jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berjanji kepada para ketua umum partai politik untuk mentransformasi ekonomi dari sektor konsumsi menjadi sektor produksi melalui hilirisasi untuk industrialisasi.
Hal tersebut disampaikan oleh pria yang akrab disapa Jokowi itu saat bertemu dengan para pimpinan partai politik koalisi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/8).
"Semua komoditas yang kita miliki sekarang ini, kami dorong untuk hilirisasi, untuk industrialisasi," kata Jokowi.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu mencontohkan mengenai nikel. Dia tidak ingin bahan baku nikel dijual begitu saja.
Jokowi bahkan menargetkan akan memaksimalkan hilirisasi nikel paling lambat empat tahun mendatang.
BACA JUGA: Sosialisasikan KUR Pertanian di Batang, Kementan Dorong Industrialisasi dengan Sasaran Ekspor
Dia memasang target semua akan menjadi barang jadi, seperti litium baterai, baterai listrik, baterai mobil listrik.
"Ini yang nanti akan akan menyebabkan nilai tambah di industri ini menjadi meningkat sangat besar," jelas presiden.
Selain nikel, komoditas lain yang akan hilirisasi adalah bauksit.
BACA JUGA: Pemprov NTT Diharapkan Mendukung Industrialisasi Garam
Menurut dia, saat ini pabrik bauksit telah dibangun dan mulai melakukan ekspor ke sejumlah negara.
Hal itu juga sama dengan komoditas kelapa sawit yang memiliki banyak produk turunan.
BACA JUGA: Potensi Pertanian Tergerus Industrialisasi
"Termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pertanian seperti porang," imbuhnya.
Terkait porang, eks Wali Kota Solo itu menilai komoditas umbi-umbian tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi primadona ekspor.
Selain mudah ditanam, porang juga bisa diolah menjadi berbagai macam produk seperti beras, agar-agar, bahan untuk mie, hingga bahan untuk kosmetik.
Porang juga dinilai akan menjadi makanan pokok masa depan karena rendah kalori, rendah karbo, dan bebas gula.
"Makanan sehat ke depan, ya, ini," tambah dia.
Pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia selama ini banyak bergantung pada sektor konsumsi, terutama konsumsi masyarakat. Jokowi ingin menghilangkan ketergantungan tersebut. (tan/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Fathan Sinaga