Selama sepuluh tahun menjabat bupati Tuban, pasangan Haeny Relawati Rini Widyastuti dan Ali Hasan tidak hanya menjadi simbol kekuasaan di Bumi Ronggolawe itu, namun juga simbol kekayaan.
------------------------
DWI SETIYAWAN, Tuban
------------------------
UNTUK saat ini, sangat mungkin Haeny-Ali adalah pasangan terkaya di TubanKetika daftar kekayaan Haeny ditempel di pengumuman kantor KPU Tuban pada 25 Januari lalu (saat pencalonan sebagai wakil bupati), sebagian besar mata terbelalak melihatnya
BACA JUGA: Khatam 1.000 Kali Penghafal Al-Quran Iringi Masa Kritis Dahlan
Kekayaannya saja Rp 62,3 miliar.Angka tersebut jauh di atas rival-rivalnya
BACA JUGA: Lahan Rumah 3,5 Hektare, Garasi Diisi 63 Mobil Antik
Angka kekayaan Haeny yang diumumkan bidang pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut belum seluruhnyaSalah satu aset dan usaha Ali yang menggurita adalah SPBU yang tersebar mulai Bulu (perbatasan Tuban-Rembang) hingga Banyuwangi
BACA JUGA: Area Stadion jadi Macet, 90 Persen Skuad Timnas Puasa
"Itu belum seberapaSuaminya jauh lebih kaya," ujar salah seorang pengurus parpol di Tuban yang menyaksikan lembar pengumuman yang ditandatangani Deputi Bidang Pencegahan KPK Cahya HHarefa di KPU Tuban tersebut.Pengumuman daftar kekayaan adalah persyaratan wajib bagi setiap calon kepala daerah dan wakil kepala daerahKhusus untuk laporan kekayaan Haeny, KPK memerlukan empat lembar kertas HVS untuk memuatnyaBerbeda dari calon lain yang hanya perlu satu-dua lembar kertas.
Dalam laporan tersebut, cawabup yang diusung Partai Golkar itu memiliki harta tidak bergerak berupa 176 bidang tanah dan bangunan dengan total nilai Rp 52,4 miliarTerbanyak, lahan tersebut berada di TubanJumlahnya 151 bidangSelebihnya tersebar di sejumlah kotaDi antaranya, Magetan (9 bidang), Bojonegoro (3), Malang (2), Banjarnegara (2), Klaten (2), dan Sukoharjo (2)Lima kavling masing-masing tersebar di lima kota di Surabaya, Lamongan, Sleman, Pasuruan, dan Temanggung.
Harta bergerak (HB) bupati dua periode tersebut mencapai Rp 7,5 miliarHarta tersebut berupa 34 mobilDua di antaranya termasuk kendaraan mewahYakni, Mercedes-Benz 2001 seharga Rp 1,2 miliar dan Hummer 2004 (Rp 1,4 miliar)HB lainnya adalah sembilan ekor kuda tunggangan senilai Rp 25 juta, emas (Rp 50 juta), dan batu perhiasan (Rp 850 juta).
Dari mana Haeny mendapat kekayaan sebanyak itu? Tentu, harta tersebut adalah pemberian suami dan penghasilannya selama sepuluh tahun menjabat bupatiSebelum menjadi ketua DPRD Tuban pada 1999?2001, Haeny menjabat direktur CV Ariesta selama 1998?1999Setelah menduduki jabatan politis, praktis dia melepas jabatan direktur tersebut hingga sekarang.
Dengan harta berlimpah, wajar pasangan miliarder tersebut memiliki citarasa tinggi terhadap semua halSiswanto, orang yang dipercaya menjadi pengawas pembangunan "istana" keluarga Haeny-Ali di Jalan Letda Soetjipto, mengungkapkan, kayu jati yang digunakan untuk membangun tempat tinggal mantan pasangan penguasa Tuban tersebut secara khusus didatangkan dari wilayah Jatirogo, Tuban, dan Blora, JatengJati dari dua daerah tersebut selama ini dikenal memiliki kualitas super"Jumlah pastinya, saya tidak tahu karena kayu-kayu tersebut datang bergelombang," jelas warga Jalan Pemuda, Tuban, tersebut
Jati yang didatangkan dalam bentuk gelondongan itu, lanjut dia, kemudian digarap di kompleks hunian Haeny-AliSebelum membangun rumah berikut semua fasilitas penunjangnya, pemilik rumah membangun pagar keliling pada 2004
Untuk menggarap kayu berkualitas super menjadi kusen, rumah kayu berbentuk bangunan paseban, serta perabot, Ali memercayakan kepada tukang kayu yang ahli serta berpengalamanYakni, Warno dari UD Pratama Jatim Mas, TubanDesain gambarnya dibikin Trihanto, arsitek SurabayaArsitek yang sama dipercaya untuk mendesain dan menggambar seluruh bangunan"Total pengerjaannya sekitar tiga tahun," ungkap Siswanto.
Ali juga memiliki citarasa tinggi untuk mobil-mobil kuno koleksinyaSalah seorang pengusaha konstruksi di Tuban yang pernah menjadi orang terdekatnya menyatakan, selama ini, wakil ketua DPD Partai Golkar Tuban tersebut tidak pernah secara khusus berburu mobil antik"Orang-orang yang menawari datang sendiri sambil membawa mobil yang ditawarkan," kata pengusaha yang berkeberatan namanya ditulis itu
Dia menuturkan, pernah suatu ketika orang yang menawari membawa mobil yang tidak sesuai dengan harapan AliOrang tersebut disuruh membawa kembali mobil itu meski ditawarkan dengan harga yang sangat rendah
Selain perorangan, lanjut dia, Ali kerap ditawari mobil-mobil kuno milik instansi sipil atau militerSalah satunya, Hummer bernomor militer 4227-00Entah mengapa, meski sudah menjadi koleksi pribadi, mobil jelajah untuk medan tempur tersebut masih dibiarkan dengan pelat militer
Pengusaha itu menambahkan, meski memiliki puluhan mobil kuno, pria kelahiran 26 Agustus 1954 tersebut tak pernah menaiki semuanya"Mungkin hanya belasan yang pernah dikemudikanSemua dibiarkan dalam kondisi parkir di garasi," ujarnya.
Di antara puluhan kendaraan kuno koleksinya, Ali paling senang mobil Hardtop berpelat S 99Mobil keluaran 70-an tersebut sering terlihat dibawa pria kelahiran Palang, Tuban, tersebut
Untuk merawat mobil-mobil kunonya, Ali memercayakan kepada Totok, salah seorang staf pemkab setempatSejak koleksi mobil antik mantan bosnya menjadi sorotan publik, tampaknya, Totok mulai menghindarKetika wartawan koran ini menghubungi nomor ponselnya, istri Totok yang menerima meminta untuk menghubungi kembali sesaat kemudianNamun, setelah tahu yang menelepon adalah wartawan, panggilan tak pernah diangkat lagi
Untuk mengetahui lebih jauh jenis kuda piaraan Ali, wartawan koran ini kemarin menghubungi salah seorang pengusaha di Tuban yang sedikit tahu seluk-beluk kuda tungganganTanpa sadar, setelah mengunjungi kandang kuda milik Ali pada Jumat lalu (5/8), pejabat tersebut mengungkapkan, satu di antara tiga kuda di kandang itu berasal dari SumbawaHal itu bisa dilihat dari ciri hewan tunggangan tersebutSalah satunya, berpostur tinggi besar dan tegapPada 2006, di Sumbawa, kuda tersebut dibanderol minimal Rp 60 juta per ekor(c5/nw)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setiap Napas Anak Saya Harus Diganti dengan Uang
Redaktur : Tim Redaksi