Prof Hembing Layani Ratusan Pasien Sehari sebelum Meninggal Mendadak

Sibuk Jadi Konsultan, Siapkan RS Khusus Pengobatan Herbal

Kamis, 11 Agustus 2011 – 00:51 WIB

Meski jarang sekali tampil di layar kaca seperti dulu, pakar pengobatan tradisional Prof Hembing Wijayakusuma tetap saja menjadi jujukan pasien dengan berbagai penyakitDalam sehari dia bahkan bisa melayani 400 pasien

BACA JUGA: Kisah Darsem, si TKI Lolos Pancung, setelah Dapat Sumbangan Miliaran Rupiah

Senin dini hari lalu (8/8) sang pakar itu pergi untuk selamanya pada usia 71 tahun


M

BACA JUGA: Cartagena, Kota di Kolombia Tempat Persembunyian Nazaruddin

HILMI SETIAWAN, Jakarta

SALAH satu monumen peninggalan Hembing adalah The Hembing Center yang berlokasi di Jalan Raya K.S
Tubun, Jakarta Pusat

BACA JUGA: Keluarga Haeny, Mantan Bupati Tuban, dan Kisah Istana Pribadinya (2-Habis)

Di tempat itulah Hembing melayani para pasien dengan menggunakan terapi akupunktur dan pengobatan tradisional
   
Ketika masuk ke tempat itu kemarin, Jawa Pos disambut dengan aneka tanaman hijauGemercik air mancur di sebuah kolam ikan koi membuat suasana semakin asri.

Di tempat tersebut masih terdapat papan ucapan turut berduka cita atas meninggalnya HembingHari itu The Hembing Center (THC) tetap buka seperti biasaJawa Pos melihat beberapa pasien pelanggan Hembing mulai antre

"Kami memang masih dalam kondisi berduka, tapi pelayanan kesehatan tetap jalan," kata Ipong Wijayakusuma, anak kedua Hembing, yang menyambut Jawa Pos.

Sambil mengajak Jawa Pos melihat-lihat beragam piagam penghargaan yang pernah diraih Hembing, Ipong menceritakan kematian ayahnyaPria 48 tahun itu mengatakan, bapaknya meninggal secara mendadakDia menuturkan, orang tuanya dibawa ke RS Medistra pada Minggu malam (7/8)"Pada Senin (8/8) sekitar pukul 01.30 Bapak dinyatakan meninggal," jelas Ipong.

Sebelum mengembuskan napas terakhir, menurut Ipong, bapaknya tidak pernah mengeluh sakitBahkan, beberapa saat setelah dinyatakan meninggal dunia, dokter yang menangani Hembing mengaku kagetSang dokter saat itu mengatakan, fisik Hembing masih segarWajahnya juga masih terlihat cerah.

Ipong tidak memungkiri bahwa kondisi fisik Hembing cukup terjaga"Bapak itu care (perhatian, Red) banget dengan kondisi kesehatannya," ujarnyaCara yang dilakukan Hembing untuk menjaga kesehatan, antara lain, dengan banyak mengonsumsi sayur dan ikanSelain itu, dia rutin berolahraga.

Adik Valencia Wijayakusuma dan kakak Mochtar Wijayakusuma itu menduga Hembing mengalami serangan jantung karena kecapekanIpong menceritakan, sebulan sebelum meninggal, aktivitas Hembing sangat padatDi antaranya, dia mengikuti kegiatan kesehatan di beberapa kota di Tiongkok dan JepangSementara di tempat praktik, rata-rata setiap hari ada 400 pasien yang harus dilayani.

Ketiga anak Hembing sejatinya sudah mengingatkan ayahnya untuk lebih banyak beristirahatTapi, saran tiga anaknya itu tidak digubrisHembing tetap banyak beraktivitas dan sedikit beristirahatSehari-hari, menurut Ipong, ayahnya hanya tidur 2 sampai 3 jam.

Sebagian besar waktunya digunakan untuk melayani pelangganApalagi, selama ini banyak pasien yang rewel jika tidak ditangani langsung oleh HembingDi luar aktivitas di The Hembing Center, Hembing juga menjadi guru besar di Universitas Bung KarnoHembing juga menjadi penasihat pada Chinese Medical Institute Chinese Pharmacology Acupuncture Hongkong

Masih belum cukup, penerima Bintang Jasa Utama itu juga menjadi wakil presiden World Academy Society of Acupuncture, Korea SelatanHembing yang lahir di Medan, 10 Maret 1940 itu juga ditunjuk menjadi konsultan Journal of Kyoto Pain Control Institute, JepangJika di rumah, Hembing menghabiskan waktu untuk membaca dan menulis buku.

Ipong mengungkapkan, ada satu buku lagi yang belum kelar penulisannya"Buku itu dalam tahap penyusunan materi," ucap pria yang bekerja di Dinas Kesehatan Mabes Polri ituBuku yang belum rampung itu berisi ilmu kesehatan tradisional.

Ipong menceritakan, sebelum meninggal, Hembing tidak pernah lelah memberikan petuah kepada tiga anaknyaPesan yang paling melekat di hati Ipong adalah selalu melakukan yang terbaik untuk siapa pun"Baik itu sopir angkot, tukang ojek, atau pejabat," jelasnya.

Selain berpesan harus melakukan yang terbaik untuk orang lain, Hembing mewariskan kepada anak-anaknya untuk menjaga kualitas pelayanan medisDi antaranya, Hembing tidak menerima bahan-bahan obat herbal dari orang lainSebab, menurut Ipong, jika obat herbal dari orang lain itu palsu, proses pengobatan bisa terpengaruh"Ilmu yang baik juga ditunjang bahan-bahan obat yang kualitasnya terjaga," jelas Ipong.

Untuk menjaga kualitas obat-obatan tersebut, Hembing memiliki lahan khusus untuk menanam aneka obat herbalMisalnya, kumis kucing, sambiloto, dan aneka empon-emponKebun obat herbal itu terletak di kawasan SukabumiSelain itu, Hembing memiliki pabrik pengolahan bahan obat herbal di kawasan Tangerang.

Sepeninggal Hembing, keluarga besar belum menentukan siapa yang meneruskan pengelolaan The Hembing CenterIpong menjelaskan, keputusan pengelolaan itu akan dilakukan setelah ada rembuk keluargaSaat ini seluruh keluarga masih dalam suasana berkabung.

Sebagai catatan, dari tiga anak Hembing, hanya dua yang fokus di bidang akupunktur dan pengobatan tradisionalYakni, Ipong dan MochtarSaat ini, selain berdinas di lingkungan Mabes Polri, Ipong membuka praktik di Jl Gedong Panjang Raya, Jakarta Utara

Mochtar sendiri berpraktik di Jalan Karang Tengah Raya, Lebak Bulus, Jakarta SelatanUntuk sementara, Ipong mengaku lebih banyak mengontrol The Hembing Center.

Ipong juga menceritakan, Hembing memiliki sebuah impian yang belum terwujudSebelum meninggal, ayahnya sempat curhat akan mendirikan rumah sakit spesialis pengobatan herbalRumah sakit itu memadukan pengobatan tradisional berbasis ramuan herbal dengan pengobatan modernHembing berkiblat ke Singapura

Ide mendirikan rumah sakit herbal itu bukan sebuah angan-angan belakaHembing bahkan sudah membuat desain sederhana bentuk fisik rumah sakit tersebutSayangnya, dokumen itu masih disimpan Hembing dan belum ditemukan anak-anaknyaIpong hanya menjelaskan, di depan rumah sakit herbal itu akan didirikan patung Hembing.

Selain sudah mendesain bentuk rumah sakit itu, Hembing menugasi Ipong mencari tanahnya"Pesan Bapak, lokasi harus mudah dijangkau dan strategis," katanyaNamun, kepergian Hembing lebih cepat ketimbang progres pembangunan rumah sakit herbal itu.

Ipong berharap mimpi orang tuanya itu terwujud"Entah berapa tahun lagiTetapi, keluarga harus kompak mewujudkannya," ujarnya

Sebelum kembali ngantor di Mabes Polri, Ipong menuturkan tidak khawatir akan adanya penurunan pasien yang berobat ke The Hembing CenterMenurut dia, pasien masih tetap setia karena merasa ada manfaat yang bagus setelah menjalani pengobatan di The Hembing Center(c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Khatam 1.000 Kali Penghafal Al-Quran Iringi Masa Kritis Dahlan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler