Cegah Radikalisme, Harus Ada Program Khusus untuk Mahasiswa

Jumat, 10 Agustus 2018 – 02:30 WIB
Suhardi Alius. Foto: BNPT

jpnn.com, PADANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suhardi Alius mengatakan, mahasiswa baru harus dibentengi agar tidak terpapar radikalisme.

“Kalian harus hati-hati. Persiapkan diri kalian dengan baik karena bangsa ini ke depan kalian yang akan pimpin,” ujar Suhardi saat memberikan pembekalan kepada 5.800 mahasiswa baru Universitas Andalas (Unand) dan 3.000 mahasiswa baru di Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Sumatera Barat, Rabu (8/8).

BACA JUGA: Asah Kekritisan Maba Lewat Karya Mading

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan pentingnya program khusus dari universitas atau perguruan tinggi pada masa orientasi mahasiswa.

Program itu berupa penguatan jiwa nasionalisme dan kebangsaan serta pembekalan terhadap paham radikal terorisme.

BACA JUGA: Pencegahan Terorisme di Perbatasan Butuh Pendekatan Khusus

“Apakah perguruan tinggi negeri atau swasta, di awal-awal penerimaan mahasiswa baru sebaiknya diprogramkan untuk diisi dengan ceramah-ceramah terkait pencegahan radikal terorisme," ujar alumnus Akpol tahun 1985 ini.

Dalam kesempatan itu, Suhardi juga menjelaskan pentingnya pemahaman terhadap makna kata radikal.

BACA JUGA: Direktur CISS: Ilmu Intelijen Sangat Penting untuk Mahasiswa

“Hati-hati menggunakan istilah radikal. Radikalisme itu juga ada yang positif. Pahlawan zaman dahulu menggunakan istilah radikal agar bebas dari penjajah. Itu baik. Yang saya maksud di sini adalah radikal negatif, yaitu anti-NKRI, anti-Pancasila, intoleransi dan penyebar paham takfiri, yang suka mengafir-kafirkan orang. Ini yang sangat berbahaya dan harus dilawan,” ujar mantan kapolda Jawa Barat ini

Dia juga memompa semangat para generasi muda untuk cinta terhadap tanah air dan kebudayaan lokal.

Menurut dia,  masalah kebangsaan tidak bisa hanya diselesaikan dengan logika karena hanya sebatas norma.

Karena itu, perlu digunakan perasaan dan hati sehingga bisa menyentuh akar masalahnya.

“Kalau berbicara dengan dengan logika tidak akan selesai. Harus pakai perasaan. Ingat, republik ini bukan hanya untuk kalian, tetapi anak cucu kalian, pertanyaannya apa yang kita wariskan? Kita harus merawat kebinekaan ini,” ujar Suhardi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Baru Jangan Gabung dengan Organisasi Tidak Jelas


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler