Cerita Yeti yang Sukses Kembangkan Bisnis Toko Sembako Seusai dapat Akses ke Platform Ini

Sabtu, 21 Oktober 2023 – 17:16 WIB
Pemilik Toko Mulia Grosir Yeti menceritakan bagaimana peran penting platform ini dalam mendukung pertumbuhan bisnis tokonya itu. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menilai fintech lending memiliki peran penting dalam mendorong percepatan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Hal itulah yang dirasakan oleh Yeti pemilik Toko Mulia Grosir yang berada di Pasar Kelapa II, Tangerang.

BACA JUGA: Fintech Lending, jadi Harapan Baru Bagi Para UMKM

Yeti menceritakan bagaimana peran penting platform fintech lending dalam mendukung pertumbuhan bisnis tokonya itu.

Meski tidak memiliki latar belakang seorang pebisnis, tetapi toko miliknya itu mampu bertahan hingga 13 tahun.

BACA JUGA: Warung Gotong Royong Milik Ganjar Milenial Bantu Tingkatkan UMKM di Jabar

"Saya memulai membuka toko pada tahun 2010. Saya bekerja keras untuk memastikan kesejahteraan keluarga saya, karena saya memiliki seorang putri kecil dan seorang suami yang menganggur," kata dia.

Menurut dia, tidak mudah untuk mengembangkan bisnis hingga berkembang.

BACA JUGA: Bawa 30 UMKM Binaan ke TEI 2023, Pertamina: Ini jadi Tolok Ukur Melakukan Riset Pasar

Dia harus kerja keras untuk bisa mencapai impiannya.

"Keluarga saya mengajarkan saya tentang pentingnya kerja keras sejak usia dini," imbuhnya.

Selama lebih dari 10 tahun, Yeti terus mengembangkan bisnisnya hingga memiliki tujuh kios pada 2020.

Namun, tiba-tiba pandemi Covid-19 melanda dunia. Dia pun kehilangan sejumlah tokonya karena tidak ada pemasukan.

"Kehilangan empat toko dan toko-toko yang tersisa hampir tidak bisa bertahan. Saya perlu menjaga rak-rak tetap terisi, tetapi tidak ada uang," tuturnya.

Pada saat krisis itu, Yeti pun diperkenalkan pada platform peminjaman online oleh grosirnya.

Dia mengaku memiliki pendekatan unik dalam peminjaman online.

Mereka tidak meminjamkan uang, melainkan memberikan peminjaman inventaris.

"Jadi, bukan uang, melainkan barang. Model ini memungkinkan saya untuk memperoleh inventaris langsung dari grosir saya tanpa harus mengambil pinjaman tradisional," kata dia.

"Saya akan melunasi pinjaman setelah inventaris terjual. Prosesnya sangat sederhana dan mudah, yang memungkinkan saya tetap fokus pada toko saya," sambung Yeti.

Dia mengaku sudah meminjam modal dua kali melalui platform fintech lending itu.

Modal itu dia gunakan tidak hanya untuk menjaga kelangsungan bisnisnya.

Yeti menjelaskan platform fintech lending lebih mudah didekati dan memahami tantangan unik yang dihadapi oleh bisnis seperti dirinya.

"Saya bisa mendapatkan produk seperti beras, mi instan, dan lainnya tanpa memerlukan jaminan apa pun," katanya.

Pembayaran didasarkan pada penjualan harian membuatnya menjadi pengalaman tanpa masalah.

"Saya juga selalu memastikan membayar pinjaman saya tepat waktu, sehingga peringkat kredit saya terus berkembang, dan saya memiliki akses ke dana lebih besar," ujarnya.

Perjalanan Yeti adalah bukti inspiratif dari semangat tak terkalahkan pemilik usaha kecil di Indonesia dan menyoroti peran signifikan platform peminjaman online dalam memberdayakan mereka. (ddy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Mendorong UMKM jadi Bagian dari Agenda Hilirisasi Nasional


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler