Chandra, Ade, dan Johan Tersingkir

Tak Lolos Seleksi Pimpinan KPK, Diduga karena Nyanyian Nazaruddin

Jumat, 29 Juli 2011 – 08:38 WIB
KPK SETENGAH HATI : Massa dari Komite Aksi Pemuda Anti Korupsi (Kapak) melakukan aksi unjukrasa dengan membawa baliho bergambar orang yang dinilai pelaku korupsi, di Jalan depan Gedung KPK, Jakarta, Kamis (28/7). Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan mereka terhadap KPK yang dinilai hanya mengulur waktu dan tebang pilih dalam menuntaskan kasus korupsi. Foto : Tedy Kroen/Rakyat Merdeka

JAKARTA - Strategi Nazaruddin yang terus bernyanyi dan menyeret para petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) benar-benar efektifBuktinya, selain memperkeruh suasana internal lembaga antikorupsi itu, tiga nama para petinggi KPK yang disebut-sebut pernah berhubungan dengan dirinya, dinyatakan tidak lolos dalam seleksi pimpinan KPK tahap makalah

BACA JUGA: Hanya 2 Ribu TKW Yang Diurus



Tiga nama tersebut adalah Wakil Ketua Chandra M Hamzah, Deputi Bidang Penindakan Ade Raharja dan juru bicara Johan Budi SP
Ya, ketiga pentolan itu adalah orang-orang yang ikut bertarung untuk memperebutkan kursi pimpinan KPK periode mendatang

BACA JUGA: Jero Wacik: Jangan Lupa Film Indonesia



Kemarin (28/7), pansel yang diketuai oleh Menkum HAM Patrialis Akbar itu mengumumkan, dari 142 nama calon yang berhak mengikuti tes makalah, 134 mengikuti tes tersebut
Sedangkan enam orang tidak hadir tanpa keterangan dan dua mengundurkan diri.

Ternyata, dari 134 yang bekerja keras melaksanakan tes makalah, hanya 17 orang yang dinyatakan lolos

BACA JUGA: Pelototi Tayangan TV Selama Ramadan

"Seleksi kali ini memang sangat ketat," kata Patrialis saat mengumumkan hasil tes petang kemarin

Yang sedikit mengejutkan, nama-nama tenar yang sebelumnya menjadi dedengkot KPK ternyata dinyatakan gugurNamun, dari 17 nama yang dinyatakan lulus, beberapa diantaranya adalah orang-orang yang tak kalah mentereng di dunia pemberantasan korupsiMisalnya Bambang Widjojanto, Ketua Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK)Yunus Husein.    

Nah, meski tiga pentolan KPK tidak lolos, ada beberapa internal KPK yang dinyatakan lolosMereka adalah Penasehat KPK Abdullah Hehamahua dan Deputi Pengawasan Internal KPK Handoyo Sudrajat.

Apa alasan Chandra, Ade dan Johan tidak diloloskan? Dengan diplomatis Wakil Ketua Pansel MH Ritonga menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan tidak lolosnya tiga orang tersebutSelain pertimbangan nilai makalah, pertimbangan lainnya adalah tentang pemberitaan-pemberitaan media massa yang beredar selama ini

"Itu (pemberitaan) termasuk pertimbangan kita," ucap Ritonga saat ditemui seusai mengumumkan hasil tes seleksiTapi, lanjut Ritonga, pihaknya memang tidak hanya begitu saja menelan mentah-mentah pemberitaan di mediaSebab, pansel juga menelusuri dan memverifikasi dari berita-berita yang selama ini berkembang luas"Kami punya tim tracking yang mencari informasi tentang semua individu (peserta)Mulai dari latar belakang, kehidupannya saat ini dan lain-lain," terangnya

Memang, beberapa waktu terakhir, Nazaruddin terus menebar tuduhan-tuduhan kepada Chandra dan AdeMisalnya, Nazaruddin pernah mengatakan memiliki rekaman cctv (closed circuit television) yang isinya adalah pertemuan antara dirinya dengan Chandra pada November 2010Dimana saat itu, kata Nazaruddin, Chandra menerima sejumlah uang lantaran telah mengancam akan menindaklanjuti kasus korupsi pengadaan seragam hansip dalam pemilu 2009

Terakhir, Ade disebut-sebut Nazaruddin pernah menemui dirinya untuk membicarakan beberapa kasus di KPKAde pun mengakui bahwa dirinya pernah dua kali bertemu dengan NazaruddinYakni pada sekitar Januari 2010 dan November 2010Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu juga mengakui bahwa saat itu Nazaruddin menanyakan beberapa kasus yang ditangani KPK

Ade yang beberapa saat sebelum pengumuman pansel KPK ditemui Jawa Pos mengaku akan pasrah terhadap apapun keputusan pansel KPK"Kalau tidak lolos saya mau pensiun dengan tenangMumpung masih sehat saya mau menikmati masa pensiun" ujarnya lantas terkekeh

Polisi dengan dua bintang di pundak itu memang akan memasuki masa pensiun pada 31 Juli mendatang"Karena pensiun, saya juga harus meninggalkan jabatan saya di KPK," imbuhnya

Selain itu, Ade mengaku dirinya sama sekali tidak ambil pusing dengan tuduhan-tuduhan yang dilontarkan Nazaruddin terhadap dirinya dan institusi KPKMenurutnya, nanyian mantan Bendum Partai Demokrat itu bukanlah nyanyian pertama yang menyudutkannyaSebab, dalam kasus Anggodo, dirinya juga disebut-sebut sebagai internal KPK yang akan mengamankan kasus tersebut

Serangan kepada dirinya semakin kuat setelah kasus suap wisma atlet Sea Games 2011 di Palembang mencuat"Beberapa kali saya diancam Nazaruddin," imbuhnya.  Untuk membuktikan ucapannya, Ade lantas mengeluarkan ponsel dan berniat menunjukkan beberapa SMS Nazaruddin kepada dirinyaPerlahan-lahan mencari SMS yang sengaja dia simpan dalam ponsel Nokia jenis communicator miliknya

Kepada Jawa Posi dia menunjukkan sekitar enam SMS dari kotak inbox-nya dengan nama pengirim Nazar Kom3Pesan singkat ancaman Nazaruddin pertama kali dikirim pada 24 AprilDimana saat itu adalah hari ketiga pasca peristiwa penangkapan Sesmenpora non aktif Wafid Muharam, Mindo Rosalina Manulang dan El Idris, yakni pada 21 April

Isinya: Pak saya tahu kasus yang bapak SP3 di pertamina"Saya nggak tahu apa maksudnyaYang jelas dia bohongKan KPK tidak bisa SP3," tutur Ade"Saya diamkan, tidak balas," imbuhnya

Nazaruddin kembali mengirim beberapa rentetan SMS pada 30 April"Pak mau saya antar kemana CD percakapanAnatara bapak dan Ari MuladiBiar hancurKita semua," tulis Nazaruddin dalam beberapa SMSMerasa tak digubris, akhirnya Nazaruddin kembali mengirim pesan singkat untuk mengajak Ade bertemu"Saya mau ketemu kapan bisa pak."

Ade mengaku dirinya tidak menggubris ajakan Nazaruddin, dan itulah kali terakhir hubungan Ade dengan NazaruddinPria asal Bandung ini tetap yakin bahwa dirinya tidak bersalahSebab, tidak ada satupun tuduhan Nazaruddin yang menyatakan dirinya menerima uang suap

Semua tuduhan hanya tentang adanya pertemuan, adanya rekaman percakapan yang sebenarnya sudah lagu lama"Dalam konteks pertemuan, saya tidak bersalahKan Nazaruddin saat itu anggota Komisi III yang bermitra dengan kamiSelain itu saya juga tidak mengintervensi kasusnya," lanjutnya

Mengenai pertemuan antara dirinya dengan Nazaruddin di sebuah restoran kawasan Casablanca, Ade mengaku sebenarnya bukan hanya Johan yang mengetahuinyaDia menyebut, Chandra juga mengetahui pertemuan ituSebelum berangkat, Ade menghubungi Chandra untuk memberi tahu bahwa ada anggota Komisi III yang mengajaknya bertemuChandra pun mengizinkannya

Di bagian lain, Johan juga mengaku menerima semua keputusan pansel pimpinan KPKDiterima atau tidaknya dia dalam tahap seleksi makalah, Johan menegaskan akan tetap pada pendiriannya untuk mengundurkan diri dari KPK"Kan pengabdian kepada negara tidak hanya di KPK," imbuhnya

Sementara itu Ketua KPK Busyro Muqoddas kemarin menegaskan bahwa tidak ada keretakan di tubuh KPKMeski beberapa pimpinannya akan diperiksa komite etik, Busyro mengaku bahwa lembaga yang dipimpinnya tetap solid

Tentang permintaan Wakil KPK M Jasin yang meminta agar dirinya ikut diperiksa lantaran juga disebut-sebut Nazaruddin, Busyro sama sekali tidak keberatan"Siap saja, nggak ada masalah," katanya"Waktu di KY, saya dulu juga pernah diperiksa KPK, jadi bukan masalahApalagi kalau nggak ada masalah apa-apa," imbuh mantan Ketua Komisi Yudisial itu(kuh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Busyro Bisa Bernyanyi Lebih Bagus Ketimbang Nazaruddin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler