Carmanita, Perempuan yang Sukses Membatik Sedan Mercy Seharga Rp 1 Miliar

Bekerja ala Sangkuriang, Digarap di Garasi yang Steril

Sabtu, 20 Maret 2010 – 05:56 WIB
Carmanita berpose di depan sedan Mercedes Benz yang sudah dibatiknya. (foto: Carmanita for Jawa Pos)

Tangan kreatif Carmanita mampu melahirkan karya yang tergolong langkaPerempuan 54 tahun itu berhasil membatik sedan Mercedes-Benz C 250 Avant Garde

BACA JUGA: Agar Aman, Penjual dan Pembeli Dibatasi Besi Teralis

Gara-gara warnanya yang batik itu, harga jual Mercy itu terkerek naik. 

------------------------------ -----------
  SUGENG SULAKSONO, Jakarta
------------------------------ -----------
Sore itu, Kamis (18/3), setelah menjadi salah seorang narasumber jumpa pers untuk acara Panasonic Gobel Awards 2010, Carmanita menyingkir dari tengah keramaian
Perempuan berkacamata dengan dandanan unik itu kemudian menuju sebuah sofa empuk di salah satu sudut kafe yang cukup sunyi di Hotel Nikko. 

"Fiuh..

BACA JUGA: Semar, Mobil Superingan dan Superirit Made in UGM

I never dream before but i did it anyway!" katanya kepada Jawa Pos mengenang pekerjaannya membatik mobil Mercy
Kini mobil itu sudah menjadi milik Piyu, gitaris grup band Padi.

Piyu-lah sang pemenang lelang untuk amal dengan penawaran Rp 1 miliar

BACA JUGA: Sempat Jaminkan Gunting untuk Makan, Kini Tinggal di Hotel

Harga asli mobil Mercedes-Benz C 250 Avant Garde Rp 670 jutaLelang dilakukan pertengahan Februari lalu di Balai Kota Jakarta"Ini hadiah dari TuhanIt?s like a gift," ujar perempuan kelahiran Bandung, 10 Juli 1956, yang terlihat awet muda dan selalu tampil modis ituBagi Carmanita, batik harus dieksplorasi lebih kreatifApalagi, sebagai budaya asli Indonesia, batik sudah mendapat pengakuan UNESCO

Dia lantas mengisahkan awal dirinya dapat order membatik MercySaat itu, pada Desember 2009, dia diajak berkerja sama oleh PT Mercedes Benz Indonesia (PT MBI) untuk merealisasikan ide membatik Mercy dalam rangka 40 tahun kehadiran merek mobil asal Jerman itu di Indonesia"Saya berterima kasih sekali telah diberi kepercayaan oleh Pak Rudi Borgenheimer (presiden direktur dan CEO PT MBI, Red)," ucap perempuan yang fasih berbicara bahasa Inggris dan Belanda itu.

Carmanita menilai, perpaduan batik dengan Mercedes-Benz sangat pas"Kita tahu Mercedes itu adalah merek yang heritageSejak bentuknya sepeda ratusan tahun lalu sampai sekarangKedua, kita juga tahu batik adalah harta benda heritageItu semua dikemas dalam satu cerita, bagaimana ini" Mau diapain?" kata cucu Ibu Sud, pencipta lagu anak-anak, itu.

Awalnya, Carmanita sempat bingung saat MBI benar-benar mengirimkan sebuah mobil baru warna putih di hadapannya"Sudah datang benda dari pabrikBaru disimpan engine-nya, baru disetel komputernya, terus disimpan di tempat saya begitu sajaSaya kan bingung yaApalagi, istilahnya waktu itu belum kontrak, belum ada kesepakatan di atas kertasBut we do it anyway," kisahnya.

Alumnus Pittman College, Perth, Australia (1974), dilanjutkan di City College San Francisco, AS (1975?1977), dan Marketing and Finance di University of San Francisco, AS (1977?1980), itu kemudian membuat sketsa pada program photoshop di komputer.

Beberapa rancangan sempat ditawarkan hingga akhirnya dipilih salah satuSetelah rancangan motif disetujui, Carmanita membentuk tim dengan mengajak delapan orang jagoan airbrush dan tiga orang ahli grafis di komputer"Mereka itu juara nasional airbrush," ucapnya banggaKetika nanti Mercy itu dibatik, harus tampak bodi mobil itu seperti ditutupi kain bermotif batik

Setelah berdiskusi dengan tim kecil, putri pasangan Osman Tamzil dan Krisnany tersebut memulai pekerjaan dengan "menguliti" cat asli Mercy setebal lima lapis coating itu"Jadi, semua sebetulnya kerja sputnik, kerja Sangkuriang," ujarnya, lantas tertawa.

Pengerjaan dilakukan di sebuah garasi yang sanggup menampung empat mobilTapi, saat itu garasi tersebut hanya diisi Mercy ituGarasinya terdapat di kawasan Cilandak, dibuat sangat steril"Semua pintu ditutup dan  dilapisi plastikTidak boleh ada pasir masuk," ujar perempuan yang memiliki satu ibu tiri dan dua ayah tiri ituKetika ditanya batik jenis apa yang dijadikan inspirasi, Carmanita mengatakan bahwa sudah bukan saatnya berbicara batik berdasar daerah tertentu"Itu batik saya sendiri! Batik dari (daerah) mana, itu zaman duluSekarang batik kita itu batik Indonesia, sudah," katanya.

Selama bekerja, Carmanita mengatakan belajar banyak kepada para timnya tentang karakter permukaan mobil dan seperti apa cocoknya airbrush itu diberikanCarmanita merasa beruntung karena tidak sampai terjadi pengulangan kerjaSesuai rencana, semua diselesaikan berdasar urutan dan berlangsung sukses"Kami bekerja hati-hati sekali"Itu pun saya merasa masih sedikit ada yang kurangTapi, untuk diberi kepercayaan, itu sudah jauh, beyond my imagination," ungkapnya bahagia.

Sekitar awal 1970-an, menurut Carmanita, Andy Warhol, seorang pop painter art terkenal yang meninggal dunia karena narkotika, melakukan hal hampir serupaSaat itu Andy memoles bodi mobil BMW dengan gayanya"Saya tidak bilang bersaing dengan Andy WarholBut, my God, if you put me in the circle or it seems like Andy Warhol was doing it, he is pop artist, i am a batik seniman," ucapnya, semringah

Berapa biaya yang dihabiskan untuk membatik Mercy itu" "Mercedes tidak pikirkan biaya untuk ini itunya yaTapi, yang jelas bahwa kelebihan (harga lelang) yang terjadi di sini di atas Rp 300 juta yang bisa kita sumbangkan kepada yayasan DKI," kelitnya

Carmanita berharap Mercedes mau membuat satu batik lagi untuk disimpan di Museum Mercedes-Benz di Jepang sebagai salah satu bukti sejarah"Justru saya maunya begitu (masuk museum)Mengapa tidak dibuat satu lagi untuk otentisitas Mercedes, untuk jadi stamp mereka dan menjadi bagian dari sejarah perjalanan Mercedes nanti bahwa pernah membuat seperti ini," ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Carmanita baru mengetahui bahwa yang dia lakukan sudah dipublikasikan di tingkat dunia"Yang saya ingat, kalau nggak salah ada di Times UKDi media online juga banyak," ujarnya bangga.

Sebelumnya, eksperimen Carmanita terhadap batik adalah memadukan bahan lycra"Contain lycra itu kan karet yaKain itu stay on very nice, tidak terganggu sama sekaliJadi, itu eksperimental ya, I love this job," ucapnyaMeski saat ini bergelut di bidang desainer yang terkesan feminin, Carmanita sejatinya terbilang maskulin"Carmanita ini nggak cantik, indah, gemulaiLaki banget lhoSerbataktis," ujarnya.

Terbukti, pada 1980 sampai sekitar 1986, dia aktif balapan, tergabung dalam tim Honda untuk kelas balapan Mugen 1.300 cc dan 1.500 cc"Dulu balapannya di Ancol," ungkapnya lantas tersenyum.

Sejak kecil, kenang Carmanita, dirinya sering mengikuti kegiatan menantang yang justru menuai pujianSalah satunya, menjuarai lomba skateboard di Jakarta saat masih SD"Saya dulu bandel bangetUmur empat tahun saja sudah bisa berenang lima meter di SenayanDijeburin ibukuKalau nggak renang, tenggelamItu pelajaran survive."

Kegemaran terhadap otomotif dirasakan Carmanita diturunkan kakeknya, Bintang Sudibyo, yang memang memiliki diler mobilBeruntung, neneknya, yaitu Ibu Sud, mengajarkan kecintaan terhadap salah satu budaya Indonesia, batik"Sering dimarahi saat bikin batik karena dikira tidak seriusTapi, nggak apa-apa, jadi kritik buat sayaSaya nggak tahu apa yang dia lakukan dulu, tapi ternyata efeknya sekarang," katanya.

Awal karir Carmanita sebagai desainer adalah ketika menjuarai lomba perancang baju pada 1987Setelah itu menjadi semacam lisensi untuk dirinya berkarya, menghasilkan pakaian sesuai imajinasinya.

Sebelumnya, Carmanita bekerja di berbagai tempatSaat menunggu pengumuman diterima kuliah di luar negeri, dia sempat bekerja sekitar delapan bulan di perusahaan pesawat terbang asal Belanda, Fokker Representative"Saya kerja sebagai tukang tagih utangOfficer begitu lahWaktu itu, Fokker digunakan komersial oleh Garuda IndonesiaJadi, saya tahu utang Garuda waktu itu," ungkapnya setengah bercanda lantas terbahak.

Dia juga pernah bekerja paro waktu di Bank Amerika, San Francisco (1979), serta part time di Department Store The I Magnin di bagian marketing dan perdaganganSaat ini, Carmanita lebih banyak menjalankan tugasnya sebagai salah seorang pendiri Yayasan Batik IndonesiaPergi ke berbagai daerah perajin batik untuk memberi semacam pelatihan dan membantu membuka jalur penjualan"Yang ingin saya lakukan sekarang adalah memusnahkan tengkulak batikYang harus diselamatkan kan pembuatnya, bukan mediator atau pedagangnya," tegasnya(c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingin Karyanya Bisa Dipamerkan di Surabaya


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler