Cegah Stunting, BPIP Siap Kerahkan Paskibraka untuk Mengampanyekan #CukupDuaTelur

Rabu, 22 Maret 2023 – 00:16 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi (dua dari kanan) saat hadir di acara peluncuran Program #CukupDuaTelur Semesta Mencegah Stunting, Selasa (21/3). Foto: Dokumentasi Humas BPIP

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi menyampaikan pihaknya siap mengerahkan kekuatan paskibraka dan purnapaskibraka yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk membantuk mengampanyekan #CukupDuaTelur.

Hal itu disampaikan Prof Yudian di acara peluncuran Program #CukupDuaTelur Semesta Mencegah Stunting di Jakarta, Selasa (21/3).

BACA JUGA: BPIP Gelar Bimtek Kepamongan, Lahirkan Paskibraka Berkarakter Pancasila

#CukupDuaTelur merupakan program yang diluncurkan BKKBN dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.

BACA JUGA: Simak! Begini Arahan Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati untuk Kades Seluruh Indonesia

Menurut Prof Yudian, para paskibraka berperan sebagai role model di tengah lingkungan masyarakat.

“Kami gerakkan Paskibraka untuk berperan lebih. Bukan hanya bertugas saat upacara bendera saja, melainkan menjadi Duta Pancasila yang tanggap terhadap permasalahan di lingkungannya," kata Prof Yudian Wahyudi.

BACA JUGA: Pesan Wakil Kepala BPIP di Dies Natalis ke-66 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Dia menyampaikan sasaran pencegahan stunting adalah generasi muda saat ini

Karena itu, BPIP akan menggerakkan Paskibraka untuk menjelaskan stunting kepada kawan-kawannya di sekolah-sekolah sebagai tokoh milenial yang responsif terhadap masalah yang dihadapinya.

Upaya lain yang sudah dilakukan BPIP dalam pencegahan stunting, pada tataran internal telah berkomitmen dan siap menjadi kakak, ibu, dan bapak asuh yang terjun ke lapangan memberi edukasi.

Kemudian mengajak masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat, membangun keluarga sebagai komunitas terkecil dari bangsa Indonesia.

Prof Yudian juga mengajak kampus-kampus dan mahasiswa untuk turut serta ambil bagian sebagai agen perubahan dengan terjun ke lapangan, melakukan sosialisasi dan edukasi terkait stunting dan pencegahannya.

Salah satunya dengan upaya-upaya inisiasi mengonsumsi protein hewani yang baik bagi perkembangan otak manusia, seperti telur dan ikan.

“Saya mengajak kampus-kampus dan adik-adik mahasiswa, melalui program KKN, kami bisa kerja sama dengan BKKBN, dengan BPIP untuk melaksanakan KKN tematik pencegahan stunting," pesan Prof Yudian.

Anggota Komisi IX DPR Krisdayanti mengungkapkan, dirinya bersama 50 anggota Komisi IX konsen terhadap masalah stunting dengan sosialisasi, komunikasi, dan edukasi yang kerap dilakukan di daerah-daerah pemilihan.

“Sebagai seorang ibu dan nenek, saya juga memiliki tanggung jawab untuk memberi kualitas hidup yang baik kepada anak dan cucu. Sebagai wakil rakyat, saya bersama Komisi IX dan mitra kerja berkomitmen bergotong royong menuntaskan persoalan stunting di Indonesia dengan target penurunan hingga 14 persen pada tahun 2024," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan Indonesia Emas 2045 akan sulit tercapai jika generasi di bawah mengalami stunting alias gagal tumbuh (fisik) dan gagal berkembang.

"Stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting. Cirinya, kemampuan intelektualnya tidak bisa bersaing. Orang stunting kurang beruntung, biasanya pada hari tuanya kena penyakit serangan jantung, tekanan darah, dan kencing manis," ungkap Hasto.

Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia masih mencapai 21,6 persen. Angka tersebut di bawah 2021 dengan prevalensi 24,4 persen.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan prevalensi angka stunting turun ke angka maksimal 14 persen pada 2024 mendatang.

Angka tersebut dapat dicapai jika hingga akhir tahun 2023 angkanya bisa mencapai 17 persen. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler