CEO Drydock Minta Maaf

Jumat, 23 April 2010 – 06:34 WIB

BATAM  - Chief Executive Officier (CEO) PT DW Graha, Denis Welch, di depan pejabat Polda Kepri, meminta maaf atas peristiwa berdarah dan berbau sara di perusahaanya ituIa berjanji akan memperbaiki kondisi kerja di perusahaan galangan kapal itu.  "Kami minta maaf dan turut menyesal dengan kejadian ini

BACA JUGA: Ekspatriat Mengaku Pasrah

Mudah-mudahan dengan pertemuan ini apa saja permasalahan-permasalahan yang dihadapi bisa diketahui dan dimasa depan bisa diantisipasi," ujar Denis,

Hadir dalam pertemuan usai kerusuhan redah, wakapolda Kepri Kombes Pol Bambang BS, Kabiro Binamitra Kombes Pol Ricky F Wakanno, Kabag Humas Polda Kepri AKBP Anggaria Lopis, Senior Manager Personalia PTDW Graha Baharum, Manager Operasional Vijay, beserta Ketua SPSI Kota Batam Syaful Badri dan anggotanya.

Denis juga menjanjikan, akan melakukan perbaikan kondisi dan kesejahteraan pekerja
Selain itu, perusahaan juga akan melakukan pelatihan-pelatihan agar keterampilan karyawan meningkat sesuai dengan keinginan

BACA JUGA: WN India Jadi Tersangka

"Secara perlahan, kami juga akan melakukan pengurangan pengunaan tenaga kerja yang berasal dari sub kontraktor,' ujar Denis


Senior Manager Personalia PTDW Graha Baharum menambahkan, untuk sementara aktivitas pekerjaan di perusahaan tersebut dihentikan

BACA JUGA: Menakertrans Kirim Tim ke Batam

Sampai kapan" 'Kita tidak tau sampai kapanTapi yang jelas aktivitas diperusahaan tersebut dihentikan untuk sementara,' ucap Baharum
  
Berapa besar kerugian yang dialami perusahaan akibat kerusuhan itu" Baharum belum bisa menyebutkan"Kita inventarisir dulu kerusakan yang terjadi," katanya.  "Yang terpenting, pekerja bisa menenangkan diri dulu dan yang luka-luka bisa diobati," ujar Baharum, lagiIa menambahkan, pekerja asing yang rata-rata digaji 1.600 dolar Singapura per bulan itu berasal dari India, Bangladesh, Myanmar dan MalaysiaJumlahnya 212 orang pekerja

'Secepatnya mereka akan kita pulangkan ke negara masing-masing,' ucapnyaSaat ini, pekerja asing itu diamankan di Mapolda Kepri 170 orang dan selebihnya 42 di Poltabes Balerang

Kabiro Binamitra Polda Kepri Kombes Pol Ricky F Wakanno mengatakan, mereka yang terlibat pelanggaran hukum dalam kerushan akan tetap diproses"Seperti, pemicu kasus tersebut (Ganesh) jelas akan diproses,' ucap Ricky

Kapoltabes Balerang Kombes Pol Leonidas Braksan, menyebutkan, untuk mengamankan Drydock Word Graha itu, Brimob Poltabes Balerang dibantu satu pleton Brimob yang datang dari Pekanbaru, dikerahkan ke perusahaan tersebutSelain pasukan Brimob dari Riau, satu pleton TNI-AD dari Batalyon 134 Tuah Sakti juga dikerahkan.

"Korban meninggal akibat kerusuhan ini tidak adaSecara keseluruhan korban luka-luka ada 9 orangSatu diantaranya luka beratKerugian akibat kejadian ini belum bisa ditaksirSituasi kini sudah terkendali," jelas Leonidas.  Kondisi yang mulai kondusip ini juga dibenarkan Wakapolda Kepri Kombes Pol Bambang BS"Saya minta, karyawan perusahaan ini dan galangan kapal lainnya menahan emosi dan tidak perpancing melakukan tindakan anarkis," pintanya saat memfasilitasi pertemuan antara manajemen PT DDW Graha dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Batam di rupatama Mapolda Kepri di Nongsa

Bambang menjelaskan, kerusuhan tersebut bermula dari salah paham antar pekerja di lapangan yang mengakibatkan aksi spontanBambang juga mengatakan, Polda Kepri dan Poltabes Balerang tetap terus menyelidiki kasus kerusuhan dan hal-hal berkenaan pengunaan tenaga kerja asing di perusahaan milik Dubai Word Company (DWC) tersebut.

Bambang berharap, perusahaan tersebut bisa melakukan aktivitas sebagai mana biasa, hari iniIa juga meminta manajemen mulai melakukan perbaikan atas kerusakan yang timbul"Hal-hal yang berkaitan dengan hukum akan dilanjutkan di Poltabes, biar semua clear," kata BambangSementara itu, Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, Wakil Gubernur Kepri HM Sani, dan anggota DPD RI Aida Ismeth yang berkunjung ke lokasi kejadian di waktu berbeda menyayangkan kerusuhan tersebutMereka meminta pekerja menahan diri agar kondisi investasi di Batam tetap kondusif.

Ketua SPSI Kota Batam, Syaiful Badri, juga membenarkan kalau aksi spontan pekerjaPerusahaan itu, jelasnya, banyak melakukan kerugian pada kalangan pekerja seperti dengan mempergunakan tenaga kerja sub kontrak mereka tidak mendapatkan hak-hak seperti tunjangan hari raya (THR) dan tunjangan hari natal (THN)

Selain itu, jelasnya, perusahaan sub kontraktor dan main kontraktor juga tidak toleransi dengan keluhan yang disampaikan karyawanPerusahaan sub kontraktor PT Draydock Word itu, jelas Syaiful, tahun lalu masih membayar upah pekerja di bawah upah minimum sektor, melakukan pemotongan PPh 21 sebesar Rp200 ribu sampai Rp300 ribu per bulan pada pekerja lokal dan denda Rp500 ribu sampai Rp1 juta bagi yang melakukan pelangaran kerja.

Perbedaan perlakukan antara pekerja asing dengan lokal yang dilakukan perusahaan, sebut Syaiful, turut menjadi akar persoalan karyawan yang makin menumpukSeperti, sebutnya mengenai klaim pembayaran berobatKaryawan atau pekerja sub kon, jelasnya, tidak dapat mengklaim jika mengalami kecelakaan saat pulang dan pergi kerjaKondisi ini, jelasnya, jauh berbeda dengan para pekerja asing yang mendapat fasilitas dan pelayanan memadai, serta dengan gaji lebih besar dari gaji pekerja lokal.

"Jadi aksi ini, apa yang dilakukan kalangan pekerja Drydock Word ini, merupakan akumulasi dari kondisi dan permasalahan yang dihadapi pekerja selama," kata Syaful(amr/nur/ros/cr2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Taman Nasional Hanya Boleh Untuk Wisata


Redaktur : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler