jpnn.com - Diabetes mellitus adalah penyakit yang semakin sering ditemukan sekarang ini. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi diabetes berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur di atas 15 tahun naik 0,5 persen jika dibandingkan data 2013. Hal ini tentu mengkhawatirkan. Padahal, pencegahan penyakit diabetes dapat dilakukan sejak dini. Salah satunya adalah melalui cek gula darah.
Gula darah dalam tubuh
BACA JUGA: Waspadai 4 Jenis Penyakit Jantung ini
Kadar gula darah adalah banyaknya zat gula atau glukosa di dalam darah. Meskipun senantiasa berubah, kadar gula darah perlu dijaga dalam batas normal agar tidak terjadi gangguan di dalam tubuh. Kadar gula darah manusia dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh, khususnya karbohidrat.
Selanjutnya, kadar gula darah yang terlalu tinggi – atau disebut hiperglikemia – akan berdampak buruk pada kesehatan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Kondisi ini umumnya dialami para penderita diabetes.
BACA JUGA: Cara Nikmati Makanan Manis Tanpa Rasa Khawatir
Tanda-tanda kadar gula darah terlalu tinggi antara lain badan lelah, nafsu makan tinggi, berat badan berkurang drastis, sering haus, serta buang-buang air kecil. Selanjutnya, jika kadar gula darah mencapai 350 mg/dL atau lebih, gejala yang dapat muncul misalnya sangat haus, pusing, penglihatan buram, gelisah, dan penurunan kesadaran.
Cek gula darah untuk cegah diabetes
BACA JUGA: 4 Kiat Menjaga Gula Darah Normal bagi Penderita Diabetes
Agar kondisi tersebut tidak terjadi, Anda dapat mencegah diabetes dengan melakukan cek gula darah secara rutin. Di bawah ini merupakan beberapa jenis pemeriksaan gula darah, yaitu:
Tes Gula Darah Puasa (GDP)
Pemeriksaan ini dilaksanakan dengan mewajibkan Anda untuk puasa sebelumnya. Puasa yang dianjurkan memerlukan waktu kurang lebih 8-10 jam sebelum pemeriksaan darah dilaksanakan. Saat ini, pemeriksaan gula darah puasa dianggap sebagai pemeriksaan yang cukup akurat untuk mendiagnosis penyakit diabetes.
Di bawah ini merupakan rujukan kadar gula darah puasa:
- Normal: di bawah 100 mg/dl
- Pre-diabetes: 100-125 mg/dl
- Diabetes: 126 mg/dl atau lebih
- Tes Gula Darah 2 jam Post-Prandial (GD2PP)
- Tes gula darah 2 jam post-prandial merupakan kelanjutan dari tes gula darah puasa. Setelah Anda menjalani tes gula darah puasa, yaitu dengan puasa 8 jam penuh, Anda akan diminta untuk makan seperti biasa. Kemudian, 2 jam setelah makan, sampel darah Anda akan diambil kembali untuk diperiksa kadar gula darah.
Sebenarnya hal yang wajar jika kadar gula darah melonjak setelah waktu makan. Hal ini terjadi baik pada orang sehat maupun penderita diabetes. Namun, pada orang yang sehat, kadar gula darah akan kembali normal 2 jam setelah makan.
Kondisi ini tak terjadi pada penderita diabetes. Hormon insulin mereka sudah tidak bisa bekerja dengan normal atau dapat dikatakan tidak cukup. Akibatnya, gula darah para penderita diabetes akan tetap tinggi meski 2 jam setelah makan.
Berikut adalah nilai rujukan dari pemeriksaan gula darah 2 jam post-prandial:
- Normal: kurang dari 140 mg/dl
- Prediabetes: 140-199 mg/dl
- Diabetes: 200 mg/dl atau lebih
- Tes Gula Darah Sewaktu (GDS)
- Tes gula darah ini dapat dilakukan kapan saja, tidak perlu puasa sebelumnya atau sewaktu saat anda setelah makan. Namun, pemeriksaan ini biasanya hanya diterapkan pada penderita diabetes saja. Jadi, jika Anda sudah memiliki alat cek gula darah di rumah, Anda bisa melakukan pemeriksaan ini secara mandiri.
Inilah kategori kadar gula darah Anda menurut tes gula darah sewaktu.
- Normal: di bawah 200 mg/dl
- Diabetes: lebih dari 200 mg/dl
Dengan rutin cek gula darah serta selalu menjaga pola makan sehat dan aktif, Anda bisa mencegah munculnya penyakit diabetes. Namun, jika Anda telah mengidap diabetes dan sudah diberi obat pengontrol gula darah, maka kadar gula darah Anda diharapkan tak beranjak di angka normal. Dengan begitu, risiko komplikasi diabetes juga akan menurun.(HNS/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sakit Asam Urat Boleh Konsumsi Keju?
Redaktur & Reporter : Yessy