Cerita-Cerita Tentangga tentang Keluarga Nazaruddin

Pembantunya Sering Ngeluh, Cuman Digaji Rp 500 Ribu

Kamis, 11 Agustus 2011 – 11:14 WIB

Bangunan dua lantai bercat putih-abu-abu itu kini sepi dan  seperti telantarRumah bearsitektur Eropa berpilar besar di beranda rumahnya itu seperti lama dituinggalkan

BACA JUGA: Prof Hembing Layani Ratusan Pasien Sehari sebelum Meninggal Mendadak

Pos jaga yang letaknya menempel dengan pagar utama-pun terlihat berantakan
Dua buah gelas kopi, dispenser kosong dan lembar-lembar koran terserak didalamnya

BACA JUGA: Kisah Darsem, si TKI Lolos Pancung, setelah Dapat Sumbangan Miliaran Rupiah

Itulah gambaran rumah Nazaruddin kini

------------------
SEBELUM KPK menggeledah 2 Agustus lalu, hunian mewah yang berlokasi di Jalan Pejaten Barat Raya No.7, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan ini, masih dirawat oleh salah seorang pembantunya

BACA JUGA: Cartagena, Kota di Kolombia Tempat Persembunyian Nazaruddin

“Biasanya ada yang menyalakan lampu, terus nyapu-nyapu, tapi setelah didatangi KPK, sudah tidak ada orang lagi,” ujar Kurniati, pemilik kios rokok di depan rumah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu.

Kurniati yang mengaku sudah tinggal 10 tahun di depan rumah berukuran 35 x 50 meter persegi itu, juga kerap menjadi tempat berkeluh kesah para pembantu-pembantu Nazarudin dan istrinya Neneng Sri WahyuniJarang ada yang betah dan tinggal lama dirumah yang disebut Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD sebagai tempat pengembalian uang suap yang diterima Sekjen MK Janedjri M Gaffar dari Nazaruddin.

“Ada satu namanya Andre, dia orang Sunda tergolong pembantu paling lama di rumah Pak NazaruddinDia sering kas bon rokok dan curhat di warung saya,” katanya kepada  INDOPOS, saat diajak cerita oleh INDOPOS, kemarin (10/8).

Perempuan 36 tahun itu mengungkapkan, Andre kerap mengeluh lantaran gajinya kecil, hanya Rp 500 perbulannyaTidak ada tambahan apa-apaSempat meminta kepada Neneng untuk dinaikkan, namun tidak ditanggapiAkhirnya satu-persatu pembantunya pergi.

“Selama satu tahun tinggal di sini, pembantunya kerap gonta-gantiHampir semua keluhannya soal gaji, padahal kerjaannya banyak dan kalau bu Neneng-nya juga gampang marah-marah apalagi kalau lihat kecoa di rumahnya,” paparnya.

Hal serupa juga diungkapkan Ahmad, tukang batagor yang biasa mangkal di depan kediaman Nazaruddin, para pembantu perempuannya juga sama, sering gak betah“Dulu sering jajan di sini, ngobrol-ngobrol, kata mereka ya gajinya kecil dan ibunya sering marah-marah,” papar Ahmad yang sudah dagang di pejaten sejak rumah tersebut belum ditempati oleh Nazaruddin

Dulu sebelum kasus pemuda kelahiran Simalungun, Sumatera Utara, 26 Agustus 1978 silam, itu ramai, Ahmad mengaku tidak tahu rumah mewah tersebut milik NazaruddinDia hanya tahu kalau bangunan yang tiap harinya dijaga oleh tiga satpam itu, milik orang Partai Demokrat.  “Saya dulu sering liat kalau ada tiga mobil mewah yang sering kelauar masuk rumah itukalau gak salah mobilnya kaya alphard warnanya putih, terus ada mobil besar juga warna hitam pelatnya BM 1 MN,” ujarnya sambil mengingat-ngingat.

Namun, Ahmad mengakui kalau Nazarudin sebetulnya belum lama tinggal di rumah itu“Saya tahunya dia baru bulan puasa tahun kemarin baru pindahan ke PejatenKarena kebetulan anaknya ulang tahun, jadi ngadain syukuran, ngundang anak yatim dari panti asuhan, tapi ndak ngundang warga di sekitaran, paling pak RT dan RW aja,” jelasnya.

Pantaun INDOPOS, rumah yang memiliki dua buah CCTV di sisi kanan dan kiri balkon itu sebelumnya dimiliki oleh pengusaha sukses bernama Haris TaherKonon rumah tersebut dijual kepada pemilik yang saat ini menempatinya seharga Rp 3 miliar.

"Pak Haris masih sering bersosialisasi dengan warga sekitarKalau pemilik rumah yang sekarang jarang kelihatanHanya mobil putih (Toyota Vellfire putih bernomor polisi B 1226 SKA) itu saja yang sering terlihat keluar-masuk rumahPemilik rumah sekarang yang membeli rumah dari Pak Haris,” tutur Kurniati.

Nama Haris Taher sendiri tidak asing di telingaDia juga disebut-sebut sebagai salah seorang pengusaha yang dekat dengan Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang YudhoyonoBahkan Nama Haris Taher saat ini tercantum dalam susunan Dewan Pembina PD periode 2010-2015 sebagai Anggota Dewan Pembina PD.

Ditemui di tempat terpisah, Ketua RW 08, Jayadi, mengatakan Nazaruddin sebelumnya adalah warga Kuningan, Jakarta"Ada surat pindah dari KuninganRW juga mengetahui kepindahan itu, tapi Nazarudin belum sempet bikin KTP pakai alamat Jalan Pejaten Barat No.7 RT 1 RW 8Itu kira-kira setahunan ini," katanya kepada wartawan.

Kendati mengetahui rumah tersebut milik Nazaruddin, dia mengaku tidak kenal secara langsung dengan anggota Komisi VII DPR yang pada Pemilu 2009 lalu mendapatkan 76.256 suara dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur IV tersebut.

Namun, jauh hari sebelumnya, beredar cerita, kalau Umul, salah seorang pedagang makanan yang hampir setiap hari melintas di depan rumah Nazaruddin mengaku pernah diberikan sejumlah uang untuk membeli rokok oleh salah seorang penjaga rumah NazaruddinUang rokok itu konon diberikan hampir ke semua warga sekitar rumah Nazaruddin.

Ternyata hal itu dimaksudkan agar warga sekitar tidak memberitahu kepada siapapun jika ada yang seseorang menanyakan rumah Nazaruddin"Hampir semua tukang dagang, tukang warung, dan warga di sekitar sini disuruh tutup mulutSi Bos (Nazaruddin) lewat suruhannya bilang jangan diberi tahu kalau ada orang yang menanyakan rumah si BosBiar nggak bilang-bilang, Si Bos kasih uang ke warga sini," bebernya(dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Haeny, Mantan Bupati Tuban, dan Kisah Istana Pribadinya (2-Habis)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler