Cinta Lama Bersemi Kembali, Berlumur Darah dan Racun

Kamis, 05 Mei 2016 – 09:16 WIB
Polisi di tempat kejadian perkara. Foto: Metro Siantar/JPG

jpnn.com - NIAS – Hubungan asmara Badu (48) dan Bunga (22), keduanya nama samaran, berakhir pilu. Asmara yang mereka jalin dengan sembunyi-sembunyi terbongkar setelah keduanya ditemukan terkapar.

Bunga berlumur darah dengan luka tikaman, sementara Badu tergeletak usai minum racun. Informasi dihimpun wartawan Metro Siantar (Jawa Pos Group), dari berbagai sumber menyebutkan bahwa cinta lama mereka berdua sudah lama berlangsung dan terpisah karena Badu menikahi wanita lain. 

BACA JUGA: MENGHARUKAN! Ini Harapan Ibu Yuyun untuk Pemerkosa Anaknya

Belum diketahui apa penyebab mereka berpisah. Dan, sekitar 6 bulan lalu, Bunga juga menikah dengan pria lain, yang merupakan seorang duda, sebut saja namanya Golden.

Namun, baru-baru ini, Badu dan Bunga malah kembali menjalin hubungan diam-diam. Hubungan gelap mereka terjalin melalui telepon. Mereka kerap saling berkirim SMS. Padahal, mereka tinggal di kecamatan berbeda. Bunga tinggal di Kecamatan Alasa, sementara Kabuyu tinggal di Kecamatan Afulu. Keduanya berada di Kabupaten Nias Utara, Sumut.

BACA JUGA: Ibunda Yuyun Kini Khawatir Keselamatan Sang Kakak

Dan, petaka itu berawal pada Sabtu (23/4) lalu. Mereka berdua janjian melalui SMS. Dengan sepedamotor, Badu menuju Kecamatan Alasa untuk menjemput Bunga. Badu pergi diam-diam tanpa diketahui oleh istri dan anaknya. 

Begitu juga dengan Bunga. Dia pergi bersama Badu tanpa diketahui suaminya. Keduanya pun berangkat menuju Gunungsitoli. Setibanya di Gunungsitoli, di suatu tempat, mereka menghabiskan waktu dengan memadu kasih.

BACA JUGA: Kubu Ongen Pertimbangkan Minta Kesaksian Jokowi

Namun, kemesraan itu tak berlangsung lama. Pada hari Selasa (26/4) sekitar pukul 15.00 WIB, saat mereka sudah berada di sebuah pondok kebun di Kecamatan Afulu, mereka terlibat cekcok.

Diketahui, keributan tersebut berawal ketika Bunga menyadari bahwa dia tidak mungkin hidup selamanya dengan Badu. Bunga pun minta diantar ke Kecamatan Alasa dan kembali bersama suaminya.

Namun Badu yang merupakan seorang guru ini tidak bernyali mengantar Bunga. Bahkan, untuk kembali rumahnya pun ia tidak berani karena takut ketahuan istrinya. Namun Bunga terus memaksa untuk diantar ke Kecamatan Alasa karena dia merasa bersalah telah membohongi suaminya.

Diduga, desakan Bunga membuat Badu emosi. Pertengkaran semakin besar hingga Badu emosi, lalu mencabut sebilah pisau di pinggangnya dan menikam Bunga. Bunga pun  bersimbah darah dengan beberapa luka tusuk.

Tak lama setelah itu, Badu malah minum racun rumput yang diperolehnya dari sekitar lokasi kejadian. Namun, Badu hanya pingsan. Warga yang mengetahui peristiwa tersebut langsung beramai-ramai mendatangi lokasi dan menemukan keduanya sudah terkapar.

Warga kemudian melaporkan kejadian itu kepada Polsek Lahewa. Dipimpin Kapolsek AKP JP Aruan serta beberapa personel, polisi langsung memberikan pertolongan pertama dengan membawa Badu dan Bunga ke Puskesmas Lahewa. 

Akan tetapi, karena peralatan masih minim, pihak puskesmas menyarankan agar Bunga dibawa ke RSU Gunungsitoli untuk mendapatkan perawatan lebih intensif. Sementara Badu tetap dirawat di Puskesmas Lahewa.

Ps Paur Humas Polres Nias Aiptu O Daeli yang dikonfirmasi wartawan membenarkan peristiwa itu. Dia mengatakan bahwa Badu dijerat Pasal 351 ayat 1 dan 2 dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. (al/arr/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru Tanggalkan Status Napi, Sudah Mau Dipenjara Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler