Cegah Krisis, BUMN Stabilkan Obligasi

Rabu, 19 Januari 2011 – 16:53 WIB
JAKARTA - Pemerintah menghimpun 13 BUMN untuk menjadi pembeli siaga apabila harga Surat Berharga Negara (SBN) jatuh di pasar sekunder saat terjadi krisisDeputi Menteri BUMN bidang Perbankan dan Jasa Keuangan Parikesit Suprapto mengatakan, BUMN yang sudah siap terdiri atas perbankan, asuransi, dan jasa keuangan lainnya.

Saat ini, ada 13 BUMN yang bergerak di tiga bidang itu

BACA JUGA: IHSG Melejit di Injury Time

Sedangkan BUMN sekuritas akan bertugas sebagai arranger
"Ini adalah alternatif investasi, sekaligus membantu pemerintah," kata Parikesit di Kantor Kementrian Keuangan, Jakarta, kemarin

BACA JUGA: BNI Gandeng Cikarang Listrindo

BUMN sebagai pembeli siaga tersebut merupakan upaya menuju terbentuknya Bond Stabilization Fund.

Parikesit mengatakan, dana yang dialokasikan berasal dari masing-masing BUMN
Dana yang digunakan untuk membeli obligasi negara, tidak di-pooling terlebih dahulu

BACA JUGA: Transaksi BEI Masih Sepi

Namun, agar pembeliannya tepat sasaran, dikoordinasikan BUMN sekuritas.

Dirjen Pengelolaan Utang Kementrian Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan, masuknya BUMN ke pasar saat harga obligasi jatuh diharapkan mampu membantu pemerintah melakukan stabilisasi"Misalnya melakukan buy back atau pembelian dari sisi pemerintah, BUMN bisa ikut," timpal Rahmat.

Karena harga sedang jatuh, BUMN bisa diuntungkan lantaran bisa memberikan potensi capital gain saat harga mulai rebound"Ini instrumennya operasi pasar terbuka, seperti yang dilakukan Bank Indonesia," katanyaDia menambahkan, BUMN diharapkan bisa memberikan leadership dalam situasi krisis.

Sebab, saat krisis terjadi pelaku pasar menunnggu apa yang dilakukan pemerintah sebagai otoritas, serta BUMN sebagai supervisor industri di masing-masing sektor"Leadership ini penting, dan di situ lah kita akan memberikan tindakan-tindakan yang intinya apa dan bagaimana untuk melakukan stabilisasi," kata Rahmat.

Ketika krisis, lanjut dia, saat harga surat utang jatuh, pelaku pasar selalu menunggu-nunggu kapan terjadi reboundMenurut Rahmat, pada saat itu lah pemerintah dan BUMN perlu masuk ke pasarDalam situasi normal, pemerintah perlu melakukan operasi pasarTetapi, itu ketika terjadi volatilitas yang kecil di pasar"Kalau memang situasinya cenderung ke krisis, kita lakukan crisis management protocol dan ada tahapan waspada, siaga, dan krisis," imbuhnya.

Di sisi lain, pemerintah kemarin melakukan pembelian balik (buy back) satu seri Surat Utang Negara (SUN), yakni FR 0020 senilai Rp 100 miliarSeri tersebut memiliki kupon 14,275 persen dengan harga rata-rata tertimbang 118,4 persen(sof/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Direksi Merpati Dicecar Karena Pilih Pesawat China


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler