jpnn.com, JAKARTA - Rektor Universitas Trilogi Asep Saefuddin mengatakan, perekonomian perdesaan harus ditingkatkan melalui pengembangan teknologi pengolahan hasil pertanian agar tidak terjadi urbanisasi besar-besaran.
"Industri harus dilihat dari hulu sampai hilir. Kalau hanya hulunya yang diperkuat, sedangkan hilirnya tidak, industrinya tidak akan bergerak. Harusnya yang digerakkan terlebih dahulu adalah industri di desa, agar masyarakat tidak berbondong-bondong ke kota," kata Asep dalam Dies Natalis Keempat Universitas Trilogi, Sabtu (1/4).
BACA JUGA: Hal ini Bisa Ganggu Iklim Investasi Sektor Pertambangan
Universitas Trilogi, lanjutnya, sudah melakukan MoU dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk program-program pemanfataan teknologi pertanian guna pembangunan perdesaan.
Dengan demikian, makin banyak masyarakat desa yang menyerap teknologi pertanian.
BACA JUGA: Tol GempolâPasuruan Ditarget Tuntas Akhir 2018
"Masyarakat desa harus tahu bidang pertanian itu tidak hanya pangan, tetapi juga kosmetika, kesehatan, farmasi, alat mesin pertanian, dan lainnya. Jadi cakupannya luas sekali. Kalau ini bisa digerakkan, ekonomi masyarakat desa bisa kuat," tuturnya.
Sementara itu, Mendes PDT Eko Putro Sandjojo mengatakan, desa di Indonesia sangat unik.
BACA JUGA: KPPU Usulkan Tarif Batas Atas untuk Taksi
Ada yang besar seperti di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan.
Ada juga yang kecil seperti di Jawa. Ada desa rawan bencana, ada juga yang rawan konflik.
"Tahun 2014, pertumbuhan ekonomi dari enam persen menjadi 4,8 persen, desa kebanyakan miskin karena tidak ada infrastruktur. Begitu ada program dana desa, infrastruktur seperti jalan, saluran irigasi, sarana air bersih dibangun. Selain itu pembangunan infrastrukturnya harus dari warga desa sendiri, tidak boleh pakai kontraktor," tuturnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Distribusi Tertutup Elpiji 3 Kg Diundur Tahun Depan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad