Cari Sinyal, Tukang Servis Parabola Kesetrum

Sabtu, 03 Januari 2015 – 23:52 WIB

jpnn.com - TARAKAN – Nasib malang menimpa Bahri (17) yang sehari-hari bekerja sebagai tukang servis parabola, kemarin (3/1). Dia tersengat listrik saat menyetel sinyal parabola televisi satelit yang baru sehari dipasangnya di atap rumah warga, Jalan KH Agus Salim, RT 07, Kelurahan Selumit sekitar pukul 10.00 Wita. Bahri tanpa sengaja menyentuh kabel listrik yang melintas tidak jauh di atas kepalanya.

Kejadian ini menghebohkan warga sekitar, karena timbul suara ledakan yang cukup nyaring, terpentalnya tubuh Bahri. Seorang warga yang mengaku melihat kejadian tersebut mengaku kaget, dan panik.

BACA JUGA: Kasus Pengrusakan Patok Perbatasan Dilimpahkan ke Polda Kaltim

“Saat dia sentuh kabel itu tiba-tiba meledak, dia terlempar tapi tidak sampai jatuh dari atap,” kata Husen, warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian.

Setelah dievakuasi oleh warga dan petugas kepolisian, Bahri yang belakangan diketahui adalah karyawan sebuah toko elektronik di bilangan Jalan Yos Sudarso itu, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, lantaran kondisi tubuhnya lemas.

BACA JUGA: Bidan Cantik Berbaju Daster Pink Ditemukan Tewas Dibunuh

Secara fisik, akibat sengatan listrik itu, mulai dari ujung jari hingga lengan kanan bapak 1 anak itu mengalami luka bakar serius, bahkan lengan baju yang dikenakannya gosong dan terkoyak. Kendati demikian, kepada media ini, Bahri mengaku tidak kehilangan kesadarannya.

“Saya tidak sengaja menyentuh kabel listrik itu. Saya langsung terlempar, untung tidak jatuh ke bawah,” kata Bahri yang ditemui usai mendapat perawatan pada lukanya di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Tarakan, kemarin siang.

BACA JUGA: Bupati Nunukan Janji Perjuangkan Honorer K2 jadi PNS

Bahri mengaku, semula ia mendapat tugas dari bosnya untuk memperbaiki atau menyetel sinyal parabola milik warga Selumit, seorang diri. Karena, sedianya, selama hampir 2 tahun bekerja, Bahri sudah sering mengerjakan pekerjaan tanpa bantuan orang lain.

“Kemarin (Jumat, 2/1) waktu dipasang, saya berdua sama teman. Hari ini (kemarin, Red.) saya sendiri saja yang datang karena tinggal disetel, cari sinyal saja,” papar warga RT 61 Karang Anyar itu.

Bahri menyebutkan, saat memanjat ke atap rumah tempat parabola tersebut terpasang, ia hanya menggunakan alas kaki berupa sandal jepit biasa sebagaimana sering ia lakukan. Ia pun tidak merasakan firasat apa-apa saat memulai pekerjaan kemarin pagi. “Kabelnya memang sangat dekat (dari atap rumah). Dan, parabolanya memang harus dipasang di situ, karena parabola ini tidak bisa dipasang di bawah,” beber Bahri.

Dari pantauan Radar Tarakan (Grup JPNN.com), akibat insiden tersebut, lengan kanan, dari ujung jari hingga pangkal lengan harus diperban, dan Bahri menjalani perawatan intensif untuk luka bakar serius.

Terkait insiden ini, salah seorang tenaga pendidik jurusan kelistrikan di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Tarakan, Ahmad Mudair menjelaskan, standar minimal untuk menghindari sengatan listrik pada pekerjaan berisiko seperti yang dilakukan Bahri adalah menggunakan alas kaki berupa sepatu yang terbuat dari karet.

Akan tetapi untuk kabel listrik induk yang tegangannya bisa sampai 20 ribu volt, Ahmad lebih menyarankan untuk dihindari, terlebih bagi orang-orang yang tidak memiliki keahlian di bidang kelistrikan.

“Yang seperti itu (kabel induk), dari radius 1 meter bisa menarik, apabila ada orang di sekitarnya. Jadi selain orang yang memang ahlinya, jangan coba-coba dekat-dekat dengan kabel itu,” tuntasnya.(yan/ndy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BMKG: Sejumlah Wilayah Sumsel Berpotensi Diterjang Angin Kencang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler