Cegah Desa jadi Sarang Radikalisme dan Narkoba

Jumat, 22 April 2016 – 12:03 WIB
Tampak Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa (kedua kanan), Staf Ahli Menteri Bidang Politik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Yuni Poerwanti (kanan), Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kemendes Johozou M. Yoltuwu (ketiga kanan) dan Ketua Panitia Pelaksana Rakernas, Marinus Apau pada acara Rakernas Pemuda Katolik di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. FOTO: Friederich Batari/JPNN.com

jpnn.com - LAMANDAU – Staf Ahli Menteri Bidang Politik Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Yuni Poerwanti mengharapkan peran pemuda dapat melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan dan politik untuk mencegah desa menjadi tempat radikalisme dan narkoba.

“Pemuda lintas agama seperti Pemuda Katolik bisa melakukan kerja sama dengan pemuda dari kelompok lain untuk membangun toleransi antara agama, cegah radikalisme dan narkoba. Pemuda harus menjadi pelopor pembangunan di desa,” tegas Yuni Poerwanti saat Seminar Nasional dalam rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pemuda Katolik tanggal 19-22 April 2016 di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.

BACA JUGA: Yohana Anggraini, Generasi Kedua yang Pertahankan Kesuksesan Ayah

Sementara Pj. Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo dalam sambuatan tertulis dibacakan Staf Ahlinya Berlin Sawal mengatakan bahwa organisasi kepemudaan seperti Pemuda Katolik dapat menjadi wadah untuk melahirkan sumber daya pemuda lokal yang mandiri dan berdaya saing.

“Ada beberapa strategi yang digunakan untuk mewujudkan hal ini, yakni pertama mengintensifkan kegiatan-kegiatan kepemudaan di semua lapisan masyarakat, di mana dengan memaksimalkan pelibatan pemuda dari semua lapisan pada sebuah kegiatan akan menghadirkan rasa kebersamaan dan kesadaran dalam diri masing-masing guna membangun daerah dan masyarakatnya,” terang Hadi.

BACA JUGA: Bamsoet Kecam Perlakuan Istimewa untuk Samadikun

Kedua, lanjut Hadi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang menunjang peningkatan intelektual kaum muda serta mengintensifkan pelatihan-pelatihan yang mampu mendongkrak kapasitas kompetensi pemuda.

“Ketiga, yang tak kalah penting adalah memaksimalkan fungsi dan peran partisipasif aktif atau kemitraan antara pemuda dengan Pemuda Katolik dengan pemerintah dalam berbagai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Pemerintah dan organisasi kepemudaan harus melakukan program yang sinergi dengan kepentingan masyarakat di semua lapisan,” ungkap Hadi.

BACA JUGA: Mahyudin: Ini Pemahaman Sesat!

Sedangkan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Karolin Margret Natasa mengatakan salah satu poin Nawacita Jokowi-JK adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Karena itu, pemerintahan Jokowi-JK giat membangun desa dengan menggelontorkan banyak anggaran ke desa.

Mengingat peran desa yang penting dalam membangun Indonesia, Karolin menekankan pentingnya pemuda dalam membangun desa. Salah satunya, kata dia adalah mencegah desa menjadi sarang radikalisme dan narkoba.

“Pemuda mempunyai peran penting membangun desa, bukan saja pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan mental dan karakter. Tentu pembangunan mental ini dapat mencegah desa menjadi sarang radikalisme dan narkobah,” ujar Karolin.

Karolin menilai radikalisme dan narkoba dapat menghambat dan mengancam pembangunan di desa. Pasalnya, radikalisme dan narkobah ini membunuh karakter dan  masa depan generasi muda. “Karena itu, pemuda harus aktif terlibat membangun desa dengan melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat desa. Namun, perlu juga menjalankan kaderisasi serta peningkatan kapasitas kader dalam menjalankan roda organisasi yang berorientasi pada pembangunan masyarakat desa,” ungkap Karolin yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Selain Karolin, Rakernas yang bertajuk “Menghadirkan Peran Pemuda yang Terampil di Tengah Umat dan Masyarakat Berbasis Desa Berdasarkan Pancasila” juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Perdesaan Kemendes Johozou M. Yoltuwu, Bupati Lamandau Marukan, Direktur Eksekutif Yayasan Bina Swadaya Bambang Ismawan, Direktur Komite Pemantau Pelaksanaan otonomi Daerah (KPPOD) Robert Endi Jaweng; Direktur Eksekutif CU keling Kumang, Pastor Moderator Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Romo Johanes N Haryanto, SJ; Sekretaris Jenderal Asosiasi Dosen Ilmu Pemerintahan Indonesia (ADIPSI) Gregorius Sahdan dan Uskup Palangkaraya, Mgr. Aloysius M Surtisnaatmaka, MSF. Hadir pula jajaran pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan agama, tokoh pemuda dan mahasiswa, pengurus Komisariat Daerah dan Komisariat Cabang Pemuda Katolik dari seluruh Indonesia.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Giliran DPRD Subang Diacak-acak KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler