jpnn.com - JAKARTA - Upaya untuk menekan potensi kecurangan di pemilu presiden terus dilakukan berbagai pihak. Lembaga Founding Fathers House (FFH) termasuk yang proaktif menekan potensi kecurangan.
Dengan menggandeng komunitas dari berbagai perguruan tinggi ternama di Jawa Tengah (Jateng), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Timur (Jatim), FFH memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (TI) untuk melakukan pemantauan sekaligus penelitian. Menurut Sekjen FFH, Syahrial Nasution, pihaknya akan menyebar ratusan relawan yang berasal dari kalangan perguruan tinggi ke sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). Relawan itu nantinya dibekali dengan aplikasi Matar.
BACA JUGA: Riset: Serangan Udara Dua Capres Masih Berimbang
“Kami melakukan penelitan dan pengawasan dengan menggunakan teknologi informasi. Kami sediakan aplikasi Matar, singkatan dari Mata Rakyat. Matar juga berarti Ibu Pertiwi dalam Bahasa Sansekerta,” kata Syahrial di Jakarta, Minggu (6/7).
Dalam rangka memantau pilpres itu pula FFH menggandeng komunitas dari Universitas Negeri Semarang (Unes), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Diponegoro (Undip), Universitas PGRI Semarang, Universitas Stikubank Semarang, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), IAIN Sunan Ampel Surabaya, ITS, Universitas Pembangunan Nasional Veteran (UPN) Jatim, dan Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
BACA JUGA: Taruna Merah Putih Siap Menangkan Jokowi
Menurut Syahrial, FFH dan komunitas kampus akan mengawasi jalannya pemungutan suara di TPS-TPS menggunakan gadget berteknologi tinggi. Dengan aplikasi Matar pula maka tingkat partisipasi pemilih dapat diketahui dan hasil pemungutan suara bisa diperoleh melalui metode exit poll untuk hitung cepat alias quick count.
“Target kami adalah mengawal kualitas demokrasi agar berlangsung jujur dan adil. Sehingga, keberhasilan penelitian dan pengawasan Pilpres 2014 berbasiskan IT ini dapat mendorong dilaksanakannya e-voting pada Pemilu 2019 mendatang,” ucapnya.
BACA JUGA: Sebut PD Tak Mau Dukung Jokowi Karena Dikecewakan Megawati
Sedangkan peneliti senior FFH, Dian Permata mengatakan, pihaknya sudah mendapat lebih dari 400 relawan yang berasal dari komunitas kampus. Relawan itu akan disebar ke ratusan TPS yang rentan terhadap kecurangan dan potensi tarik-menarik suara di wilayah Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur.
“Penempatan ratusan relawan peneliti dan pemantau di wilayah itu didasari hasil survei terakhir FFH yang menunjukkan tingginya jumlah pemilih dan kuatnya tarik-menarik suara di antara kandidat presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Radjasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla,” kata Dian.
Merujuk pada hasil survei terakhir FFH, pasangan Jokowi-JK selalu menempati posisi suara tertinggi di Jawa Tengah dan DIY. Namun di Jawa Timur pertarungan menjadi sengit dalam memperebutkan suara nahdliyin.
Jokowi-JK yang didukung Ketua Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, bersaing dengan Prabowo-Hatta yang didukung partai koalisi yang besar dan Mahfud MD yang dekat dengan ulama kharismatik NU. “Kesimpulan kami penentu kemenangan dua kandidat presiden tersebut ada di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” papar Dian.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebut Prabowo Permalukan Diri dengan Pertanyaan soal Koperasi ke Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi