Cerita Pelajar Bispak: Kalau Sama Penambang Tarifnya Mahal

Selasa, 23 Desember 2014 – 02:26 WIB

jpnn.com - SANGATTA - Kasus kenakalan remaja di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur mulai memprihatinkan. Pasalnya, gaya pacaran seperti kissing dan petting bukan hal yang tabu bagi mereka. Bahkan, ada juga yang sampai melangkah ke arah yang lebih jauh dengan melakukan hubungan badan atau yang lebih dikenal dengan ML (making love). Hal ini terungkap dari penelusuran Radar Kutim (Grup JPNN.com) selama sebulan terakhir terhadap beberapa remaja di kota Sangatta.

Sebut saja Bunga (16) bukan nama sebenarnya. Remaja yang duduk di bangku kelas 11 (kelas II) tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sangatta itu mengaku sudah biasa berhubungan layaknya seperti suami istri. Bahkan hubungan tersebut sudah dilakukannya beberapa kali. Baik dengan pacar atau dengan laki-laki yang kenal akrab dengannya.

BACA JUGA: Usai Nonton Superman is Dead, Muria Tewas Dianiaya Pelajar

"Kalau lagi pengin, yah biasanya sama pacar. Tapi pernah juga sama teman. Yang penting, bisa tersalurkan lah," aku Bunga.

Dia menceritakan, pertama kali melakukan hubungan badan tersebut kira-kira setahun lalu, saat usianya masih 15 tahun. Saat itu, dia terpaksa menyerahkan kegadisannya, karena dipaksa oleh sang pacar yang duduk dibangku SMA. Sehingga tanpa pikir panjang, hubungan terlarang tersebut akhirnya dilakukannya.

BACA JUGA: Strerilisasi Gereja H-1 Natal

"Saya sempat nolak. Tapi dia marah-marah. Bahkan sampai ngancam mau putus. Yah namanya kita sayang, jadi terpaksa mau aja," ujarnya.

Dari hubungan tersebut, lanjut Bunga, akhirnya terus menjadi kebiasaan. Setiap akhir pekan dijadikannya sebagai waktu favorit untuk bersama. Apalagi, tempat tinggal kos-kosan sang pacar sangat minim pengawasan. Sehingga membuat keduanya sangat mudah berduaan di kamar.

BACA JUGA: Bentrok di Tempat Hiburan, Empat Polisi Jadi Tersangka Penganiayaan

"Teman-teman pacar saya juga sering bawa cewenya ke kos. Karena disini, ngga ada yang resek. Jadi mau ngapain aja bebas," kata Bunga yang mengaku memiliki beberapa pacar.

Ditanya apakah tidak takut, dia mengaku, awalnya memang sempat khawatir. Namun, karena setiap melakukan dirinya selalu menggunakan pengaman, sehingga rasa takut itu hilang.

"Yah takut lah kak. Takut kalau hamil. Takut ketahuan. Yah tapi mau bagaimana lagi. Mau berhenti susah kak," paparnya.

Lain halnya dengan Melati (17) bukan nama sebenarnya. Gadis bertubuh langsing yang masih duduk di bangku kelas 12 sebuah SMK di Sangatta itu bahkan mengaku beberapa kali kerap melayani pria hidung belang. Tarifnya pun tergolong tinggi. Karena berkisar antara Rp 900 ribu hingga Rp 2 juta.

"Yah tergantung kak. Kalau kerjanya di perusahaan tambang, yah bisa mahal. Bahkan bisa sampai Rp 1,5 sampai Rp 2 juta untuk short time," kata Melati.

Meski sudah beberapa kali melayani pria hidung belang, namun dia mengaku tak sembarangan untuk menerima tawaran kecan. Sebelum menerima tawaran, terlebih dahulu dia melihat wajah pria yang akan dilayaninya melalui perantara. Jika merasa cocok, baik harga maupun orangnya, barulah tawaran tersebut diterima sambil menentukan tempat bertemu.

"Saya liat dulu kak. Kalau orangnya nggak serem atau tua, saya mau. Tapi tergantung bayarannya juga. Nah kalau cocok baru ketemuan. Biasanya, untuk tempat sudah dipesan duluan sama mereka. Jadi, saya tinggal tunggu sms aja," ujarnya.

Disinggung kemana uang hasil menjajakan diri itu digunakan, gadis yang tinggal dengan tantenya tersebut mengatakan, biasanya memenuhi keperluan pribadinya. Seperti membeli handphone, pakaian dan barang-barang apa saja yang diinginkannya. Maklum, uang saku yang diberikan orang tuanya tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.

"Orang tua memang ada kirim kak. Tapi nggak banyak. Yah, mau minta kasian. Makanya lebih baik cari sendiri. Yang penting nggak ngerepotin orang lain," sebut Melati. (aj)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanda Cinta Buat Ibu pada 22 Desember


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler