jpnn.com - JAKARTA - Selama masa kampanye pilpres 2014, ada 5.775 spot iklan TV capres yang tayang di televisi.
Sebanyak 2.900 spot iklan atau 50,2 persen menayangkan iklan pasangan capres yang diusung Partai Gerindra dan mitra koalisinya, Prabowo-Hatta, sedangkan sisanya, sebanyak 2.875 spot iklan atau sekitar 49,8 persen, menayangkan iklan capres yang didukung PDIP dan parpol koalisinya, Jokowi-Jusuf Kalla.
BACA JUGA: Gandeng Komunitas Kampus dan Manfaatkan IT untuk Tekan Kecurangan
Iklan sebanyak itu terbagi dalam 55 tema iklan capres. Sebanyak 28 tema diproduksi oleh kubu Prabowo-Hatta, sedangkan kubu Jokowi-JK menampilkan 27 tema iklan TV.
Demikian hasil monitoring dan riset Sigi Kaca Pariwara (SIGI) terhadap penayangan spot iklan TV (television commercial/TVC) yang masuk dalam kategori iklan kampanye capres-cawapres.
BACA JUGA: Taruna Merah Putih Siap Menangkan Jokowi
Monitoring dilakukan terhadap 13 stasiun TV nasional sepanjang hari selama periode kampanye pilpres mulai 4 Juni 2014 pukul 00.00 WIB sampai dengan 5 Juli 2014 pukul 24.00 WIB. Ke-13 televisi itu yakni RCTI, SCTV, Trans 7, Trans TV, Indosiar, TV One, Metro TV, ANTV, MNC TV, Global TV, TVRI, Kompas TV dan Net TV.
Direktur SIGI, Sapto Anggoro, menjelaskan dari kubu Prabowo-Hatta spot Iklan TV bertajuk ‘Garuda Merah’ menjadi tema iklan yang banyak ditayangkan, dengan frekuensi tayang mencapai 725 kali. Sementara darikubu Jokowi-JK, tema yang paling banyak digeber adalah ‘Siapkah Kita?’ yang mendapat porsi penayangan sebanyak 335 kali.
BACA JUGA: Sebut PD Tak Mau Dukung Jokowi Karena Dikecewakan Megawati
"Yang menarik adalah, tidak semua iklan TV kubu Jokowi-JK sepertinya berasal dari kantong partai koalisi PDIP. Ada beberapa TVC yang terpasang atas nama gerakan relawan pendukung Jokowi dan JK. Ada Relawan Laskar Biji Kopi, yang membuat 3 tema iklan TV dan memasang 70 spot iklan TV. Itu sudah menyumbang 2,5% dari total seluruh total spot iklan TV kubu Jokowi-JK," ujar Sapto, Minggu (7/7).
Dari distribusi penyebaran iklan, hasil monitoring menemukan beberapa stasiun TV terlihat dominan menayangkan iklan salah satu capres, dan di lain pihak timpang memberi porsi tayangan bagi kubu sebaliknya.
Hal ini berlaku baik bagi kubu Prabowo-Hatta ataupun kubu Jokowi-JK. Apakah ini terkait dengan kebijakan masing-masing pengelola televisi atau murni kompetisi bisnis periklanan televisi? SIGI tak punya jawaban.
MetroTV memberi proporsi tayangan spot iklan TV capres sebanyak 419 untuk pasangan Jokowi-JK, sementara Prabowo-Hatta hanya 91 spot. Hal sebaliknya terjadi di TV One. Proporsi spot iklan TV capres yang tayang di televisi yang baru-baru ini kantornya diserang pendukung Jokowi itu, lebih besar untuk Prabowo-Hatta dengan 254 spot, sedangkan untuk Jokowi-JK sebanyak 134 spot.
Sapto mengungkap tujuh dari 11 televisi lainnya lebih banyak menayangkan iklan untuk pasangan Prabowo-Hatta ketimbang Jokowi-JK. Ketujuh televisi nasional itu yakni, Trans 7 dengan iklan Prabowo-Hatta 296 spot banding Jokowi-JK 292 spot; MNC TV dengan iklan Prabowo-Hatta sebanyak 251 spot sementara Jokowi JK dengan 199 spot; Global TV dengan iklan Prabowo-Hatta sebanyak 275 spot, berbanding 145 spot untuk Jokowi-JK.
Kemudian ANTV iklan Prabowo-Hatta sebanyak 204 spot, Jokowi-JK sebanyak 109 spot; TVRI iklan Prabowo-Hatta sebanyak 162 spot banding Jokowi-JK dengan 70 spot; NET TV dengan iklan Prabowo-Hatta sebanyak 122 spot, sedang 23 untuk Jokowi-JK; terakhir, Kompas TV dengan iklan Prabowo-Hatta 262 spot, banding spot iklan Jokowi-JK sebanyak 134.
Selain di Metro TV, spot iklan Jokowi-JK lebih banyak muncul di RCTI, SCTV, Trans TV dan Indosiar. Di RCTI spot iklan Prabowo Hatta sebanyak 238, sementara Jokowi-JK sebanyak 278. Di SCTV spot iklan Jokowi-JK sebanyak 435, sedangkan Prabowo-Hatta hanya 310. Di Trans TV, iklan Jokowi-JK sebanyak 266 spot, sementara untuk Prabowo-Hatta 241 spot.
Dikatakan lebih lanjut oleh Sapto, berdasarkan jumlah iklan TV capres dan update ratecard masing-masing stasiun TV yang dimiliki SIGI, belanja iklan yang telah dikeluarkan oleh kedua peserta Pilpres dalam rangka ‘serangan udara’ tersebut mencapai total Rp 186.630.250.000.
Menurut dia, jumlah ini memang lebih kecil dibandingkan kampanye Pileg lalu yang belanja iklan TV-nya mencapai Rp 340 miliar.
Meski begitu, kata Sapto lagi, jumlah Rp 186 miliar masih bisa dikatakan wajar, mengingat tidak semua parpol peserta koalisi di kedua belah pihak all out untuk ikut urun dana kampanye bagi capres yang didukungnya
"Jika dikuliti, nilai iklan TV Prabowo-Hatta totalnya hinggap hingga Rp 93.722.000.000, sementara nilai iklan TV Capres yang disebarkan kubu Jokowi-JK menyentuh Rp 92.908.250.000," demikian Sapto.(rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebut Prabowo Permalukan Diri dengan Pertanyaan soal Koperasi ke Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi