Capres Terpilih Menang Tipis, Potensi Rusuh Menguat

Minggu, 06 Juli 2014 – 21:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pemilu presiden (pilpres) 2014 terancam berujung konflik apabila kemenangan calon presiden (capres) terpilih dan rivalnya berbanding tipis.

Pakar psikologi politik, Hamdi Muluk menilai, kubu capres yang kalah berpotensi melakukan aksi balas dendam apabila selisih perolehan suara pilpres 2014 tak berbeda jauh.

BACA JUGA: Kecurangan di Pilpres Bakal Lebih Massif

"Saya juga melihat kalau ada yang pihak-pihak yang kalah mau balas dendam itu bisa memunculkan konflik lebih besar. Selain itu juga kalau marginnya menangnya hanya terpaut tipis maka potensi rusuhnya juga lebih besar," kata Hamdi usai acara diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (6/7).

Hamdi menambahkan, pemilu yang berjalan fair tanpa kecurangan mutlak dilaksanakan apabila ingin menghindari konflik. Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia ini mengingatkan agar pemerintah terus berkomitmen dalam melaksanakan pemilu yang bersih.

BACA JUGA: Tak Ada Jaminan Kader Demokrat dan Golkar Dukung Prabowo-Hatta

"Pelaksanaan pemilu jangan sampai ada kecurangan agar lebih fair sehingga tidak ada yang rusuh," ujarnya mengingatkan.

Di lokasi yang sama, mantan politisi Partai Golkar Poempida Hidayatullah menegaskan pentingnya penguatan saksi-saksi di tempat pemungutan suara (TPS) untuk menghindari kecurangan.
Dengan demikian, setiap indikasi manipulasi bisa segera ditindaklanjuti oleh pihak berwenang.

BACA JUGA: Riset: Serangan Udara Dua Capres Masih Berimbang

"Kita jaga TPS, kuatkan monitoring, kalau ada kecurangan atau sifatnya pengkondisian di lapangan, itu bisa kita laporkan secepat mungkin," ujar politisi yang mendukung pasangan capres nomor urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla ini. (dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gandeng Komunitas Kampus dan Manfaatkan IT untuk Tekan Kecurangan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler