Hanya 2 Ribu TKW Yang Diurus

198 Ribu Sisanya Terancam Menganggur

Jumat, 29 Juli 2011 – 08:12 WIB

JAKARTA - Pemerintah harus mengucurkan sedikitnya Rp 8 miliar untuk mengatasi dampak moratorium penempatan Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Arab Saudi 1 Agustus nantiDana sebesar itu digunakan untuk pemberian pelatihan bagi TKW yang gagal berangkat

BACA JUGA: Jero Wacik: Jangan Lupa Film Indonesia

Meski demikian, bukan berarti dampak moratorium serta merta akan selesai.

Dirjen industri kecil menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan pihaknya juga ikut terkena imbas moratorium
Agar pengangguran tidak banyak bermunculan, pihaknya berencana untuk menciptakan lapangan kerja baru dari para TKW tersebut

BACA JUGA: Pelototi Tayangan TV Selama Ramadan

"Menurut perhitungan kami, ada 200 ribu orang yang batal berangkat," ujarnya.

Untuk menciptakan lapangan kerja tersebut, Diseprin mengucurkan dana sebesar Rp 4 milyar
Namun, dana tersebut tidak bisa diberikan untuk seluruh TKW

BACA JUGA: Busyro Bisa Bernyanyi Lebih Bagus Ketimbang Nazaruddin

Pihaknya hanya bisa "menyelamatkan" beberapa saja dengan seleksi berdasar tes psikotes"Kami didik supaya mereka bisa bekerja di pabrik atau jadi wirausaha," ucap dia.

Dari total dana tersebut, sebanyak Rp 500 juta akan difokuskan pada pengembangan industry alas kakiMekanismenya, satu orang dianggarkan Rp 2 juta dan alat tenun Rp 1 jutaDia juga mengaku sudah konsultasi ke DPR untuk merealisasikan anggaran tersebut"Disepakai Rp 4 milyar untuk moratorium," imbuhnya.

Bukankah anggaran tersebut terlalu sedikit" Euis membenarkan hal ituHitung-hitungan kasar, kalau setiap TKW hanya di jatah Rp 2 juta, berarti dana Rp 4 milyar hanya cukup untuk 2 ribu orang sajaKalau benar seperti itu, 198 ribu tenaga kerja lainnya tetap terlantar.

Dengan dana minim tersebut, Euis mengatakan paling tidak hanya bisa menyentuh 10-12 titik dengan masing-masing perwakilan 20 orangAgar lebih efektif mereka yang beruntung mendapatkan program itu hanya dari 48 kabupaten kantong TKIMeski demikian, dia tidak dapat bersikap ambisius dan berjanji untuk bisa mencapai 48 kantong itu

"Yang paling penting, kantong-kantong terdekat duluMisalnya Sukabumi, Kuningan, Jatim, NTB juga sebagian di luar jawa," kata EuisKarena moratorium tidak diketahui kapan selesai, Euis memastikan jika pelatihan tersebut bakal menguntungkanSebab, setelah dilatih sampai bisa, lantas diberi modal untuk memulai usaha.

Sementara itu, Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja (Bina Penta) Kemenakertras Reyna Usman Ahmadi mengatakan pihaknya juga tidak bisa membendung kemungkinan munculnya pengangguran baruYang bisa dilakukan adalah menekan dengan memberi kesibukan baru atau membuka lapangan kerja baru"Yang gagal berangkat bisa jadi banyak," ucapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan jika pihaknya juga menerapkan cara yang sama dengan DisperinYaitu, menggelontorkan sejumlah uang untuk memberikan pelatihanBerapa jumlahnya" Reyna tidak menjawab pastiYang pasti, uang tersebut lebih banyak dari yang disediakan Disperin"Dana itu murni dari kami dan lebih banyak," janjinya.

Sayang, dia tidak tahu pasti berapa jumlah tenaga kerja yang bisa dia latih dengan uang ituDia hanya mengatakan jika keputusan untuk mau dilatih atau tidak tergantung pada tenaga kerja tersebutTetapi, bagi yang mau dilatih akan diberikan ilmu tambahan yakni, bahasa dan kultur.

Kalau biasanya tiap tenaga kerja harus mengikuti pelatihan 200 jam, nanti akan ditambahPelatihan baru itu penting supaya TKW bisa semakin menjaga diriJuga diberian pengetahuan akan kultur dan bahasa supaya tidak mudah melakukan kejahatan yang ujung-ujungnya membuat repot pemerintah(dim/res)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pensiun, Ade Beber Pertemuan dengan Nazaruddin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler