Cholil Ridwan Deklarasikan Partai Masyumi, Yusril Ihza Mahendra Bilang Begini

Senin, 09 November 2020 – 15:01 WIB
Yusril Ihza Mahendra (depan, tengah). Foto: M. Fathra Nazrul Islam

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra menghormati langkah politik yang ditempuh Cholil Ridwan dan beberapa tokoh yang mendeklarasikan berdirinya Partai Masyumi pada 7 November 2020.

Menurut dia, langkah mendirikan partai menjadi bagian dalam demokrasi yang dianut Indonesia.

BACA JUGA: Penjelasan Mahfud MD Soal Kemunculan Masyumi

"Saya menghormati hak setiap orang untuk mendirikan partai politik sebagai bagian dari upaya untuk melaksanakan kehidupan demokrasi di negara kita ini," ujar Yusril dalam keterangan resminya kepada awak media, Senin (9/11).

Terkait pendirian Masyumi, Yusril menyebut hal itu tidak asing terjadi sejak era reformasi.

BACA JUGA: UU Cipta Kerja Diteken Jokowi, Yusril Singgung Soal Salah Ketik

Setelah bubar pada 1960, beberapa kali nama Masyumi hadir dalam perpolitikan di Indonesia pada era reformasi.

Misalnya, kata dia, pada 1999 muncul nama Masyumi digunakan pada sebuah partai baru dan ikut Pemilu 1999.

BACA JUGA: Yusril Ihza Mahendra: Seperti Apa Koordinasi Itu, Tidak Begitu Jelas

Begitu juga nama Masyumi Baru yang digunakan dan juga ikut dalam Pemilu 1999.

Namun, kata dia, perolehan suara partai yang menggunakan nama Masyumi itu tidak baik pada Pemilu.

Kini partai yang menggunakan nama Masyumi masih terdaftar di Kemenkumham, meskipun tidak begitu aktif dalam percaturan politik tanah air.

"Sekarang kedua partai itu, baik Masyumi maupun Masyumi Baru, mungkin masih berdiri sebagai partai politik berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham, tetapi dalam beberapa kali Pemilu terakhir sudah tidak aktif lagi," ujar murid pendiri Masyumi Muhammad Natsir itu.

Yusril mengatakan, mendeklarasikan partai memang mudah.

Namun, urusan mengelola, membina, dan membesarkan partai tidaklah mudah.

Terlebih lagi, ujar dia, orientasi politik rakyat sudah banyak berubah.

"Rakyat tidak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960. Masyarakat kini bahkan lebih praktikal untuk tidak mengatakan pragmatik, dalam menjatuhkan pilihan politik," beber dia.

Yusril juga berbicara soal dirinya yang menjadi pendiri PBB pada tahun 1998.

PBB terus ikut Pemilu sejak 1999 hingga 2019. PBB sendiri, kata Yusril, tidak menyebut diri sebagai Masyumi, Masyumi Baru atau Masyumi Reborn.

"PBB adalah partai baru yang menimba inspirasi dari Partai Masyumi. Sebab, saya yakin, zaman sudah berubah. Situasi politik sudah sangat berbeda dengan zaman tahun 1945-1960 ketika Masyumi ada," ujar dia.

"Membuat partai baru bagi saya sangatlah berat. Mudah-mudahan tidak demikian bagi KH Cholil Ridwan dan para tokoh deklarator yang bersama beliau telah mendeklarasikan berdirinya kembali Masyumi tanggal 7 November kemarin," pungkas dia. (ast/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler