jpnn.com, JOGJA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius memacu motivasi mahasiswa baru Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) mengenai wawasan kebangsaan dan cinta tanah air.
Hal itu dilakukan agar generasi muda memiliki daya tahan untuk membendung serangan paham-paham negatif yang bertujuan memecah belah Indonesia.
BACA JUGA: Cegah Radikalisme di Kampus, BNPT Gandeng 6 Perguruan Tinggi
“Dalam kondisi masyarakat yang mulai terkikis rasa persaudaraan dan persatuan, rasa cinta air harus terus diberikan kepada generasi muda. Ini penting agar mereka tidak terpengaruh infiltrasi paham-paham yang menggerus keindonesiaan anak bangsa,” ujar Suhardi saat memberikan kuliah umum di Gedung Graha Sabha UGM, Yogyakarta, Selasa (25/9).
Mantan Sestama Lemhanas ini mengharapkan pemuda sebagai generasi masa depan bangsa bisa menjadi seorang yang profesional hebat, mempunyai wawasan kebangsaan yang mumpuni, dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat..
BACA JUGA: Infiltrasi Radikalisme Melalui Pengasuh tak Mudah Dideteksi
"Ibarat matahari, kami adalah matahari yang akan terbenam, sedangkan kalian adalah fajar yang akan menyingsing,” kata Suhardi.
Pada kesempatan itu, Suhardi kembali menegaskan betapa bahayanya ancaman paham radikal.
BACA JUGA: Mahasiswa Harus Ambil Bagian Perangi Radikalisme
Namun, dia juga menggarisbawai pengertian radikal tersebut. Suhardi mengaku pernah diprotes seorang profesor tentang penyebutan kata radikal yang tidak selamanya berarti negatif.
Menurutnya, radikal juga dapat bermakna positif. Karena, itu BNPT membagi makna radikal yang negatif menjadi empat.
Yaitu anti-Pancasila, intoleransi, anti-NKRI dan paham takfiri alias suka mengafir-kafirkan sesama muslim yang bukan kelompoknya.
Dia menambahkan, paham radikal yang negatif melihat dan memanfaatkan berbagai peluang untuk menyebarkan propaganda, terutama melalui media sosial.
"Mari kita isi kehidupan ini dengan kebaikan. Mari kita bersama-sama rapatkan barisan. Mari kita bersama-sama membangun bangsa agar tidak ada lagi tempat bagi radikalisme,” tutur Suhardi.
Rektor UGM Panut Mulyono menyambut baik kuliah umum yang diberikan Suhardi.
"Sebab, BNPT yang tahu bagaimana kondisi dan perkembangan kelompok radikal teroris. Apa yang disampaikan oleh kepala BNPT tentang resonansi kebangsaan dan bahaya radikalisme sangat penting untuk menyakinkan kepada mahasiswa baru akan jati diri UGM,” ungkap Panut. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Baru Rentan Terpapar Radikalisme
Redaktur : Tim Redaksi