Climate Change Sepak Bola Kita

Selasa, 14 Desember 2010 – 16:20 WIB

Publik bola kita tak bosan-bosan bergunjing sosok Irfan BachdimStriker timnas PSSI di Piala AFF, yang bertampang cool dan imut-imut keren itu mengubah pamor olahraga rakyat ini

BACA JUGA: Berkawan Upin Ipin Bro!

Dalam hitungan hari popularitas bola menanjak selangit, menyisihkan Festival Film Indonesia (FFI) yang juga sedang mendapat angin di masyarakat
Bahkan sempat meredupkan isu suap yang menggoyang Mahkamah Konstitusi (MK), lembaga yudikatif paling bersih, dalam dua minggu terakhir ini

BACA JUGA: Gue Bilang Juga Ape!



Hampir semua stasiun televisi, infotainment, media radio, dotcom, berburu sensasi dari bintang-bintang bola pendatang baru itu
Atmosfer ’’gila bola’’ tak lagi milik suporter bertampang serem, berwajah beringas dan menguasai metro mini lagi

BACA JUGA: Yang Penting Menang Bro!

Nggak percaya" Lihat saja nanti suasana di Stadion GBK! Komposisi penonton cewek lebih menyemutTribun VVIP, VIP Barat- VIP Timur, yang harga tiketnya lumayan mahal–Rp 500 ribu– banyak direservasi fans cewekWow

:TERKAIT Sebuah pemandangan yang amat jalang, jarang dan langkaSaya bayangkan, betapa asyiknya menonton partai semifinal-final tiga hari lagiBisa cuci mata, kiri kanan cantik, wangi parfum, sorak-sorai suara feminin, cukup sensasionalIni kali pertama dalam sejarah Senayan diserbu suporter bola perempuanMereka memang tak banyak tahu soal bola, nggak penting juga tahu bola, dan mungkin juga nggak begitu peduli akan bolaYang mereka tunggu adalah gol  Irfan Bachdim, ekspresi pria seksi itu setelah menjebol gawang lawan, dan Indonesia Juara

Antara entertainmen, fans, sport dan bolasionalismeMereka juga nggak pusing sang idola sudah punya pacar Jennifer Jasmin, seorang model cantik di Jerman sanaJangankan pacar yang jauh di mata, pasangan yang dekat saja bisa di-tackling kok" Sebelum ada janur (daun kelapa muda, red) melengkung, berarti masih acceptable dong" Mungkin begitu pikirnya" Ah, apapun alasan mereka ngefans Irfan, tidak teramat pentingYang perlu dicatat adalah, inilah masa emas sepak bola kita!

Momentum yang amat sulit ditemukanBola menjadi medan magnit yang berdaya pikat kuatBola mencapai level yang setara dengan selebritiPemain bola jadi objek yang dikejar-kejar fans-nya, bahkan lebih histeris daripada bintang film papan atasBahkan, banyak juga selebriti yang ikut-ikutan ngefans sama si Arjuna kelahiran Amsterdam, berusia 22 tahun ituIklim sepak bola kita sedang berubah, serasa climate changeSinyal perubahan itu sudah terdeteksi sejak tiga kali kemenangan mengagumkan Irfan dkk di Piala AFF

Kawan-kawan wartawan PSSI yang biasa memantau timnas pun dibuat sesak nafas tiga hari terakhirAkses mereka untuk interview pun tak lagi leluasaPelatih Alfred Riedl melarang pemain diganggu oleh siapapun, termasuk wartawanGara-garanya, setiap timnas berlatih, banyak fans datang, ingin foto, ingin bicara, ingin bersalaman, ingin tandatangan, mungkin juga ingin mencium pria yang punya followers 192 ribu lebih di akun twitter-nya @IrfanBachdim10 itu

Sampai di lobi Hotel Sultan pun, mereka masih dikuntit fansJuara dunia bulutangkis, peraih emas olimpiade pun, tak diperlakukan seistimewa ituRiedl boleh juga, menakhodai timnas ini punya prinsip dan karakter yang okeDia sempat melarang keras Irfan diwawancara reporter infotainment, ketika dicegat di bus”Kalian ini bukan pemain sirkus! Ayo masuk, cepat.Cepat!” ucap Riedl, pelatih berusia 61 tahun asal Austria ituSaking gemasnya, squad-nya kok nampang di acara-acara hiburan"

”Ayo Bachdim! Jangan sampai kamu diatur mereka!” tegas Riedl dengan intonasi tinggiBukan hanya ituSaat berlatih, lapangan harus steril, diberi batas garis dengan tali rafiaReporter, fans, wartawan, siapapun tak dibenarkan menyenggol garis demarkasi ituAnda mau coba-coba" Pasti kena semprit! Offside! Bisa-bisa kena kartu merah! Interview hanya dilayani Riedl setelah berlatihStrict

Menyentak juga statemen Alfred Riedl di depan wartawan, 10 Desember lalu”Apa yang terjadi saat ini, pemain sudah seperti sirkusIni sangat berlebihanKami ingin kerjasama dengan media, tetapi bukan seperti ini caranyaPemain saya bukanlah kuda sirkus dan anda sutradaranya yang bisa menyuruh mereka melakukan ini dan ituIni tak boleh terjadi, dan saya harap kalian mau bekerjasama!”

Pelatih yang mantan pemain depan Austria itu memang menerapkan disiplin tinggiLihat saja di bangku cadangan, tak seorang pun pengurus –termasuk Nurdin Halid, Ketua PSSI•duduk di sana! Mau Presiden SBY, mau Sultan, mau pimpinan DPR RI, no way! Dia juga tak mau secuilpun dipengaruhi dalam memasang pemainBenar-benar total football, disiplin olahraga, nggak mau diusik kepentingan pencitraan

Di internal timnas PSSI sendiri rupanya juga ditimpa perubahan iklim yang dramatikJauh berbeda dari sebelumnyaMungkin, inilah salah satu faktor, mengapa Rield sukses menggarap timnas Vietnam dan Laos" Karena, menang di tiga laga itu tak berarti apa-apa jika dua partai terakhir gagal! Jangan terlena, simpan dulu rasa bangga itu, karena perjalanan belum sampai ke titik klimaksFilipina dan Vietnam juga bukan kacang goreng, yang renyah dikunyah! Mereka bisa seperti Tom & Jerry! Habis dilindas, dimutilasi, digoreng, dimakan, masih bisa hidup dan hidup lagiWalt Disney sudah memberi isyarat, seekor tikus pun bisa mempermalukan kucing, dan mengadu domba dengan anjing! (***)

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler