Ciptakan Karyawan Produktif, Adalah Sebuah Kewajiban

Selasa, 21 Juni 2016 – 13:00 WIB
Direktur BCA Subur Tan. Foto Istimewa

jpnn.com - SEBUAH perusahaan, harus terus mengembangkan karyawannya mulai dari meningkatkan pengetahuan, skill, manajemen, pengembangan diri, dan lain-lainnya.

Sumber daya manusia (SDM), memegang peranan penting dalam memajukan perusahaan. Karena itu, peningkatan kualitas SDM dan pengembangan karyawan menjadi sesuatu yang serius dilakukan, agar karyawan semakin produktif. Terlebih, Indonesia akan menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

BACA JUGA: Keberangkatan Haji, Kuota 2.741 Orang Belum Lunas

Begitu pula dengan regenerasi karyawan, menjadi hal penting bagi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Hal ini juga menjadi perhatian bagi PT Bank Central Asia (BCA). Untuk itu, BCA memiliki BCA Learning Center, yang nantinya akan menjadi BCA Learning Institute, yang tugasnya adalah membekali SDM supaya menjadi bankir yang mumpuni.

Ke depan, BCA tidak hanya melayani nasabah asal Indonesia, namun juga nasabah dari berbagai negara. Untuk itu, BCA Learning Center akan terus melakukan berbagai pengembangan karyawan, mulai dari meningkatkan kemampuan berbahasa asing, skill, manajemen, pengembangan diri, dan lain-lainnya.

BACA JUGA: KPK Garap Anak Aguan Lagi

"Suka tidak suka semua harus belajar. Perusahaan harus menyediakan sarana untuk belajar. Saya juga awalnya tidak paham tentang perbankan karena saya lulusan hukum. Kami butuh belajar untuk tahu banyak hal," kata Subur Tan, Direktur BCA.

Menurut Subur, untuk meningkatkan kemampuan karyawannya, BCA mewajibkan setiap karyawan untuk ikut training. Menurut hitungan Subur, rata-rata satu orang karyawan wajib ikut training selama dua hari dalam satu tahun.

BACA JUGA: Jenderal Badrodin, Umrah, Momong Cucu dan Makan Teratur

Tak hanya training wajib, BCA juga membolehkan karyawannya untuk meningkatkan kemampuan dengan sendirinya.

"Mereka boleh belajar apapun di BCA Learning Center, dengan materi di luar yang menjadi tanggung jawabnya," papar Subur.

Selain di BCA Learning Center, perusahaan juga aktif mengirimkan karyawannya ke berbagai pelatihan-pelatihan, baik di dalam maupun di luar negeri. "Kami juga menyediakan beasiswa. Namun, mereka harus melewati tes untuk bisa mendapatkan beasiswa karena program ini memiliki kuota," ucap Subur.

Selain itu, BCA juga mengadakan training yang komprehensif untuk pengembangan karier bagi karyawan yang dianggap potensial untuk dikembangkan ke jabatan-jabatan yang lebih tinggi. Materi training untuk kenaikan jabatan disesuaikan dengan kebutuhan strategis yang diperlukan oleh BCA.  

“Training untuk pengembangan karir kami selenggarakan mulai dari tahap Pramukarya, Pratama, Pengembangan Manajer Muda 1 dan 2, Madya, hingga Utama untuk mempersiapkan karyawan BCA, agar memiliki wawasan dan keterampilan strategis, sehingga lebih efektif dan termotivasi dalam memimpin unit bisnis masing-masing dan menghadapi tantangan bisnis perbankan di masa mendatang,” tutur Subur.


Regenerasi

Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM ini juga dimaksudkan sebagai proses regenerasi. Pasalnya, manusia tidak akan selamanya bekerja di suatu perusahaan. Sehingga regenerasi patut dilakukan agar keberlangsungan operasional dan pertumbuhan kinerja perusahaan berjalan simultan.

Untuk menyiapkan regenerasi, BCA juga menyediakan training leadership. Menurut Subur, tugas pemimpin adalah menciptakan pemimpin-pemimpin baru untuk meneruskan kepemimpinan dirinya.

"Semua orang di BCA termasuk direksi punya kesadaran dan tanggung jawab untuk mencari pengganti atau menciptakan regenerasi. Kalau semua menyadari itu saya percaya regenerasi bukan isu yang besar dan tidak perlu risau. Saat ini, BCA juga sudah terbiasa dengan perubahan pucuk pimpinan," ungkap dia.

Nah, agar Sahabat Prioritas bisa menciptakan regenerasi yang bagus berikut ada beberapa tips dari Subur Tan.

Pertama, pemimpin harus berani mendelegasikan secara terukur bisnis yang ditanganinya kepada generasi penerus. Sang generasi penerus diberikan kewenangan untuk mengurus bisnis perusahaan, namun tetap dalam kendali pemilik. Hal ini dilakukan agar risiko yang ditimbulkan bisa terukur dan bisa diatasi dengan mudah.

Kedua, sang penerus harus menerima delegasi tersebut, namun tetap belajar secara bijaksana. Sang penerus bisnis bisa memperkaya wawasan dari bisnis yang dijalaninya, namun jangan sampai menimbulkan konflik dari generasi-generasi sebelumnya.

Ketiga, sang penerus harus mengkomunikasikan wawasan baru. Komunikasi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Dengan komunikasi yang baik dan teratur maka wawasan baru bisa dijalankan seoptimal mungkin, tanpa ada perlawanan dari pihak manapun. Yang pasti, inovasi yang dilakukan oleh generasi penerus ini harus memberikan manfaat bagi bisnis keluarga. (adv/bca/chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah..PPP Siap Bantu Daerah Melawan Pemerintah Pusat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler