Cegah Potensi Stunting, 39 Dokter Muda Dikirim ke Sumedang

Selasa, 03 September 2019 – 22:21 WIB
Ketua PKM UKI Angkatan VIII Eriza Luthfiansyah. Foto: dok.pribadi

jpnn.com, SUMEDANG - 39 dokter muda dari Pelayanan Kesehatan Masyarakat Universitas Kristen Indonesia (PKM UKI) angkatan VIII terjun langsung ke 10 Desa se-Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Mereka akan melakukan intervensi program ke 10 desa yang ditetapkan oleh Tim Penanganan dan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang dikomandoi oleh Wapres Jusuf Kalla.

Ketua PKM UKI Angkatan VIII Eriza Luthfiansyah mengatakan, keberadaan mereka dalam upaya menurunkan angka kejadian stunting (gagal tumbuh) yang menjadi program prioritas nasional.

BACA JUGA: Lewat Ganbest 2019, Kemenkominfo Ajak Generasi Milenial Cegah Stunting

"Kami akan melakukan pra konsepsi kepada masyarakat awam. Sehingga upaya intervensi yang kami lakukan kali ini betul-betul lebih awal seperti ke siswa/i SMP-SMA, kita akan edukasi lebih awal," ujar Eriza, Selasa (3/9).

BACA JUGA: Pemerintah Semakin All Out Turunkan Angka Stunting

BACA JUGA: Pemerintah Semakin All Out Turunkan Angka Stunting

Selama berada di desa, kata Eriza, para dokter muda itu akan memberikan nutrisi untuk mengurangi risiko, sanitasi kesehatan lingkungan, memberikan penyuluhan, juga dengan cara yang lebih menyenangkan. “Karena sekarang kami lebih dekat dengan desa, jadi kami tinggal di desa, apa kekurangannya, membiasakan gerakan mawas diri. Jadi lebih ingin mengetahui apa saja masalahnya," katanya.

Kepala Departemen Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Kedokteran UKI dr. Sudung Nainggolan mengungkapkan, data hasil riset kesehatan daerah tahun 2013, angka stunting Di Sumedang tercatat sebesar 41 persen. Namun saat ini, angka stunting berkurang menjadi 31,4 persen.

BACA JUGA: Program KKBPK Dapat Menyelesaikan Stunting-Anak Putus Sekolah di Jabar

BACA JUGA: Program KKBPK Dapat Menyelesaikan Stunting-Anak Putus Sekolah di Jabar

"Jadi kalau ada 100 anak yang lahir, mungkin 40 di antaranya stunting. Sehingga kami targetkan tahun 2023 nanti diharapkan di bawah target WHO,” tutur Sudung.

Sudung menambahkan, PKM UKI angkatan VIII memiliki bidang penanganan yang lebih spesifik, yakni ke remaja putri.

"Kalau kami sudah mendeteksi remaja putri ini lebih kepada anemia kami bantu, kami kumpulkan datanya untuk penanganan anemia-nya dulu. Karena suatu saat dia melahirkan, potensi gejala stunting bisa dibendung lebih awal. Jadi berat badan bayi normal (normal beratnya 2.500 gram), jika kurang dari itu beresiko sehingga butuh intervensi," ungkap dia.

Menurut WHO, angka stunting di Indonesia masih termasuk tinggi. Data Riset Kesehatan Nasional tahun 2018, angka stunting di Indonesia berada di angka 30,8 persen. Namun, batas aman menurut WHO mengenai stunting berada di angka 20 persen.(mg7/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Menginisiasi Program Opal untuk Atasi Stunting


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
stunting   PKM UKI  

Terpopuler