Citra Makau mulai bergeserTak lagi sekadar untuk berjudi, tetapi juga sebagai sorganya shopping barang-barang branded dan kota wisata
BACA JUGA: Jaga Perasaan Adik, Pilih Salat Gaib untuk Almarhum
Dan, yang paling menarik untuk didatangi adalah the VenetianBACA JUGA: Mengunjungi Newseum saat Orang Amerika Terkena Demam Obama (1)
Seperti apa tempat itu? Inilah catatan wartawan Jawa Pos NANY WIJAYA yang baru-baru ini menginap di ikon Makau itu.JARAK Hongkong dengan Makau tidak jauh, hanya sekitar satu jam dengan feri atau 20 menit dengan helikopter
BACA JUGA: Merasakan Jadi Milanisti di Markas AC Milan, Italia
Karena ada feri dan helikopter yang bisa membawa Anda direct dari bandara internasional ke MakauAtau sebaliknyaTarifnya pun tidak mahal (baca: terjangkau)Kalau Anda bepergian dengan rombongan dan menginginkan privacy, feri dari dan ke Makau menyediakan ruangan-ruangan yang bersifat pribadiArtinya, tidak diisi penumpang lain kecuali Anda dan rombongan saja.
Sejak Makau masih belum modern hingga citranya bergeser menjadi Las Vegas-nya Asia, saya tidak pernah tertarik untuk berkunjung ke sanaSaya tidak tahu kenapa.
Namun, pertengahan bulan lalu, untuk kali pertama saya ke sanaPasti bukan untuk berjudiBukan karena ingin membuktikan cerita banyak orang tentang mewah dan meriahnya kota itu, tetapi karena desakan teman-teman Rotary Club dari Surabaya yang sama-sama transit dari Taiwan
Karena tak terlalu berminat itu, saya sempat berencana memperpendek masa tinggal saya di kota ituApalagi teman saya, sesama anggota Rotary Club, Naniek Lukita, juga lebih suka kalau kami lebih banyak menghabiskan waktu di Hongkong. ”Jangan diubah dulu tiketnyaPutuskan itu nanti, setelah tiba di hotelKalau ternyata tidak suka, baru ngubah tiket,” kata teman yang lain, juga Rotarian (anggota Rotary) dari Surabaya, Yunus Subandi dan istrinya, Lily, berkali-kali.
Namun, demi menghormati Yunus yang bersusah payah mengatur jadwal perjalanan kami –dari Taiwan hingga Hongkong– kami berdua mengalah. Ternyata saya tak menyesali keputusan ituSaya justru menyesal, kenapa hanya tinggal dua malamSeharusnya tiga empat hariKarena Makau dan the Venetian-nya terlalu berharga untuk diabaikan
Mulai Hotel Venetian yang luasnya 51.000 meter persegi itu saja, tak cukupApalagi dengan segala keistimewaannya, hingga Emperor Hotel yang lantai lobinya dihiasi 88 batang emas murni (999,9 persen) dengan berat masing-masing satu kilogram.
Tiket feri ke Makau sudah kami beli sejak check in di bandara internasional Kaohsiung, TaiwanSeperti yang pernah ditulis harian ini, saya dan delapan anggota Rotary Club (RC) Jembatan Merah dan Metropolitan ke empat kota di Taiwan dalam rangka Rotary International Institute dan kunjungan persahabatan ke tiga RC di sanaPulangnya, kami berpencarRotarian (Rtn) Josie dan istri ke Singapura, DGE Rtn Thomas dan istri melanjutkan masa bulan madu mereka di Taiwan, saya, Rtn Naniek, Rtn Yunus dan istri, Rtn Ali Tjekko dan Rtn Erianto ke Makau.
Karena tiket feri sudah dibeli saat check in, ketika tiba di Hongkong, kami cuma perlu ke imigrasiSetelah itu, ya tinggal melenggang ke terminal feri yang terletak di lantai dasar airportSemua bagasi kami sudah langsung dikirim ke Makau
Matahari baru saja terbenam ketika saya dan kawan-kawan tiba di terminal feri MakauAda dua perusahaan yang mengelola feri ke MakauYang satu berwarna merah, yang lain biruNah, feri yang bercat biru itu milik the Venetian.
Venetian sebenarnya menyediakan puluhan shuttle bus gratis dari terminal feri ke hotel terbesar ituTetapi, kami memilih ikut bus biasa. Jarak terminal bus dengan lobi hotel kira-kira 200 meterTetapi, tak perlu khawatirDi setiap tiang pemberhentian ada petugas concierge yang siap membawakan koper-koper penumpang bus ke hotel
Tak perlu membayarCukup bilang, Anda akan menginap di VenetianMereka juga tidak mengecek, apa Anda benar-benar akan tinggal di hotel itu atau cuma akan mampir untuk sekadar cuci mataMereka akan memberikan tanda terima sebelum mengirim barang-barang Anda ke concierge hotelTanda terima itu Anda perlukan untuk mengambil kembali barang-barang itu, setelah Anda puas berjalan-jalan di hotel atau sudah siap masuk kamar.
Agak kaget saya ketika tiba di lobi hotelBelum pernah saya melihat ada hotel dengan jumlah receptionist hingga belasanSeperti juga tidak pernah melihat antrean check in yang begitu panjangSaya yakin, jumlah yang antre bersama saya lebih dari 200 orangPadahal, saya tahu, itu bukan satu-satunya check in deskHotel ini memiliki empat pintu untuk check inSatu di utara, satu di selatan, satu di pintu utama dan satu lagi untuk tamu-tamu premium alias VIP
Percaya atau tidak, antrean orang check in di ketiga pintu –minus yang VIP– hampir sama panjangApalagi di pintu utama, yang di depannya terdapat patung berlapis emas murni, yang menggambarkan jalur perputaran matahari mengelilingi bumi.
Yang juga menarik perhatian pertama saya di hotel itu adalah kecepatan kerja para petugas reception-nyaKerja mereka begitu cepat dan efisien sehingga antrean panjang itu tak sempat menimbulkan keluhanKeluhan baru muncul setelah kunci di tanganDan, itu keluhan Anda sendiri yang terpaksa membawa sendiri koper-koper Anda ke kamar karena tak ada petugas yang akan membantu.
Yang menyebalkan (atau inilah uniknya), koper-koper itu harus Anda seret melewati deretan meja kasino dan para penjudiJangan kaget, jarak antara meja reception dan kamar tidak dekat lhoJadi, kalau Anda ke situ setelah dari perjalanan panjang seperti kami, ya lumayan capeknya(*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merasakan Fenomena Obama di Jantung Amerika (2-Habis)
Redaktur : Tim Redaksi