Chamad Hojin Soroti Fenomena Politikus Kutu Loncat pada Pilkada 2024

Kamis, 15 Agustus 2024 – 07:12 WIB
Warga saat mengikuti pencoblosan Pilkada serentak 2024. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Riset dan Program Puspoll Indonesia Chamad Hojin menyoroti fenomena politikus kutu loncat yang kembali mengemuka menjelang Pilkada Serentak 2024.

Salah satunya adalah calon gubernur petahana Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor yang dalam sepekan tercatat sebagai kader Partai Demokrat sekaligus kader PDIP.

BACA JUGA: PDIP Sudah Usung 4 Purnawirawan TNI di Pilkada 2024, Andika Bakal Menyusul?

Menurut Chamad Hojin, Isran Noor menambah panjang daftar politikus 'kutu loncat' di Indonesia.

Isran Noor menjadi kader PDIP yang terkonfirmasi melalui surat edaran partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu pada tanggal 13 Agustus 2024.

BACA JUGA: Kemungkinan PDIP Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, Ahok Singgung Soal Ini

PDIP melampirkan daftar nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah kader PDIP pada Pilkada serentak 2024. 

Padahal sebelumnya, Isran Noor telah ditasbihkan sebagai kader Demokrat pada Jumat (9/8/2024), saat menerima rekomendasi partai berlambang mercy itu.

BACA JUGA: Tegas! Megawati Minta Pilkada 2024 Tak Diwarnai Kecurangan secara TSM

Menurut Chamad Hojin, Isran Noor menambah panjang daftar politikus 'kutu loncat' di Indonesia.

Meskipun, kata Hojin, banyak alasan politikus berpindah partai. Mulai dari perselisihan internal, karena suara partai merosot hingga ambisi pribadi demi kekuasaan.

Namun, terbesarnya adalah karena alasan pragmatis atau opurtunis.

"Makanya, banyak politikus biasanya pindah partai menjelang pergelaran pemilu atau Pilkada,” kata Hojin, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

“Seperti yang dipraktikkan Isran Noor di Kaltim itu. Apakah ada yang salah dengan fenomena politisi kutu loncat? Apakah wajar dan beretika? Dia sudah tidak peduli itu. Bahkan kritikan publik pun dia abaikan," kata Hojin.

Hojin mengatakan politikus seperti Isran Noor, menganggap akrobat lompat-lompat partai sudah biasa.

"Itu dilakukan demi untuk mempertahankan kekuasaannya," ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, aksi pindah-pindah partai itu dilalukan tanpa perasaan bersalah terhadap partai sebelumnya yang sudah membasarkan namanya.

"Meskipun integritas dirinya ternodai tidak masalah demi mencapai sebuah tangga keberhasilan yang lebih tinggi," ujar Hojin.

“Jadi, publik pun serta merta akan beranggapan jika partai politik yang membesarkanya saja dengan mudah dia khianati, apalagi rakyat? bisa jadi dia akan lebih mudah mengkhianati amanah rakyat," urainya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyambut kembalinya Isran Noor ke partai berlambang bintang mercy.

Hal ini disampaikan AHY saat partainya mengeluarkan rekomendasi untuk mendukung Isran Noor-Hadi Mulyadi kembali maju pada Pilgub Kaltim 2024.

Dalam pengumuman tersebut, AHY menyampaikan bahwa Isran telah menjadi kader Partai Demokrat.

“Setelah melanglang buana, kami persilakan kembali Isran Noor menjadi kader Demokrat,” kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2024) kemarin.

Seperti diketahui, Isran Noor sempat menjadi Ketua Demokrat Kaltim. Ia kemudian meninggalkan Demokrat dan bergabung ke NasDem.

Belakangan, dia mundur dari NasDem, lalu kembali menjadi kader Demokrat dan tidak cukup sepekan, meloncat lagi menjadi kader PDIP.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler