan membawa atribut yang bisa memicu keributan terhadap kelompok lain
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Badrodin Haiti menyebut aksi penyerangan yang terjadi di Ponpes YAPI pada Selasa (15/2) siang, murni spontanitasIni diungkapkan Kapolda usai pertemuan tertutup di pendapa Kabupaten Pasuruan, Selasa malam.
Beberapa jam setelah peristiwa tersebut, tepatnya mulai sekitar pukul 21.00 di pendapa Kabupaten Pasuruan digelar pertemuan tertutupDihadiri jajaran Muspida, para tokoh ulama, Kapolres AKBP Syahardiantono, bahkan Kapolda Irjen Badrodin Haiti
Setelah rapat itu Kapolda memberi keterangan kepada mediaIa menegaskan bahwa aksi penyerangan yang terjadi di Ponpes YAPI murni aksi spontanitas"Hanya spontanitas, usai pulang pengajian dari Singosari, Malang," ujarnya
Menurutnya, massa yang baru pulang pengajian tersebut memang sempat mendengarkan ceramah yang membahas masalah syiahTapi, penceramah tidak pernah menyuruh massa untuk melakukan penyeranganKarenanya, aksi penyerangan itu murni karena spontanitas.
Dijelaskan, saat itu sekelompok massa yang diketahui berbendera Aswaja, konvoi dari arah Singosari menuju BangilSesampainya di depan Ponpes YAPI, massa sempat mengejek para santri yang tengah bermain di halaman ponpesDari situ, aksi pelemparan dimulaiKarena merasa tidak terima diserang, anak-anak YAPI melakukan perlawanan balik.
Menurut Kapolda, saat itu ada dua petugas berpakaian preman yang ada di lokasiBahkan sempat dimuntahkan dua kali tembakan peringatan oleh petugasUsai kejadian, ada tiga penyerang yang diamankan petugas"Status mereka masih dalam penyidikan, 1 x 24 jam baru bisa ditetapkan sebagai tersangka," jelas Kapolda malam itu
Apakah jumlah tersangka bisa bertambah? Kapolda menjelaskan itu tergantung hasil penyidikanSedangkan Kapolres Pasuruan AKBP Syahardiantono yang mendampingi Kapolda menjelaskan inisial ketiga terperiksaMereka adalah UB, MZ dan DN. Ketiganya diketahui warga Bangil dan usia mereka diperkirakan sekitar 20 tahun.
Sementara itu, dalam pertemuan di pendapa itu juga dihasilkan lima poin pentingWabup Pasuruan Eddy Paripurna menyatakan, poin-poin penting itu ialah bahwa mereka menyesalkan dan prihatin atas kejadian tersebutKarenanya mereka minta aparat penegak hukum agar memproses kejadian itu secara obyektif dan adil, sesuai hukum yang berlaku, serta memperhatikan akar persoalannya.
Berikutnya mereka minta semua pihak menjaga ketenangan dan kondusifitas keamanan dan ketertiban di wilayah kabupaten PasuruanPara tokoh juga diminta saling mengendalikan umatnya agar tidak terpancing isu-isu yang tidak bertanggung jawabTerakhir, media massa juga diminta ikut serta meredam dan menyejukkan suasana Kabupaten Pasuruan"Kami harapkan peran masyarakat," jelas Wabup(via/d7x/yud)
Lima Poin Kesepakatan Bersama Pascapenyerangan di Ponpes YAPI
1Menyesalkan dan prihatin atas kejadian dimaksud
2Menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk memproses secara obyektif, dan adil sesuai dengan hukum yang berlakuSerta memperhatikan akar persoalannya
3Menjaga ketenangan dan kondusifitas keamanan, dan ketertiban di wilayah Kabupaten Pasuruan
4Para pihak sepakat untuk saling menghormati, dan mengendalikan umatnyaAgar tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang tidak bertanggung jawab
5Sepakat untuk tidak melakukan konvoi dan membawa atribut-atribut yang dapat memicu keributan terhadap kelompok lain, pada saat melakukan kegiatan keagamaan/pengajian
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kloter II TKI Overstayer Tiba Jumat Depan
Redaktur : Tim Redaksi