Dilarang mengunjungi Australia tidak menyurutkan Chelsea Manning untuk berbicara dengan publik Australia. Pembocor dokumen rahasia militer dan diplomatik Amerika Serikat itu tetap memaparkan pandangannya pada publik Australia melalui tautan video di Sydney Opera House.
Chelsea Manning, mantan tentara dan analis intelijen militer AS, yang dihukum tujuh tahun penjara karena mengirimkan hampir 750.000 dokumen rahasia militer dan diplomatik Amerika Serikat ke situs WikiLeaks ini telah ditolak permohonan visanya oleh Pemerintah Australia atas dasar "karakter".
BACA JUGA: Mantan Sipir Sembunyikan Senjata Api Dan Ribuan Amunisi Di Rumahnya
Namun penampilan Chelsea Manning tetap berlanjut berkat bantuan wartawan Peter Greste, yang mewawancarai Chelsea Manning dari Sydney.
Dia membahas masalah keamanan dan privasi nasional, sejarahnya sebagai analis intelijen militer AS, perang Irak dan Afghanistan, dan isu lesbian dan gay serta transgender.
BACA JUGA: PM Scott Morrison Benarkan Tindakan Peter Dutton Dalam Kasus Pengasuh Asing
Pelanggaran data dari sistem, bukan bug'Chelsea Manning mengatakan skandal pelanggaran data seperti bencana Cambridge Analytica baru-baru ini, atau berbagi data oleh Facebook adalah "hal yang biasa terjadi".
"Skandal itu sebenarnya bukan benar-benar skandal yang memalukan," kata Manning.
BACA JUGA: Bertemu Presiden Jokowi, PM Baru Australia Bahas Strategi Kawasan
"Setiap kali Anda menggunakan, memberikan informasi Anda secara gratis di media sosial ... itu tidak benar-benar gratis, Anda sebenarnya menyerahkan sesuatu ... Anda menyerahkan informasi pribadi Anda."
Dia mengatakan dia tidak membela skandal itu semua, namun itu adalah "hal biasa ... seharusnya tidak mengejutkan sama sekali" tetapi sesuatu harus dilakukan.
"Ini adalah fitur dalam sistem, bukan bug."Penghapusan legalisasi pernikahan sejenis
Sebagai seorang advokat untuk hak asasi Lesbian dan Gay serta trans gender, Chelsea Manning mengatakan referendum Proposisi 8 di California yang membatalkan pernikahan sesama jenis di negara bagian itu, terlepas dari legalisasi sebelumnya, mengejutkan dirinya dan mengubah pandangannya mengenai dunia.
"[Kesetaraan perkawinan] telah dibuat legal melalui proses pengadilan di California dan itu dibatalkan. Sebagian besar cara saya melihat hal ini adalah bahwa 51 persen lebih [orang] ... [menghendaki] untuk dapat secara efektif bercerai, pada saat itu, mencapai 11.000 orang-orang, "katanya.
"Hidup saya di bawah asumsi ini sudah berakhir, segalanya akan selalu menjadi lebih baik ... keputusan penghapusan legalisasi pernikahan menantang kondisi itu, itu benar-benar menghancurkan pemahamanku tentang dunia dan institusi yang baik hati."
Dia mengatakan masalah gay dan lesbian dan trans gender adalah hal yang sistemik, dan proses pengadilan tidak cukup untuk advokasi hak LGBT yang lebih baik.Tegur Peter Greste
Dalam diskusi onlinenya, Chelsea Manning, seorang wanita transgender, mengingatkan Peter Greste yang sempat menyapanya dengan menggunakan "nama lamanya" Bradley Manning â sebutan yang digunakan Manning sebelum berubah menjadi transgender, dan menggunakan kata ganti laki-laki, ketika mengacu pada waktunya di tentara.
"Tolong jangan gunakan nama lama saya," katanya.
Interupsi itu disambut dengan sorak-sorai dan tepuk tangan dari para penonton, tetapi dia kemudian melanjutkan wawancaranya untuk membahas lebih banyak tentang waktunya di militer AS.
Chelsea Manning mengatakan dia bergabung militer karena berpikir "Irak dan Afghanistan sebagai sebuah persamaan yang dapat dipecahkan."
Namun, ketika dia dikerahkan ke Irak pada tahun 2009, pandangannya tentang perang berubah secara drastis.
"Begitu [Anda] terjun ke zona perang, Anda menyadari betapa ... itu bukan statistik lagi," katanya.
"Mereka adalah orang-orang dengan kehidupan dan kekurangan dan semua kerentanan yang dimiliki orang. Semua harapan dan mimpi dan kesalahan yang dibuat ... hidup dan mati."
Chelsea Manning juga dijadwalkan untuk berbicara di Brisbane dan Melbourne untuk Festival Antidote.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendeta Dibalik Papan Gereja di Australia yang Selalu Jadi Bahan Pembicaraan