Kisah Darsem, si TKI Lolos Pancung, setelah Dapat Sumbangan Miliaran Rupiah

Beli Rumah dan Tanah, Booking Grup Sandiwara untuk Pesta Khitan

Rabu, 10 Agustus 2011 – 01:31 WIB
Rumah Darsem yang tengah diperbaiki. Foto : Suparman/Pasudan Ekspres/JPNN

Publik masih belum lupa dengan Darsem, TKI perempuan asal Subang yang hampir saja dihukum pancung di Arab SaudiKini dia dituduh bergaya hidup "wah" di kampungnya setelah menerima uang sumbangan dari masyarakat Rp 1,2 miliar

BACA JUGA: Cartagena, Kota di Kolombia Tempat Persembunyian Nazaruddin

Benarkah Darsem suka berfoya-foya?

THOMA S KUKUH, Subang

DARSEM duduk terkulai di kursi rumahnya di Dusun Trungtum, Kecamatan Pusakanagara Subang, Jawa Barat
Wajahnya tampak pucat dan tidak bersemangat

BACA JUGA: Keluarga Haeny, Mantan Bupati Tuban, dan Kisah Istana Pribadinya (2-Habis)

"Kepala saya pusing
Males ngomong," katanya saat ditemui Jawa Pos Minggu lalu (7/8).
   
Setiap kali ditanya, jawabannya ketus

BACA JUGA: Khatam 1.000 Kali Penghafal Al-Quran Iringi Masa Kritis Dahlan

Dia mengaku sakit kepala karena terus memikirkan masalah keluargaYa, sejak minggu lalu, perempuan 25 tahun itu resmi bercerai dengan suaminya, Hasanuddin, yang menikahinya pada 2005
   
Dari pernikahan tersebut, Darsem dikaruniai seorang anak yang diberi nama SyafiiSelain memikirkan masalah rumah tangga, dia kini dipusingkan dengan berita-berita miring tentang dirinya yang dianggap telah berfoya-foya dengan uang sumbangan kepadanya"Memangnya kenapa kalau saya pakai uang (sumbangan) ituItu kan uang saya sekarang," ujarnya, masih dengan nada ketus

Seperti diberitakan, Darsem adalah terpidana mati pemerintah Arab SaudiTKI yang pergi ke negara Timur Tengah pada 2006 itu lebih banyak menghabiskan waktu di penjaraYakni, 3,5 tahunDia didakwa membunuh saudara majikannyaPadahal, perbuatan itu dilakukan Darsem dalam upaya membela diri

Namun, pemerintah Indonesia tidak tinggal diamPemerintah lantas mencari celah untuk membebaskan DarsemAkhrinya dia bisa lolos lantaran keluarga korban mau memaafkannyaTapi, syaratnya Darsem membayar denda 2 juta riyal (sekitar Rp 4,7 miliar)Pemerintah pun membantu Darsem hingga bebas setelah membayar uang itu.
   
Akhirnya pada 13 Juli lalu Darsem bisa dipulangkan ke tanah airTak pelak, nasib tragis Darsem itu pun memancing empati masyarakat yang luar biasaBahkan, salah satu televisi swasta berhasil mengumpulkan uang sumbangan dari pemirsanya senilai Rp 1,2 miliarUang itu sudah diberikan kepada Darsem
   
Sayangnya, setelah beberapa minggu berada di rumah dan berkumpul bersama keluarga, mencuat kabar bahwa Darsem hidup serbawah di kampungnyaMisalnya, dia dikabarkan memborong perhiasan, membeli rumah, dan sawah
   
"Kalau beli perhiasan seperti ini kan biasaNamanya perempuan, masak nggak boleh pakai perhiasan," ucapnyaSelain itu, kata Darsem, salah satu alasan dia membeli emas adalah investasiJadi, jika sewaktu-waktu butuh uang, dia bisa menjualnya lagi
   
Ya, dalam pengamatan Jawa Pos, beberapa perhiasan memang menempel di tubuh DarsemAnting-anting, kalung, dan juga gelang"Kan wajar kalau saya pakai ini," kata Darsem mengulang, sambil menunjukkan perhiasannya
   
Saat ditanya berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli perhiasan itu, Darsem enggan menjawab"Yang penting ini pakai uang sayaTerserah mau saya apakan uang itu," imbuhnya
   
Selain untuk perhiasan, Darsem mengaku menggunakan uangnya untuk membeli rumahRumah itu terletak di depan rumahnya yang lamaDia pun harus merogoh kocek Rp 50 juta untuk membeli rumah milik tetangganya ituDarsem juga mengaku telah menghabiskan Rp 25 juta untuk biaya pembangunan dan renovasi rumah.
   
Memang, empat pekerja bangunan terlihat sibuk merenovasi rumah berukuran sekitar 4 x 8 meter ituYa, rumah tersebut sudah berdiri paling megah di antara rumah para tetangga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan
   
Tampak beberapa keramik yang belum terpasang di rumah dengan dua kamar ituRumah itu juga masih tampak polos karena belum dicat"Tinggal sedikit kok, paling beberapa minggu selesai," ujar salah seorang pekerja yang menggarap rumah itu
   
Darsem mengatakan, karena membeli rumah dan perhiasan, kini dirinya menjadi gunjingan para tetanggaDia dianggap lupa diri dan hidup bermewahanTapi, Darsem tidak memedulikan hal ituKini Darsem mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah
   
"Sekarang saya nggak pernah keluar (rumah)Biarin ajaBuat apa dipikirin," tuturnyaDia mengaku, setiap keluar rumah selalu mendengar omongan tak sedap dari para tetangga
   
Saat ditanya apa yang akan dikerjakan atau kesibukan apa yang digeluti setelah tidak menjadi TKI, Darsem tak bisa menjawabDia mengaku akan berdiam diri dulu sambil mengurus anakApa kepikiran kembali menjadi TKI? "Sekarang masih belum," jawabnya.
   
Dia juga enggan menerangkan apa yang akan dilakukan terhadap uang-uangnya ituUntuk sementara, Darsem tetap menyimpan uang itu untuk keperluan keluarga dan anaknya kelak.
   
Di bagian lain, ayah Darsem, Dawud Tawar, tak mengerti mengapa banyak orang yang mencibir putri semata wayangnya ituDawud sangat menyayangkan anggapan masyarakat yang mengira Darsem hidup berfoya-foya
   
Pengacara Darsem, Elyasa Budiyanto, termasuk salah seorang yang melontarkan sindiran itu"Saya tidak mengerti kenapa dia (Elyasa, Red) berkata begitu," ujar DawudDia pun mengira Elyasa menyebarkan isu tersebut lantaran hanya diberi fee Rp 20 juta"Tapi, kan terserah saya kalau memberi Rp 20 juta," katanya.
   
Ketika dia mendengar bahwa Darsem disebut berlebihan dalam membeli perhiasan setelah menerima sumbangan, pria yang telah kenyang merantau di masa muda itu mengatakan bahwa perhiasan emas milik Darsem tidak seperti yang dituduhkan"Beli emas kan wajarNamanya juga perempuanDia cuma beli kalung satu, gelang dan anting satu, masing-masing 5 gramApa itu berlebihan?" ungkap pria yang rambutnya mulai memutih itu dengan gusar.
   
Selain perhiasan Darsem, benda-benda berharga milik Dawud seperti jam tangan Rolex dan HP merek Cross juga disebut-sebut dibeli dari uang sumbangan
   
Namun, untuk yang satu ini Dawud mengelakDia bilang, sejak Darsem belum berangkat ke Arab Saudi, dia sudah memakai jam itu"Waktu saya pingsan di DPR, handphone saya sempat jatuhYa handphone ini," ujarnya sambil menunjuk handphone merek Cross warna silver di sampingnya.
   
Dawud tak menampik bahwa sebagian uang itu dibelikan rumah yang saat ini dibangunRumah baru itu terletak di seberang rumah yang ditempatinya sekarang"Sebenarnya, tidak membeli rumah pun Darsem bisa tinggal di sini (rumah Dawud, Red)Tapi, dia bilang ingin punya rumah sendiriSaya silakan sajaItu untuk masa depannya juga," jelas Dawud.
   
Meski begitu, Dawud bilang, uang sumbangan itu tak seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan Darsem semataSebagian sudah disumbangkan ke instansi yang membutuhkan di kampung tempat tinggalnyaDarsem membantu menyumbang pembangunan masjid, panti jompo, pesantren, serta panti asuhan"Kami sudah menyumbang untuk masjid Rp 500 ribu," kata Dawud
   
Untuk pembangunan jalan, Dawud mengatakan bahwa Darsem memang tidak memberikan sumbanganSebab, pembangunan jalan bukan tanggung jawab keluarga mereka, melainkan pemerintah.
   
Namun, lanjut Dawud, jika nanti pembangunan jalan dilakukan dan membutuhkan tambahan material pasti Darsem tak segan membantu
   
Memang, keluarga mereka tak diganggu oleh permohonan macam-macam sumbanganTetapi, Dawud pernah mendengar bahwa ada pihak yang berencana menekannya untuk menyumbang Rp 5 juta guna pembangunan jalanDawud menegaskan tak akan menyumbang jika belum melihat pembangunan jalan ituKalaupun akan menyumbang, sumbangan itu bukan dalam bentuk uang, tetapi material"Katakanlah bantu-bantu nambah 5 sak semen, saya kasih," ujarnya.
   
Ditanya tentang rencana ke depan, Dawud masih belum tahuFokus sekarang ini adalah persiapan khitan cucunya, Syafii, putra Darsem yang pestanya akan dilaksanakan seusai LebaranPestanya sendiri akan diadakan dengan cukup meriahSebab, Darsem mendatangkan sandiwara Gelora Buana dari IndramayuSelain pesta khitan, Darsem dan keluarga akan menggelar pengajian sebagai wujud syukur atas bebasnya Darsem dari hukuman
   
Mengenai pengelolaan uang, Dawud menyerahkan semuanya kepada DarsemBaik itu digunakan untuk usaha atau yang lainDia sebagai orang tua tidak ikut campur, apalagi minta bagian"Saya orangnya sederhanaSehari-hari cukup ada rokok sama kopiDari dulu begini saja," kata Dawud.
   
Namun, dia menyarankan Darsem agar menyisihkan sebagian uang untuk membeli sawah, demi masa depan SyafiiJika sudah ada sawah, Dawud merasa lega karena ada penghasilan yang bisa diandalkanApalagi, dirinya sudah semakin tua sehingga tak bisa lagi terus-menerus menjadi nelayan
   
Meski baru sekadar angan-angan, rupanya yang menawari Dawud untuk membeli sawahnya sudah banyak"Setelah Darsem pulang, banyak orang yang datang nawari sawah," ujar Dawud"Ya, kira-kira satu hektare cukuplah," imbuhnya lantas tersenyum.
   
Meski begitu, menurut Dawud, sebenarnya hal itu tidak membuat dirinya bahagia"Terus terang, sekarang saya bingungNggak tenang lagiKhawatir karena dianggap punya uang banyakBelum lagi omongan orang," katanya
   
Di tempat terpisah, bekas pengacara keluarga Darsem, Elyasa Budianto, mengaku sedikit kecewa dengan perubahan sikap Darsem yang drastisMenurut dia, uang yang didapat Darsem adalah hasil sumbangan yang seharusnya juga disisihkan untuk membantu pekerja migran lain yang sedang kesusahan
   
Namun, Elyasa membantah jika dirinya dianggap menyebarkan isu perubahan sikap Darsem lantaran hanya menerima honor Rp 20 juta"Kalau saya memang dikasih segitu, saya terimaTapi, ini bukan masalah itu (honor)Ini masalah sumbangan yang seharusnya disisihkan untuk pekerja migran yang lainIni amanah masyarakat," tuturnya
   
Sebenarnya Elyasa tidak bisa menyalahkan Darsem sepenuhnyaBagaimanapun, itu adalah haknya"Tapi, sebaiknya ya harus digunakan dengan bijak," imbuhnya(c2/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lahan Rumah 3,5 Hektare, Garasi Diisi 63 Mobil Antik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler