Cerita Jusuf Kalla Omeli Investor Jepang

Selasa, 03 Maret 2015 – 16:44 WIB
Jusuf Kalla. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JUSUF Kalla dikenal sebagai sosok yang lugas saat bicara. Pria asal Makassar yang kini menjabat sebagai wakil presiden itu pun terbiasa melontarkan kritik tajam pada lawan bicaranya.

Di hadapan sekitar seratus undangan yang menghadiri acara deklarasi pembaruan perundang-undangan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, JK mengisahkan saat dirinya menyemprot investor asal Jepang.

BACA JUGA: Kasus Keterangan Palsu, Bareskrim Tangkap Rekan Bambang Widjojanto

JK menyatakan, dalam sebuah kesempatan pada 2008 lalu, dirinya yang saat itu menjabat wakil presiden di era pemerintahan SBY, mendapat kesempatan untuk berbicara di hadapan sekitar 500 investor dan pengamat ekonomi di Tokyo, Jepang.

Saat sesi tanya jawab, ada seorang investor yang mengkritik kerusakan hutan di Indonesia dan meminta pemerintah untuk serius menjaga hutan.

BACA JUGA: Mahfud Terkejut Dradjad Rihat dari Urusan PAN

”Lalu saya bilang, siapa yang merusak hutan Indonesia? Anda lah (pengusaha, Red) yang merusaknya. Tahun 1960-an, Anda jual buldozer ke perusahaan-perusahaan untuk membabat hutan, Anda bayar murah untuk babat habis hutan kami, lalu kayu-kayunya dipakai untuk kursi, meja, jendela, dan pintu di hotel-hotel dan rumah-rumah di negara Anda,” katanya dengan nada tinggi.

Tak hanya itu, JK juga mengisahkan saat dirinya menyemprot Singapura dan Malaysia. Ceritanya, kedua negara itu pernah memprotes Indonesia karena terganggu dengan asap kebakaran hutan di Riau dan wilayah Sumatera lainnya. Juru bicara kepresidenan sempat menyatakan permintaan maaf kepada dua negara tetangga tersebut.

BACA JUGA: Lelet Umumkan Hasil TKD, Instansi Terancam tak Diberi Formasi CPNS

Namun, JK tidak sepakat dengan langkah itu. Karena itu, di hadapan media, JK pun melontarkan kritik pedasnya. ”Tak perlu itu (minta maaf). Sebelas bulan mereka (Singapura dan Malaysia) dapat udara bersih dari hutan kita, tak pernah mereka berterima kasih. Sekarang giliran kena asap satu bulan saja mereka marah-marah dan menuntut kita minta maaf, enak saja,” ujarnya lantas disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Meski demikian, kata JK, pemerintah juga berkomitmen untuk menjaga lingkungan hidup. Sebab, isu lingkungan hidup kini sangat disorot oleh dunia internasional.

”Yang terpenting, kita tidak boleh mewariskan lingkungan yang rusak pada anak cucu kita. Karena itu harus kita jaga bersama,” ucapnya. (owi/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nusakambangan Sudah Siap, Napi Depresi Tunggu Evaluasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler