jpnn.com, JAKARTA - Pemerataan pendidikan hingga ke daerah rural atau wilayah sulit terjangkau harus tetap dilakukan demi generasi masa depan yang lebih baik.
Seperti PT Sampoerna Agro Tbk yang mendirikan sekolah di pelosok perkebunan sawit Kalimantan Barat (Kalbar).
BACA JUGA: Dinas Pendidikan Dituding Bohong Soal Data Guru Honorer yang Diberhentikan
Banyaknya tantangan tersebut membuat Kepala SD Perdana Sukamara, Krisdiana dan Kepala SD Perdana Ketapang, Kalbar, Deny Ariyanto, gigih memperjuangkan akses pendidikan yang layak bagi rekan-rekan guru. Juga agar prestasi anak didiknya makin baik.
"SD Perdana Sukamara yang terletak di tengah-tengah kebun sawit membatasi komunikasi dengan komunitas pendidikan yang kebanyakan berada di kota," kata Krisdiana dalam keterangannya, Senin (22/7).
BACA JUGA: Banyak Guru Honorer Kena PHK, Simak nih Dialog Siswa dengan Wali Kelas
Kris ingin rekan-rekan sejawatnya bisa memiliki pengetahuan terkini, terutama tentang Kurikulum Merdeka yang memang seharusnya dipahami dan diimplementasikan dalam proses pengajaran kepada siswa.
"Untungnya ada pelatihan daring sehingga kami berkesempatan meningkatkan kompetensi guru dan mampu menciptakan suasana belajar yang akrab, interaktif dan efektif," ungkapnya.
BACA JUGA: Cerita Erni, Guru Asal Sulbar yang Merasakan Manfaat Kurikulum Merdeka
Pelatihan yang telah diikuti Kris dan para guru selama dua tahun membuatnya memberanikan diri mengikuti lomba Guru dan Kepala Sekolah Berprestasi se-Sukamara.
Alhasil, Kris dan rekan gurunya, Cut Maharani, dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Berprestasi dan Guru Berprestasi se-Sukamara oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukamara.
Sementara itu, Deny Ariyanto mengaku kondisinya tak kalah menantang. Selaku kepala sekolah bertanggung jawab merekrut tenaga guru yang tidak hanya mumpuni dalam mengajar, tetapi juga mempunyai persepsi sama dalam menempa karakter siswa dan menjalankan sistem manajemen di sekolah.
"Lokasi sekolah yang di pelosok membuat banyak guru tidak tertarik untuk meniti kariernya di SD Sukamara Ketapang. Masalah lain yang dihadapi adalah orang tua yang masih acuh akan proses belajar dan koneksi listrik dan internet yang sering padam," ucap Deny.
Akhirnya di tahun 2022, Deny mendapatkan kesempatan memperbaiki sistem manajemen sekolah sekaligus mencari guru-guru muda yang bersedia mengajar di Ketapang melalui pelatihan dan pembinaan secara intensif. Mereka tertarik karena melihat potensi sekolah untuk berkembang.
"Mereka juga tertarik karena melihat banyak kesempatan mendapatkan pelatihan peningkatan kompetensi. Sesuatu yang sangat jarang didapatkan," katanya.
Keberhasilan Kris dan Deny membangun manajemen sekolah lebih baik mulai dirasakan setelah mengikuti Lighthouse School Program (LSP) . Program ini bertujuan meningkatkan kualitas sekolah secara holistik dan intensif juga mewujudkan sistem manajemen sekolah yang akuntabel.
LSP merupakan kolaborasi antara Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui inisiatif School Development Outreach (SDO) bersama PT Sampoerna Agro Tbk melalui Yayasan Perdana Cemerlang. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad