JAKARTA - M Jasin dan Chandra M Hamzah, serta mantan Deputi Bidang Penindakan Ade Rahardja adalah nama yang disebut pernah bertatap muka dengan tersangka NazaruddinHal itu dibeberkan Nazaruddin selama dalam persembunyiannya
BACA JUGA: Misteri Flash Disk Nazaruddin
Bahkan Nazaruddin mengaku punya rekaman CCTV dalam bentuk CD atas pertemuan dengan Chandra M Hamzah di rumahnya.Namun Chandra yang duduk diapit Busyro Muqodas dan Bibit Samad Rianto tampak santai dan tenang-tenang saja, bahkan tak jarang ikut tertawa lepas saat melihat kejadian lucu, seperti ketika Ditjen Imigrasi Rohadi Imam Santoso memakai topi anyaman yang dipakai Nazaruddin
Ini sama dengan M Jasin
BACA JUGA: Mahasiswa Tagih Utang ke Nazar
Walau kasus yang menyebutkan nama M Jasin ikut terlibat dalam kasus Nazaruddin, tapi Jasin memang selalu berpenampilan kakuBACA JUGA: Pilkada Jadi Penyebab Perceraian
Namun kharisma wibawanya tetap terjagaKalau Chandra masih mau ngobrol dengan rekannya Bibit Samad Rianto dan Busyro, Jasin lebih banyak diam, tapi serius.Sayang usai memberikan keterangan pers yang membatasi wartawan bertanya hanya sampai tiga penanya saja itu, Jasin kelihatan langsung menghilangKecuali Chandra yang sempat mengantar pulang Kabereskrim Irjen Pol SutarmanSaat INDOPOS (grup JPNN) mau meminta tanggapan soal keterlibatan dirinya dalam kasus Nazaruddin, seperti kebiasaan Chandra hanya memberi senyum sambil tangannya melambai-lambai untuk memberi tanda tidak mau berkomentarIni dilakukannya sambil terus masuk ke dalam lift gedung KPK
Namun pantas disayangkan, meskipun dalam status terperiksa oleh Komite Etik KPK, Chandra rupanya tetap dibolehkan mengusut kasus dengan tersangka Nazaruddin“Boleh! Kalau dilarang, KPK bisa tidak jalanPak Chandra tetap menyandang posisi sebagai pimpinan KPKKarena itu, sebagai pimpinan sudah menjadi kewajiban untuk turut mengungkap kasus iniPimpinan berfungsi untuk pemberantasan korupsi,” papar Said Zainal Abidin, anggota Tim Etik KPK usai diskusi di Wisma Antara, kawasan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (14/8).
Soal pertemuan Nazaruddin dengan Chandra, kata dia, tidak bisa disangkutpautkan dengan pengusutan kasus yang lainPasalnya, sudah ada tim yang dibentuk khusus untuk menyelidiki kebenaran informasi yang disampaikan Nazar tersebut“Kalau soal pertemuan itu, jadi dua hal yang beda wilayah,” kelit Said yang juga penasihat KPK.
Dalam kesempatan yang sama, peneliti ICW bidang korupsi politik Abdullah Dahlan, tidak sependapat dengan pernyataan SaidMenurutnya, agar KPK mendapatkan kepercayaan publik, harusnya Chandra tidak ikut mengusut kasus korupsi yang menjerat Nazaruddin“Harusnya untuk kembalikan trush public, pihak yang ada dugaan konflik kepentingan dalam kasus penyelidikan, tidak terlibat dalam pengembangan kasusnya,” bantah Abdullah sambil memberi contoh.
Kondisi ini pernah terjadi saat pimpinan Bibit Samad Rianto ikut terseret dalam kasus korupsi dengan tersangka Anggodo WidjojoDia berharap, KPK kembali bersikap demikian.
Seperti kasus penyelidikan pada kasus Bibit pada Anggodo, kata dia, harusnya jadi contohHarusnya ini diberlakukan pada Chandra dan Ade Rahardja, dalam upaya membangun integritas proses penyelidikan yang dibangun KPK“Kepada Tim Etik KPK, ICW berharap bekerja lebih serius dan menunjukkan progresnyaMeskipun, dalam jumpa pers CD dan flashdisk yang disebut-sebut menyimpan banyak data soal kasus ini tidak ditemukan oleh tim penjemputKita minta tim independen punya progres, jangan bergerak lebih lambat,” ungkapnya.
”Agar clear, dan itu akan lebih baik untuk bangun trush publikSedangkan soal tidak ditemukannya CD dan flashdisk, saya rasa alat bukti tidak cuma itu, tentunya banyak hal yang bisa mendorong tim independen kerja lebih keras lagi"(ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolri Terima Lencana Melati Pramuka
Redaktur : Tim Redaksi