Cerita Tentang Pancasila, Ayu Laksmi dan Tarian untuk Bumi

Minggu, 15 September 2019 – 19:57 WIB
Seniman dan bintang film Ayu Laksmi. Foto : Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - BELAKANGAN ini tak banyak selebritas dan publik figur yang berinisiatif berpartisipasi dan menunjukkan kecintaan mereka pada Pancasila lewat gerakan-gerakan sederhana.

Tetapi sosok aktris yang satu ini membuktikan bahwa gemerlap dunia hiburan tidak membuatnya lupa tentang Pancasila dan kehidupan dalam tatanan Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA: 22 Tahun Honorer ini Jaga Rumah Pengasingan Bung Karno, Kadang Merinding Saat Ruangan Sepi

Dia adalah Ayu Laksmi, seniman Bali dan bintang film ternama yang menyisihkan waktunya untuk Pancasila di antara segala kesibukannya di dunia entertainment.

BACA JUGA: Pesona 20 Perempuan Cantik di Rumah Pengasingan Bung Karno

Ayu turut berpartisipasi dalam perhelatan Perempuan dan Pancasila yang diselenggarakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di Bengkulu, tanah kelahiran Ibu Fatmawati, istri Bung Karno.

Mulai dari menjadi pembicara di diskusi Menyusuri Ajar Ibu, Ayu juga menyanyikan lagu-lagu ciptaannya yang temanya mengagungkan seorang ibu dan kehidupan manusia.

BACA JUGA: Menyusuri Ajar Ibu dan Pancasila di Bumi Raflesia

Dalam diskusi itu, dibahas peran kaum perempuan dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila.

"Saya sebagai orang Bali, saya bersyukur lahir dan hidup di Bali tempat dengan segala keragaman dari pendatang dengan suku dan agama berbeda bahkan dari manca negara, karena itu kami berusaha menjaga dan merawat betul kebinekaan yang sudah ada itu dengan baik," kata Ayu.

Ayu dalam perhelatan BPIP ini juga turut menjadi model untuk fashion show pakaian tenun nusantara rancangan desainer ternama Dian Oerip.

Dia memakai padanan kain tenun Sumba yang ciamik dan berlenggak lenggok cantik di depan Cagar Budaya Rumah Pengasingan Bung Karno bersama belasan model lainnya. Para model itu adalah para ibu dan gadis Bengkulu yang menjadi relawan untuk peragaan busana Dian Oerip.

"Melalui perhelatan wastra, kain tenun ini, ini juga menjadi salah satu upaya saya sebagai seniman untuk merawat ini dan sense of belonging. Ini tugas kita untuk memperkenalkan tenun satu dengan yang lain karena tidak semua tahu tentang jenis tenun," ujar perempuan kelahiran 24 November 1967 itu.

Tak hanya menjadi model, Ayu juga meliuk-liuk tubuh rampingnya menarikan tarian untuk bumi.

Diiringi gebukan alat musik dol dari Sanggar Gatra Bengkulu, tarian bumi Ayu menghipnotis para penonton.

Tanpa alas kaki dan bermandikan kehangatan cahaya matahari sore , jari jemari lentik Ayu menari dan memukau.

"Nyanyianku nyanyian semesta, tarianku tarian bumi. Saya itu seniman autodidak, di mana saya menyakini I was born to be an artist sehingga saya tidak ragu lagi mendedikasikan seluruh napas saya untuk seni. Sebagai orang Bali, kami meyakini seniman bukan hanya sebagai penghibur tapi juga menyembahkan sesuatu kepada Semesta dan Yang Maha Esa. Jadi tarian ini sesaji dan nyanyian saya juga sesaji untuk bumi," tutur seniman bernama lengkap I Gusti Ayu Laksmiyani tersebut.

Ayu berharap kaum perempuan Bengkulu maupun Indonesia pada umumnya tidak melupakan Pancasila dan jati diri bangsa.

Terutama dengan merawat Bhinneka Tunggal Ika, nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Perempuan Indonesia, kata dia, bisa belajar dari keteguhan Fatmawati istri Bung Karno yang berjuang dengan cara yang berbeda untuk bangsa dan negara.

"Meminjam istilah,  di balik laki-laki yang sukses ada perempuan hebat di belakangnya. Itulah Ibu Fatmawati yang ada di belakang menjadi semangat Bung Karno. Itu yang bisa kita lakukan juga bangsa," pungkas Ayu. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler