jpnn.com, SURABAYA - Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya membekuk Juriyanto.
Sebab, pria yang menjadi pelatih bulu tangkis di Karang Pilang tersebut disangka mencabuli dua peserta didiknya yang masih berusia 9 dan 10 tahun. Sebut saja namanya Luna dan Lani.
BACA JUGA: Sopir Travel Cabuli 8 Bocah SD
Pencabulan itu dilakukan dalam latihan bulu tangkis di lapangan Karang Pilang dan Waru.
''Dia (Juriyanto, Red) mengaku sudah lima kali melakukan pencabulan. Semuanya pada 2017,'' kata Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni.
BACA JUGA: Masuki Kamar Gadis Langsung Lepas Busana, Begini Jadinya
Pria yang akrab disapa Yanto itu mengaku aksinya spontan saja. Tanpa ada perencanaan.
Misalnya, Yanto sengaja meraba alat vital Luna saat dia duduk dan memintanya berlatih.
BACA JUGA: Ayah Bejat! Tiduri Anak Kandung Hingga Hamil
Atau, saat Lani mengambil air di toilet Dia meraba kemaluan Luna saat mengajaknya segera kembali ke lapangan.
''Semuanya pakai baju. Hanya meraba-raba,'' ujar Ruth.
Kelakuan Yanto itu membuat anak didiknya risi. Luna dan Lani sempat menunjukkan muka marah.
Tapi, mereka tak berani meski hanya untuk berteriak atau menghindar sekalipun.
Hingga akhirnya, Luna tak tahan lagi dengan kelakuan bejat pelatihnya itu. Gadis cilik tersebut melapor kepada orang tuanya setelah empat kali diperlakukan tak senonoh.
Pengakuan Lani menyusul kemudian. Dua anak itu memang teman dekat. Mereka pernah rasan-rasan soal kelakuan Yanto.
Penyesalan memang selalu datang di akhir. Yanto tak menyangka aksi spontannya itu berujung penjara.
Dia sangat malu di hadapan orang tua korban. Terutama orang tua Luna.
Sebab, tersangka sudah menjadi pelatih Luna selama tiga tahun. ''Udah dipercaya banget, tapi saya malah kayak gini,'' ungkapnya.
Ruth sudah berkoordinasi dengan pemkot untuk menangani masalah pencabulan itu.
Luna dan Lani jelas membutuhkan pendampingan para ahli agar mental dan psikis mereka bisa kembali seperti sediakala.
Juga untuk mengikis memori buruk itu agar tak terus terngiang. ''Nanti konselingnya terjadwal dengan psikolog,'' jelas polwan dengan tiga balok di pundak itu.
Saat ditemui di ruang penyidikan Unit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya kemarin, pria 40 tahun tersebut tak berani melakukan kontak mata.
Mukanya selalu menunduk. Matanya sayu. Sesekali tampak berair. Jemari dua tangannya selalu direkatkan.
Juriyanto kikuk. Dia mengaku dunianya hancur setelah berhadapan dengan penyidik. ''Istri saya belum jenguk,'' ungkapnya.
Rabu malam (29/8) dia didatangi dua orang yang sangat dikenalnya di rumahnya di kawasan Kebraon, Karang Pilang. Yaitu, ayah Luna dan Lani. (mir/c19/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Ini Gagal Nikah, Jadi Gay lalu Cabuli Anak Kecil
Redaktur & Reporter : Natalia