Cerita Bu Mega soal Pemindahan Ibu Kota RI di Depan Tokoh Dunia

Kamis, 29 Agustus 2019 – 13:58 WIB
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri (tengah) duduk di antara mantan Kanselir Jerman Gerhard Schröder (kanan) dan eks PM Jepang Yukio Hatoyama di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8). Foto: Humas DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri beramah-tamah dengan sejumlah mantan pemimpin dunia sebelum pembukaan DMZ Internasional Forum on The Peace Economy di Seoul, Korea Selatan, Kamis (29/8). Perbincangan ketua umum PDI Perjuangan itu dengan sejumlah tokoh dunia juga menyinggung soal ibu kota baru RI.

Sebagaimana siaran pers DPP PDIP, Megawati dalam ramah-tamah itu tampak berbincang santai dengan mantan Kanselir Jerman Gerhard Schröder, eks Perdana Menteri (PM) Jepang Yukio Hatoyama, serta Presiden Pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat di ruang tunggu Hotel Lotte, Seoul, Kamis (29/8). Para tokoh itu merupakan pembicara DMZ Internasional Forum on The Peace Economy yang digelar di Lotte Hotel Seoul.

BACA JUGA: Penjelasan Bupati Penajam Paser Utara soal Kabar Lahan Milik Prabowo Subianto

Pada sesi ramah-tamah, awalnya Kepala National Research Council for Economics, Humanities and Social Sciences (NRC) Korsel Seong Kyoung-Ryung bertanya kepada Megawati perihal berita tentang keputusan Pemerintah RI yang akan memindahkan ibu kota negara. Menanggapi pertanyaan itu Megawati mengatakan bahwa pemindahan ibu kota RI sudah melalui kajian.

"Ini langkah pertama setelah mungkin lebih dari lima tahun untuk membicarakan hal ini sebelum akhirnya diputuskan," kata Megawati yang duduk di antara Hatoyama dan Schröder.

BACA JUGA: Ritual Adat agar Malapetaka Tidak Menyerang Penajam Paser Utara

BACA JUGA:

Penjelasan Bupati PPU soal Kabar Lokasi Calon Ibu Kota di Lahan Milik Prabowo Subianto

BACA JUGA: Jangan Khawatir, Kopassus Jago Perang di Hutan

Bu Mega Dukung Pemindahan Ibu Kota, Asal Ini Syaratnya

Seong juga menanyakan apakah alasan pemindahan ibu kota RI karena Pulau Jawa terancam tenggelam. Namun, Megawati menepis hal itu.

"Jakarta sebagai ibu kota negara sekarang crowded sehingga diputuskan untuk memindahkannya ke Kalimantan Timur. Sepertinya butuh lima tahun untuk pindah ke Kalimantan Timur. Pemindahan itu tidaklah mudah," papar ketua umum PDI Perjuangan itu.

Lagi-lagi Seong menanggapi pernyataan Megawati. Menurutnya, Korsel sebenarnya juga telah memindahkan pusat pemerintahannya sekitar tujuh tahun lalu.

Karena itu, Seong menyebut pengalaman Korsel memindahkan pusat pemerintahan bisa menjadi pelajaran bagi Indonesia. "Pemerintah Indonesia bisa belajar dari pengalaman Korsel," tambah Seoung.

DMZ Internasional Forum on The Peace Economy yang berlangsung di Seoul pada 28-29 Agustus 2019 diselenggarakan oleh The Korean Institute for International Economy Policy (KIEP) dan NRC. Tema forum itu adalah Ekonomi Damai dan Kesejahteraan di Semenanjung Korea dan Sekitarnya.(tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dulu Ngebet Pemekaran, Kini Malah jadi Lokasi Pemindahan Ibu Kota


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler