Modus operandinya, pelaku menelepon korban dengan mengatasnamakan diri Asisten Tindak Pidana Umum (Aspidum) Kejati Kaltim, Zaenal Arif
BACA JUGA: Tiga ABG Bandung Nyaris Dijual Ke Singapura
Lalu sang penelepon meminta transfer sejumlah uang atas nama Kajati Faried Harianto"Pejabat si korban itu cerita sama orang
BACA JUGA: Simpan 265 Kg Ganja di Rumah Mertua
Dan, orang yang diceritakannya, ngomong sama sayaIronisnya, korban yang teridentifikasi sebagai kepala dinas di lingkungan Pemkab Kukar itu dimintai uang sampai 5 kali
BACA JUGA: Sembunyi di Hutan, Terduga Teroris Ditangkap
Setiap kali transfer sebanyak Rp 15 juta, sehingga totalnya mencapai Rp 75 jutaSelain kepala dinas, kata Faried, penipuan dengan modus yang sama juga dialami seorang anggota DPRD Kukar beberapa hari laluPara pejabat Kukar yang ditengarai jadi korban penipuan tersebut, diketahui memang sedang ditimpa kasus dugaan korupsiYakni, kasus bansos 2010 senilai Rp 108 miliar dan kasus dana operasional DPRD Kukar 2005 senilai Rp 2,98 miliar.Kajati sudah menanyakan masalah ini kepada Aspidum, Zaenal Arif, yang diketahui sebagai ketua tim penyidik kasus bansos Kukar 2010Tapi menurutnya, itu tidak benar
"Ya, nama kami dicatutKorbannya tidak perlu disebutkan, nanti orangnya malu," kata Faried.
Menurut Faried, aksi pencatutan namanya ini yang ketiga selama dia menjabat Kajati Kaltim dari 7 Januari 2011Sebelumnya, seorang kepala Dinas Pertambangan dan Energi di salah satu kabupaten disebut-sebut tertipu sampai Rp 40 jutaKejadian ini terungkap, di saat pihak kejaksaan menyatakan mulai melakukan penyelidikan terhadap kegiatan pertambangan umum bermasalah
Kejadian lainnya, yaitu, seorang pejabat Pemkot Balikpapan disebut-sebut tertipu sampai Rp 25 jutaModus yang diperankan para pelaku hampir sama
"Saya yakin, pelakunya punya jaringan besarYang saya heran, kok, ada pejabat semudah itu ditipuHanya ditelepon, langsung percayaApa mereka tidak berpikir, kalau benar Kajati minta uang tidak mungkin transfer di bank, karena itu bisa jadi barang bukti," ujarnya.
Karena itu, Faried kembali mengimbau kepada semua pihak agar jangan percaya jika ada yang telepon mengaku pejabat kejati minta uang.
Faried mengaku cukup hati-hati menyikapi permasalahan seperti iniSebab, menurutnya, ada beberapa kemungkinan di balik ituDi samping memang ulah oknum tak bertanggung jawab (penipu), juga bisa jadi bagian dari upaya membangun opini untuk menyudutkan pejabat kejaksaan.
Kajati juga mengaku belum berpikir untuk mengadukan masalah ini ke kepolisian, karena tidak mudah mengungkapnyaMenurut dia, lebih baik fokus pada upaya pencegahan agar tidak terulang
"Saya malah berpikir, kalau ada pejabat atau pihak yang bermasalah ketahuan transfer uang dengan modus-modus seperti itu, akan kita jerat sekalian dengan tuduhan upaya melakukan penyuapan," jelasnya(kri/ha)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lahir Cacat, Ibu Buang Anak
Redaktur : Tim Redaksi