Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Bima Arya Sugiarto menilai konflik internal di PPP tak lepas dari rekayasa yang disengaja para untuk menaikkan citra partai
BACA JUGA: Politisi PDIP-Golkar Ragukan Demokrat Menangi Pemilu
“Konflik-konflik yang belakangan ini muncul diantara elit DPP Partai Persatuan Pembangunan merupakan bagian dari strategi partai dalam menghadapi Pemilu 2009 nanti,” kata Bima yang dihubungi di Jakarta, Senin (5/1).Direktur Eksekutif Charta Politica ini menambahkan, konflik partai seperti itu tidak mungkin datang begitu saja
BACA JUGA: Gratifikasi Bupati, Kalahkan Presiden
“Ini bisa jadi seperti bagian dari strategi PPP, sehingga yang muncul bukan konflik asal-asalan tapi tertata sehingga bisa menaikan pamor jelang Pemilu 2009,” ujarnya lagi
Bima melihat konflik di PPP yang sudah tertata itu dengan adanya semacam pembagian tugas antara kubu Bachtiar dengan kubu Suryadharma
BACA JUGA: APBN 2009, Catat Sejarah
“Jadi keliru kalau gerakan yang dilakukan oleh Pak Bachtiar Chamsyah itu sebagai puncak dari konflik antara dirinya dengan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali,” tuturnyaMenurut Bima, gerakan Bachtiar sebisa mungkin memang untuk menggarap pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK)Sementara itu, Suryadharma menggarap calon presiden yang lainnya melalui program PPP Mendengar“Sehingga kalau lepas satu, masih ada serepnya,” imbuhnya
Bahkan Bima melihat Program PPP Mendengar yang dipelopori Suryadharma Ali sekarang ini bisa dibilang berhasilSetidaknya, kata Bima, program itu sudah mendapat perhatian dengan hadirnya para calon presiden seperti Sri Sultan Hamengkubuwono X, Prabowo Subianto dan Amien Rais
“Kalau diistilahkan, strategi yang dilakukan PPP ini adalah untuk mencari amanKarena pada akhirnya suara PPP akan mengerucut kepada satu pasangan calon presiden dan wakil presiden yang paling kuatIni langkah cerdas dan hanya dengan itulah PPP bisa menjadi bagian dari pemerintahan yang berkuasa,” ulasnya(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejak 2004, BPKP Indikasi Korupsi Rp13 T
Redaktur : Tim Redaksi