Demikian diungkapkan, Brad Adams, direktur Asia Human Rights WatchHRW hari ini menerbitkan laporan dengan 16 halaman yang berjudul, “Saya Bikin Salah Apa?: Kopassus Siksa Orang Papua di Merauke”
BACA JUGA: Komnas Perempuan Siapkan 8 Agenda
Laporan terebut merekam prilakuan tentara Kopassus di Merauke, ujung tenggara Papua“Mengingat kaitan erat mereka dengan militer, sangatlah positif bila para calon presiden dan wakil mengakui kelakuan buruk Kopassus dan mengecamnya, serta menjanjikan investigasi,” kata Adams
BACA JUGA: KTP Bisa Dipakai pada Pemilu 2014
“Jika militer Indonesia serius melakukan reformasi, seyogyanya mereka akan melakukan investigasi dan minta pertanggungjawaban perwira Kopassus yang terlibat pada kasus Merauke maupun pada kasus-kasus lain.”HRW mencatat walau militer Indonesia sering mengatakan mereka tak lagi terlibat politik namun pengaruh militer masih kuat
BACA JUGA: JK Siapkan Moratorium Privatisasi
Kopassus kini dipimpin Mayor Jenderal Pramono Edhie Wibowo, adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan putra komandan baret merah pada 1960an Letjen Sarwo Edhie Wibowo.Prabowo Subianto, calon wakil presiden dari Megawati Sukarnoputri, adalah mantan komandan Kopassus, dan perwira berpengaruh di Timor Timur pada 1983 dan 1988-1989Pada 1998, dia diberhentikan dari dinas militer karena keterlibatan Kopassus dalam berbagai pelanggaran hak asasi manusia zaman Presiden Soeharto berkuasaPada 1981, Prabowo mendapat pelatihan pasukan khusus di Amerika SerikatSedangkan Wiranto, setelah menunaikan tugas sebagai Ajudan Presiden Soeharto, kariernya melesat dengan cepat sehingga pada tahun 1998 ditunjuk sebagai Panglima TNI.(lev/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Visi Capres Soal Perumahan Diragukan
Redaktur : Tim Redaksi