Cerita Mantri BRI Hendri, Salurkan Stimulus PEN hingga Dampingi UMKM di Daerah 3T

Selasa, 09 Maret 2021 – 21:24 WIB
Mantri BRI dari Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Hendri. Foto: Humas BRI

jpnn.com, JAKARTA - Keberadaan mantri Bank Rakyat Indonesia (BRI) berperan dalam menyalurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T).

BRI dan para matrinya memiliki peran penting terhadap perputaran ekonomi di daerah 3T karena melakukan pendampingan pada UMKM.

BACA JUGA: Kisah Ester Si Mantri BRI, Jadi Agen Pembangunan di Perbatasan

Keterbatasan infrastruktur serta medan yang tidak mudah, menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pemasar BRI yang bertugas mendekatkan akses keuangan pada masyarakat itu.

Kisah pemberdayaan UMKM, salah satunya datang dari Mantri BRI dari Kecamatan Galing, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Hendri.

BACA JUGA: Cara Kantor Wilayah BRI Bandung Mengapresiasi Peran Mantri

Wilayah kerja Hendri secara geografis masuk dalam kategori kawasan terdepan atau perbatasan Indonesia.

Galing merupakan kecamatan di Sambas yang hanya berjarak beberapa kilometer dari perbatasan dengan Malaysia.

BACA JUGA: BRI Terus Dorong Kemajuan UMKM, Ini Strateginya..

Hendri merasakan profesinya mampu memberikan manfaat kepada masyarakat, serta berkontribusi positif terhadap perekonomian daerah. Saat ini, dirinya sudah genap satu tahun menjadi mantri.

"Banyak penyesuaian lantaran terjadinya pandemi Covid-19," ujar Hendri baru-baru ini, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (9/3).

Dia menuturkan, penyebaran pandemi Covid-19 otomatis mengubah pola dan teknis kerja mantri. Salah satunya, menurut dia pekerjaan harus dilakukan dengan protokol kesehatan.

"Mantri juga harus semakin sering berhadapan dengan debitur yang terdampak usahanya akibat pandemi," tutur dia.

Pria berusia 27 tahun ini menyebutkan, pandemi memengaruhi nasabahnya yang mayoritas adalah petani karet, lada, sawit, dan sayur-sayuran.

Hendri berujar, bisnis mereka terdampak cukup parah lantaran distribusi produk pertanian ke Malaysia terbatas, pasca-penutupan perbatasan akibat pandemi.

“Tapi di sini nasabah yang mengajukan restrukturisasi kredit hanya sedikit, yang banyak itu justru penerima bantuan-bantuan seperti BPUM, totalnya di Kecamatan Galing ada sekitar 300-an nasabah,” jelas dia.
 
Tidak hanya itu, Hendri menyebut, kerap memudahkan masyarakat untuk mendapatkan hak mereka, di sela kesibukannya menjalankan pendampingan dan tugas sebagai Mantri.

Dia menyadari, bantuan stimulus dari pemerintah harus disalurkan dengan tepat sasaran sehingga berdampak positif pemulihan ekonomi.

“BPUM memberikan efek positif karena masyarakat menggunakannya dengan baik seperti belanja dan memenuhi kebutuhan, hal tersebut membuat roda ekonomi berputar,” imbuh Hendri.

Hendri merasa selalu antusias untuk menghampiri nasabah penerima bantuan yang lama tidak mencairkan haknya. Dia menyadari hal itu karena halangan infrastruktur dan sinyal telekomunikasi menghambat nasabah mendapatkan informasi soal penyaluran bantuan.

“Kami bantu itu, apabila nasabah tidak terima notifikasi karena susah sinyal dan lainnya, kami bantu mengunjungi nasabah tersebut. Kami biasa lakukan itu saat jalan survei dan pendampingan,” kata dia. (mcr10/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
mantri bri   BRI   BBRI   3T   Daerah 3T   UMKM  

Terpopuler