jpnn.com, PETALING JAYA - Jho Low, buron kasus megakorupsi di Malaysia, dikabarkan tengah menawarkan kesepakatan dengan Departemen Kehakiman AS. Dia berharap bisa mengamankan sebagian aset yang sudah dibekukan otoritas AS dengan kesepakatan tersebut.
Menurut Serawak Report, Chris Christie, kepala tim kuasa hukum baru Low, baru saja melakukan pertemuan dengan pejabat Departemen Kehakiman. Itu menandakan bahwa buron kasus 1MDB itu sudah menyerah pada upaya hukum untuk memperoleh aset senilai USD 1,2 miliar (Rp 17 triliun).
BACA JUGA: Gila Harta dan Kuasa, Penyakit Pemimpin Asia
Lalu, mengapa otoritas AS bersedia negosiasi dengan pria bernama asli Low Taek Jho itu? Dugaan sementara adalah minat dari penyelidik AS sebenarnya bukan kepada Jho Low. Sasaran mereka adalah Bank Investasi Goldman Sachs yang mengeluarkan surat utang mencurigakan atas nama 1MDB.
Menurut informasi, Goldman Sachs mengambil komisi 11 persen untuk surat utang yang diterbitkan. Jika Low mau bekerja sama, mereka bisa mencari informasi bagaimana operasional bank besar di AS selama ini.
BACA JUGA: Dijerat 32 Dakwaan, Najib Masih Bebas Berkeliaran
Negosiasi tersebut membuat pemerintah Malaysia makin resah. Mereka juga khawatir pemerintah AS tergoda tawaran Jho Low.
Dalam penyelidikan 1MDB, pemerintah Malaysia dan AS memang tak 100 persen akur. AS sudah menolak permintaan Malaysia untuk mengembalikan semua aset dan uang sesegera mungkin.
BACA JUGA: Jaksa: Najib Razak Aib Malaysia
"Upaya Low untuk mencari kesepakatan bukan yang pertama. Sebelumnya, anak tiri Najib, melakukan hal yang sama," ujar Lim Kit Siang, penasihat Partai Aksi Demokrasi, anggota koalisi Pakatan Harapan, seperti dikutip Malaysia Kini. (bil/c10/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Najib Dihantam 25 Dakwaan Baru
Redaktur & Reporter : Adil