BACA JUGA: Kapitalisasi BUMN Tergerus Rp 222 T
Khusus untuk sektor korporasi, bank yang mayoritas sahamnya dimiliki Grup CIMB itu bakal menggelontorkan kredit tambahan sebesar Rp 500 miliarBACA JUGA: Krisis Ekonomi, Saatnya Genjot Promosi
Turbulensi finansial global, sambung dia, akan membuat korporasi-korporasi melakukan adaptasi terhadap kondisi yang kurang menguntungkan
BACA JUGA: Lebih Lapang, Makin Futuristik
”Itu akan membuat sektor tekstil lebih kompetitif,” ujarnyaSecara umum, kata dia, perseroan masih akan membidik sektor-sektor strategis, seperti perkebunan, pertambangan, infrastruktur, manufaktur, dan telekomunikasi, untuk penyaluran kredit di sektor korporasi”Terutama di sektor telekomunikasi pasarnya masih sangat besarKita akan mencari sektor-sektor baru yang relatif kebal terhadap ancaman krisis,” ujarnya.
Sementara sektor perkebunan dan pertambangan yang dihantui oleh ancaman penurunan harga komoditas tetap akan mendapatkan porsi, namun seleksi akan dilakukan secara lebih ketat”Kami juga akan mencermati kinerja debiturDebitur lama yang kinerjanya bagus tentu masih akan terus kami dukung,” katanyaTerkait ekspansi bisnis, CIMB-Niaga berencana akan masuk ke sektor kredit mikroPerseroan menganggap pasar di sektor tersebut masih besar, kendati para pemainnya juga terus bertambah”Ada 44 juta calon debitur mikro, dan yang tersentuh baru 10 juta,” ujar Presdir CIMB-Niaga Arwin Rasyid.
Tahun depan, sambung Arwin, pihaknya bakal menambah pasokan kredit mikroNamun, perseroan belum akan membentuk semacam unit khusus seperti dilakukan oleh bank-bank lain”Kita akan maksimalkan jaringan saja, di seluruh pelosok,” tuturnya. Dia menambahkan, kendati secara aset perseroan masih berada di nomor enam dalam peta industri perbankan, porsi kredit perseroan mampu mengungguli sejumlah bank yang berada di posisi lima besarItu terlihat dari rasio penyaluran kredit perseroan dibandingkan penghimpunan DPKDPK CIMB-Niaga per November mencapai Rp 79,8 triliun, terbesar kelima di industriSementara outstanding kredit mencapai Rp 71,8 triliun”Ada bank yang asetnya lebih besar daripada kami, tapi penyaluran kreditnya lebih minimItu tidak baik ditinjau dari segi fungsi bankMasak bank itu mau jadi reksadana?” kata mantan presdir PT Bank Danamon Tbk itu(aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wapres Bahas PHK Karyawan PT RAPP
Redaktur : Tim Redaksi