jpnn.com, PALANGKA RAYA - Pendamping keluarga harapan (PKH) Purini menceritakan tekadnya yang ingin membahagiakan keluarga penerima manfaat (KPM) di daerah terpencil sejak 2018 silam.
Dia mengaku, untuk mengujungi rumah KPM yang berada di Kelurahan Kameloh Baru, Palangka Raya, Kalimantan Tengah itu harus menggunakan perahu klotok melewati sungai kahayan dengan kedalaman 10 sampai 15 meter.
BACA JUGA: Pendamping PKH Menyalahgunakan Bansos, Risma: Jangan Main-main dengan Amanat yang Diberikan
“Saya diamanahi untuk mendampingi 137 KPM terdiri dari 98 di Kelurahan Kameloh baru dan 39 di Kelurahan Danau Tundai Palangka Raya,” tutur Purini, dalam video yang diunggah di kanal Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial di YouTube baru-baru ini.
Wanita berusia 33 tahun itu mengaku sempat khawatir sepanjang perjalanan menuju lokasi untuk memberikan informasi dan edukasi kepada para KPM tersebut.
BACA JUGA: 2 Pendamping Sosial Penilap Dana Bansos PKH Jadi Tersangka, Jumlah Uangnya Fantastis
“Setiap kali ke lapangan saya anggap sebagai refreshing karena medan yang harus melewati tantangan alam yang harus menjadi sahabat,” ungkap Purini.
Sesuai tugas yang diemban pendamping PKH sebagai perpanjangan tangan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia dengan memberikan ilmu pengetahuan.
BACA JUGA: Kemensos Bergerak, Bantuan Gempa Bali dan Bencana Polewali Mandar Meluncur
Hal itu untuk membuka pemikiran para KPM agar hidupnya menjadi lebih baik.
“Untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan tepat guna menjadi bagian, sekaligus mengobrol dan bertanya keluh-kesah KPM,” ungkap Purini.
Salah seorang penerima PKH, Dina (38) dari tahun 2020 mengaku sangat terbantu dengan kunjungan dari pendamping PKH.
“Dengan adanya pendampingan dari pendamping PKH dirasakan bagus, bermanfaat dan informatif," kata Dina.
Dina mengaku komponen PKH yang diterima untuk kedua anaknya yang tengah menempuh Sekolah ditingkat SMP.
Dia mengatakan bantuan itu untuk keperluan sekolah, seperti membeli seragam, buku-buku dan makanan bergizi.
Hal sama dirasakan Sadiyah (53), penerima KPM yang selalu Purini dengarkan curahan hatinya agar ada kedekatan dan mengetahui kondisi latar belakang KPM yang didampingannya dengan baik.
Kebersamaan Purini dengan Sadiyah terlihat saat mengobrol dengan disuguhi makanan ringan khas daerah setempat.
“Inilah cara untuk mendekatkan diri dengan para penerima KPM agar mengetahui persoalan di lapangan,” kata Purini.
Dengan meningkatkan taraf hidup KPM dan terpenuhinya akses layanan pendidikan dan kesehatan menjadikan kesejahteraan sosial terwujud serta masyarakat keluar dari rantai kemiskinan sekaligus bisa mandiri.
“Semoga KPM bisa menciptakan perubahan perilaku dan mandiri melalui materi-materi yang disampaikan,” kata Purini. (mrk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPD dan DPR: Mensos Risma Punya Sikap Tegas, Wajar Marah
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian