jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan melibatkan pihak ketiga untuk melakukan kajian dalam rangka mencari bagaimana wujud pengelolaan jembatan timbang yang ideal.
Plt Direktur Pembinaan Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat Pandu Yunianto mengatakan, kajian yang dimaksud adalah mengenai lokasi yang saat ini masih layak jika dikaitkan dengan perkembangan wilayah, kota, dan jalan.
BACA JUGA: Bos PCC Sedang Bangun Pabrik Besar di Sumedang
”Ada tujuh lokasi jembatan timbang yang dijadikan pilot project oleh pihak ketiga. Yaitu Losarang, Wanareja, Widang, Widodaren, Seumadam, Sarolangun, dan Senawar Jaya,” tutur Pandu, terkait sosialisasi pilot project pengelolaan jembatan timbang di Semarang yang mulai dilakukan kemarin (20/9).
Dua pilot project jembatan timbang dilaksanakan Ditjen Perhubungan Darat, yaitu Balonggandu dan Macoppa.
BACA JUGA: Ketua KPK: Gusti Allah Tidak Tidur
Ada 3 fungsi jembatan timbang, yaitu pengawasan, pencatatan, dan penindakan. Fungsi pengawasan dan pencatatan dilakukan pihak ketiga.
Sedangkan fungsi penindakan tetap dilakukan petugas jembatan timbang dalam hal ini PPNS. Dengan pola ini, pengelolaan jembatan timbang tetap dikomandani oleh Kepala Jembatan Timbang. Sedangkan pengoperasiannya dilakukan bersama sama dengan pihak ketiga.
BACA JUGA: Temuan Baru Kasus Saracen, Ada Foto Tokoh Parpol
Pandu berharap dengan pilot project ini nanti dapat dihasilkan rekomendasi untuk menyusun bagimana konsep SOP (standar operasi prosedur) pengelolaan jembatan timbang yang ideal.
Kalau sudah dihasilkan SOP, nanti desain dari jembatan timbang akan ada gambaran seperti apa. ''Luas area yang dibutuhkan berapa, jenis fasilitas yang dibutuhkan apa saja," imbuh Pandu.
Termasuk mengevaluasi lokasi jembatan timbang, apakah masih layak atau masih sesuai. ''Kalau tidak sesuai apakah harus ditutup atau harus direlokasi,'' pungkasnya. (lyn/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Cara Kementan Asah Kemampuan Petani Muda
Redaktur & Reporter : Soetomo